[D-23] : Begal

355 55 0
                                    

Saat di perjalanan menuju apartemennya, tiba-tiba taksinya dicegat di sebuah jalan yang sangat sepi.

Ciiiitttt.. Supir taksi refleks mengerem mendadak.

"Aduh!" pekik Nayla terkejut. "Kenapa berhenti mendadak, Pak?" tanya Nayla kemudian.

"Maaf Mbak, sepertinya kita dalam bahaya," ucap supir taksi.

"Maksud Bapak apa?" bingung Nayla.

"Itu, Mbak." Tunjuk supir taksi ke arah depan.

Nayla melihat di depan taksinya ada dua orang yang berbadan besar dan berpakaian serba hitam.

"Woy! Buka pintunya!" seru mereka sambil gedor-gedor kaca taksi.

"Mereka siapa, Pak?" tanya Nayla mulai cemas.

"Sepertinya mereka begal, Mbak."

"Pak, kita kabur aja yuk!" ajak Nayla.

"BUKA PINTUNYA ATAU GUE PECAHIN KACA TAKSI LO!" ancam salah satu begal.

"Gimana nih, Pak?"

"Mbak tenang ya. Biar saya keluar dulu buat ngelawan mereka. Mbak tunggu di sini aja ya."

"Jangan, Pak! Nanti kalau mereka ngapa-ngapain Bapak gimana? Lagipula mereka berdua sedangkan Bapak sendirian."

"Nggak papa Mbak, saya akan berusaha."

Saat si supir taksi keluar, dua begal tersebut langsung menyerangnya. Tak ayal, perkelahianpun tidak dapat dihindari lagi.

🍂🍂🍂

"Duh, gimana nih? Masa gue diem aja sih? Nggak nggak. Gue harus minta pertolongan. Gue telfon Raffy aja."

Nayla sudah menelepon Raffy sebanyak tiga kali tapi tidak diangkat sama sekali.

"Raffy ke mana sih? Ck, apa gue telfon Arsen aja kali ya? Iya deh, gue coba."

Saat Nayla akan menelepon Arsen, ia melihat si supir taksi sudah babak belur dan mulai kesusahan melawan kedua begal.

Nayla memutuskan diam-diam keluar dari taksi lalu berlari menjauh.

Sambil berlari, Nayla mencoba menelepon Arsen.

🍂🍂🍂

Di lain tempat. Kini, Arsen sudah berada di depan rumah Zifa. Ia memutuskan untuk menunggu sang pacar di dalam mobil saja.

Yaa, sesuai keinginan Zifa, malam ini mereka akan dinner bersama.

Tiba-tiba handphone Arsen berdering. Drt drt drt.. Nayla's calling..

Arsenpun langsung mengangkatnya.

"Halo, Nay. Ada apa?"

"Arsen, tolongin gue.. Gue takut, Sen.. Hosh hosh.."

"Lo kenapa, Nay? Kok ngos-ngosan gitu?"

"Ceritanya panjang. Intinya taksi yang gue tumpangin dicegat sama begal. Terus sekarang gue lagi kabur. Tapi gue nggak tau harus ke mana dan gue takut begalnya bakal nemuin gue. Please Sen, tolongin gue!"

"Lo tenang dulu ya. Sekarang lo share loc posisi lo lagi di mana. Gue ke sana sekarang."

"Iya, Sen. Buruan ya!"

🍂🍂🍂

Bertepatan dengan Nayla mengirim share loc, Zifa baru saja keluar rumah. Saat Zifa menutup gerbangnya, tiba-tiba Arsen langsung pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun.

"Arsen kamu mau ke mana?" tanya Zifa agak berteriak tapi diabaikan oleh Arsen.

"Kok Arsen pergi gitu aja sih? Masa iya dia marah karena kelamaan nunggu gue. Kayaknya enggak deh. Apa dia ada urusan mendadak ya? Tapi kenapa nggak bilang dulu sama gue? Tau ah. Mending gue telfon aja."

Zifa menelepon Arsen berkali-kali tapi direject oleh Arsen.

"Kok direject terus? Ck, sebenernya Arsen kenapa sih?" bingung Zifa.

🍂🍂🍂

Kini Arsen tengah melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh. Ia berharap bisa cepat sampai dan bisa menyelamatkan gadisnya itu.

🍂🍂🍂

Nayla mulai kelelahan berlari. Ia mencoba mencari tempat untuk sembunyi. Lalu sampailah Nayla di sebuah gang buntu di mana terdapat sebuah tong besar. Nayla memutuskan bersembunyi di situ.

Ternyata para begal masih mengejar Nayla.

"Sial! Tuh cewek larinya cepet banget sih," ucap begal 1.

"Sstt sstt," panggil begal 2 seolah memberikan kode.

"Kenapa?" tanya begal 1.

"Tuh, liat!" Begal 2 menunjuk tong besar di mana terlihat tas selempang milik Nayla.

"Pelan-pelan," lirih begal 2.

Begal 1 dan 2 berjalan perlahan menuju tempat persembunyian Nayla.

Posisi Nayla duduk sambil memeluk kedua lututnya dan kepalanya menunduk. Dalam hati ia mengucapkan berbagai do'a untuk meminta perlindungan pada Yang Maha Kuasa.

"Ternyata lo di sini," ucap begal 1.

Deg! Perlahan Nayla mendongak dan menatap kedua begal di hadapannya. Sekujur tubuh Nayla langsung membeku. Keringat dingin semakin bercucuran membasahi wajah cantiknya.

"Tolong jangan ganggu saya!" pinta Nayla.

"Kalau kalian mau uang saya, silakan ambil aja. Tapi tolong biarin saya pergi!" pinta Nayla lagi sambil menyodorkan tasnya.

"Kita nggak cuma butuh uang lo, tapi tubuh lo juga."

"Lo cantik, banget malah. Jadi sayang kalau kita nggak apa-apain."

Nayla semakin ketakutan. Berbagai pikiran buruk merasuki otaknya. Kedua begal langsung menarik tangan Nayla dan membawanya pergi.

"Lepasin saya!" pinta Nayla.

"TOLONG! TOLONG!" teriak Nayla.

"Percuma lo minta tolong, nggak bakal ada yang denger lo."

"TOLONG!" teriak Nayla lebih keras.

"Di sini nggak ada orang lain selain kita, jadi percuma lo mau teriak sampe suara lo abis juga nggak bakal ada yang nolongin lo."

"Saya mohon lepasin saya hikshiks!" pinta Nayla mulai menangis.

"Kita bawa ke mana nih cewek?"

"Hotel enak kayaknya."

"Jangan hotel, rame, banyak orang. Ntar mereka pada curiga."

"Terus ke mana dong?"

"Di dalem taksi tadi gimana? Kayaknya bakalan seru tuh."

"Setuju. Sekalian nambah pengalaman baru."

Arsen lo di mana? Please, tolongin gue, Sen! Batin Nayla.

🍂🍂🍂

Saat Nayla akan dipaksa masuk ke taksi, tiba-tiba..

"LEPASIN DIA!" teriak seseorang membuat Nayla dan kedua begal langsung menoleh.

2812 (COMPLETED)Where stories live. Discover now