[D-18] : Winterrr

400 56 0
                                    

Jam 3 sore, Arsen meninggalkan kantornya karena ia ada rapat dengan manajer dan tim bandnya.

Yaa, jadi Arsen mempunyai sebuah band bernama Winterrr.

Winterrr beranggotakan 3 orang yaitu Arsen, Jeff, dan Reza.

Arsen sebagai vokalis dan gitaris, Jeff sebagai bassis, dan Reza sebagai drummer.

Di band tersebut, Arsen memiliki seorang manajer yang biasanya ia panggil dengan sebutan ibu. Lalu si ibu tersebut mempunyai suami yang bertugas sebagai road manajer dan videografer. Arsen biasa memanggilnya dengan sebutan bapak.

🍂🍂🍂

📍Basecamp

"Hai, Bu, Pak, guys," sapa Arsen pada manajer, teman band, dan timnya.

"Hai, Sen," balas mereka.

"Zifa mana?" tanya ibu.

"Tadi sih bilangnya mau ke mall. Cuma nggak tau deh udah pulang atau belum," jawab Arsen.

"Tapi dia bilang ikut meeting atau nggak?"

"Diusahakan ikut."

Jadi, selain sebagai pacar Arsen, di band Winterrr, Zifa bertugas sebagai creative director.

"Oke, kita mulai sekarang atau gimana nih?" tanya bapak.

Ceklek.. Tiba-tiba pintu terbuka dan memunculkan sosok Zifa.

"Sorry ya gue telat," ucap Zifa.

"Tumben Zif kamu telat?" tanya ibu.

"Tadi habis dari mall sama ciwi-ciwi, terus karena keasikan ngobrol jadi lupa waktu deh. Maaf banget ya," jawab Zifa.

"Ciwi-ciwi siapa, Zif?" tanya Reza yang lagi mode kepo.

"Biasa, Fina, Angel, Mira, terus Nayla."

"Nayla juga ikut?" tanya Arsen terkejut mendengar nama Nayla disebut.

"Ikut cuma bentar karena dia harus balik ke kantornya."

"Oh."

"Nayla siapa?" tanya ibu.

"Doinya Raffy," jawab Zifa.

"Oalah," ucap ibu manggut-manggut.

"Yaudah yuk kita mulai meetingnya!" ajak bapak.

Semua orang mulai terlihat serius.

"Assalamu'alaikum, selamat sore semuanya. Jadi meeting kali ini kita akan membahas tentang kelanjutan project video klip lagu terbaru Winterrr yang berjudul Rooftop. Kemarin kan kita udah bahas konsepnya gimana, terus udah nentuin modelnya siapa, nah sekarang kita mau ngefixin lokasinya di mana," ucap bapak.

"Jadi sesuai judul lagunya yaitu Rooftop, maka kita akan mengambil lokasi rooftop salah satu perusahaan di Jakarta. Kemarin kita udah nyari-nyari rooftop mana yang sekiranya cocok dan kita lebih menyarankan rooftopnya perusahaan N. Karena kita rasa lokasinya strategis dan dari atas bisa keliatan indahnya kota Jakarta. Gimana dari kalian? Setuju atau ada saran lain?" lanjut ibu.

"Boleh liat foto rooftop perusahaan N nggak, Bu?" tanya Jeff.

"Sebentar. Nah, ini dia foto-fotonya," ucap ibu menunjukkan foto di layar handphonenya.

"Bagus banget, Bu," puji Reza.

"Iya. Kayaknya cocok buat video klip kita," ucap Jeff.

"Kalau senja pasti keliatan bagus banget," tambah Reza.

"Tapi permasalahannya, sampai sekarang kita belum mengajukan perizinan, sedangkan rencananya kita kan lusa udah bisa dimulai syutingnya," ucap ibu.

"Kenapa belum, Bu?" tanya Jeff.

"Karena kita nunggu persetujuan dari kalian. Tadinya kita mau meeting dari kemarin-kemarin, tapi karena kalian lagi sibuk, jadi kita undur hari ini. Terus mau meeting online, tapi bentrok sama jadwal kalian kan. Jadinya ya nggak bisa," jawab ibu.

"Apa kita bisa dapet izin hanya dalam sehari?" tanya Reza.

"Ibu sih nggak yakin ya, soalnya belum tentu pemilik perusahaan N akan langsung mengiyakan. Pasti akan ada banyak pertanyaan yang dilontarkan. Belum lagi kesibukannya yang bisa membuat kita sulit menemuinya."

"Berarti kemungkinan jadwal syuting akan diundur?" tanya Jeff.

"Kemungkinan besar, iya."

"Apa kita nggak bisa nyari rooftop lain yang lebih mudah buat izinnya?" tanya Zifa.

"Lokasi yang paling cocok ya cuma di perusahaan N. Kalau maksain di perusahaan lain ya bisa-bisanya hasilnya nggak maksimal."

"Kenapa kita nggak pakek rooftop perusahaannya Arsen aja?" tanya Jeff.

"Oh iya ya, perusahaan Arsen kan bisa tuh, Bu," ucap Reza.

"Nggak bisa," sahut Arsen.

"Kenapa, Sen?" tanya Jeff.

"Rooftop gue lagi direnovasi dan minggu depan baru kelar," jawab Arsen.

"Yaahh.. Terus gimana dong?" bingung Reza.

"Terpaksa kita undur syutingnya. Terus besok pagi ibu sama bapak akan ke perusahaan N untuk mengajukan perizinan," ucap ibu.

"Biar aku aja yang ngurus soal perizinan," ucap Arsen.

"Loh? Kenapa jadi kamu, Sen?" tanya ibu.

"Aku kenal sama pemilik perusahaan N dan akan aku pastikan dia mudah memberikan izin. Jadi lusa kita tetep bisa mulai syutingnya," jawab Arsen.

"Lo serius Sen kenal sama pemiliknya?" tanya Jeff memastikan dan Arsen langsung mengangguk.

"Emang siapa Sen pemiliknya?" tanya Zifa penasaran.

"Nayla," jujur Arsen.

"Hah? Nayla pemilik perusahaan N? Kamu serius?" kaget Zifa.

"Serius."

"Bentar-bentar, ini Nayla yang dimaksud, Nayla yang katanya doinya Raffy?" tanya ibu memastikan.

"Iya, Bu," jawab Arsen.

"Kalau gitu biar aku aja Sen yang bilang ke Nayla. Kan lebih enak tuh kalau cewek sama cewek. In Syaa Allah Nayla akan ngasih izin kok," ucap Zifa.

"Jangan! Biar aku aja, Zif. Soalnya aku mau bahas proyek sama Nayla. Jadi biar sekalian gitu ngomongnya. Lagipula kasian kamunya kalau harus nyamperin Nayla segala."

"Kan bisa lewat telfon, Sen."

"Nggak sopan bahas masalah ginian lewat telfon, Zif."

"Terus kamu gimana? Berarti kamu ketemuan sama Nayla?"

"Ketemuan untuk bahas pekerjaan dan perizinan. Bukan untuk hal yang lain kok."

"Udah Zif, nggak usah cemburu. Arsen nggak akan macem-macem kok," ucap Jeff.

"Iya, Zif. Lo percaya aja sama Arsen. Lagipula biar lusa kita jadi syuting," tambah Reza.

"Yaudah deh, kamu aja yang izin ke Nayla," ucap Zifa.

"Nah, berarti fix ya kita makek rooftop perusahaan N dan soal perizinan biar diurus sama Arsen," ucap bapak.

"Fix."

"Kabari secepatnya ya, Sen."

"Siap, Bu!"

2812 (COMPLETED)Where stories live. Discover now