[D-23] : Bandara

357 54 0
                                    

Nayla dkk pulang ke apartemen.
Sesampainya di apart, mereka langsung duduk di sofa ruang tamu.

Lalu Nayla membuka handphonenya dan ternyata ada sebuah pesan masuk dari Arsen.

From : Arsen
Kalau lo udah pulang, langsung ke apart gue. Gue tungguin! Penting.

"Guys, gue ke apart Arsen bentar ya," ucap Nayla berdiri.

"Mau ngapain, Nay?" tanya Nila.

"Nggak tau, Arsen bilang ada yang penting."

"Yaudah. Hati-hati, Nay!" pesan Evi.

"Ya elah cuma ke situ doang kali, Vi."

"Kan siapa tau lo nabrak semut atau apa gitu hehe."

"Ada-ada aja lo. Yaudah gue ke sana dulu."

🍂🍂🍂

Nayla memencet bel dan tak butuh waktu lama, Arsen langsung membukakan pintu.

Naylapun segera masuk ke dalam.

"Ada apa lo nyuruh gue ke sini?" tanya Nayla to the point saat ia dan Arsen sudah duduk di sofa.

"Kenapa lo boong sama gue?" tanya Arsen balik.

Nayla mengernyitkan dahinya. "Boong soal apa?"

"Katanya lo mau ke pantai, taunya malah ke mall," jawab Arsen.

"Ya terus kenapa kalau gue nggak jadi ke pantai dan malah ke mall? Masalah buat lo?" tanya Nayla agak sewot.

"Asal lo tau, gue udah nyusulin lo ke pantai. Gue nyariin lo tapi ternyata lo nggak ada," ucap Arsen.

"Ngapain lo nyusulin gue?"

"Eeee.. Hhhmm.."

"Apa hah? Lo mau alasan apa? Gue bener-bener nggak ngerti ya sama lo. Kemarin lo nyusulin gue ke dufan dan sekarang ke pantai. Emang segitu pentingnya gue di hidup lo sampe lo mau ngikutin ke manapun gue pergi?"

"Iya. Lo emang penting di hidup gue," jujur Arsen.

Seketika Nayla terdiam sambil membulatkan matanya.

"Maksud gue, lo kan udah jadi temen gue, jadi lo termasuk penting di hidup gue. Terus kan lo baru di Jakarta, takutnya lo malah nyasar. Makanya gue ngikutin lo. Ya siapa tau bisa sekalian jalan-jalan bareng gitu," jelas Arsen kemudian.

"Kalau lo mau ikut jalan-jalan, kenapa nggak bilang langsung ke gue?"

"Emang lo bakal ngizinin?"

"Emang lo mau cowok sendiri?"

"Yaaa.. Ya mau. Kenapa enggak?"

"Terus kenapa setiap lo nyusulin gue, lo malah ngajak Zifa?"

"Biar gue nggak nyusulin sendirian."

"Huft.. Oke kalau itu alasan lo, gue ngucapin makasih karena lo udah peduli sama gue. Tapi jujur Sen, gue nggak suka sama cara lo. Gue nggak nyaman lo ikutin kayak gitu."

"Gue minta maaf Nay, gue udah bikin lo nggak nyaman. Gue janji nggak akan kayak gitu lagi."

"Janji ya?"

"Iya, janji."

"Yaudah kalau gitu gue balik dulu."

"Mau ke mana?"

"Apart lah."

"Baru juga di sini sebentar, Nay."

"Gue harus masak, Sen. Kasian temen-temen gue udah pada laper."

"Gue juga laper, Nay."

"Emang lo belum makan?"

"Belum. Tadi Zifa buru-buru ngajak pulang, jadi nggak sempet makan dulu deh," jawab Arsen berbohong. Padahal tadi sebelum pulang, ia dan Zifa menyempatkan makan seafood di resto yang ada di dekat pantai.

"Kalau gitu gue balik ke apart dulu, masak, terus ntar ke sini lagi, nganterin makanan buat lo, oke?"

"Gue ikut ke apart lo aja ya."

"Ngapain ikut?"

"Gue bosen Nay di sini sendirian. Mendingan ke apart lo, rame, ada lo sama temen-temen lo. Boleh ya? Please!"

"Yaudah boleh. Yuk buruan!"

"Yes! Oke, Nay."

🍂🍂🍂

Nayla dan Arsen masuk ke dalam apartemen. Nila dan Evi masih di ruang tamu.

"Nay, gue la-.. Arsen?" kaget Evi saat menoleh dan mendapati sosok idolanya tersebut.

"Hai," sapa Arsen dengan ramah.

"Ha-hai," balas Evi tersenyum kikuk.

"Lo tadi mau ngomong apa, Vi?" tanya Nayla.

"Gue laper Nay hehe," jawab Evi.

"Yaudah gue masak dulu ya. Sen, lo nggak papa ya nunggu di sini sama mereka?"

"Gue ikut ke dapur aja ya Nay, sekalian bantuin lo masak."

"Iyain aja, Nay," sahut Evi.

"Kenapa lo semangat banget, Vi?" heran Nila.

"Hehehe.. Gue takut nggak bisa ngontrol diri gue kalau ada Arsen di sini," jujur Evi.

"Emang kenapa kalau ada gue?" tanya Arsen tidak mengerti.

"Nggak. Nggak papa hehe," jawab Evi.

"Yaudah lo ikut gue ke dapur," ucap Nayla.

"Oke. Duluan ya," pamit Arsen.

"Iya, Sen," balas Evi. Sedangkan Nila hanya menganggukkan kepalanya.

"Gila, Arsen cakep banget, La! Huwaaa.. Rasanya pengen gue karungin tuh orang," heboh Evi setelah Arsen dan Nayla pergi.

"Kumat deh alaynya," cibir Nila.

"Biarin wleee," acuh Evi.

🍂🍂🍂

Kini Nayla, Arsen, Nila, dan Evi baru saja selesai makan.

"Gue bantuin nyuci piring ya, Nay," ucap Arsen saat melihat Nayla akan mengambili piring-piring kotor.

"Terserah lo," balas Nayla.

Saat Arsen akan membantu Nayla, tiba-tiba handphonenya berdering. Bapak's calling..

"Halo. Kenapa, Pak?"

...

"Oh iya. Aku otw sekarang."

Tuttt.. Panggilan berakhir.

"Sorry Nay, gue harus ke basecamp sekarang, soalnya ada meeting penting," ucap Arsen.

"Oke. Hati-hati ya!" pesan Nayla.

"Iya. Makasih buat makannya. Gue duluan ya," pamit Arsen pada kedua sahabat Nayla.

🍂🍂🍂

Sore harinya, Nayla mengantarkan Nila ke bandara dengan naik taksi. Evi tidak ikut karena ada acara kantor yang tidak bisa ditinggalkan.

📍Bandara

"Thanks ya Nay udah bolehin gue nginep di apart lo. Thanks juga udah masakin gue terus," ucap Nila.

"Sama-sama, La. Gue juga makasih karena lo udah nyempetin waktu buat ke Jakarta," balas Nayla.

"Iya, Nay. Gue harus masuk sekarang ya. Lo jaga diri baik-baik! Gue tunggu di Surabaya."

"Siap, La. Lo juga ya. Safe flight!"

"Oke, Nay. Bye. See you!"

"Bye, Nila. See you too!"

Nila berjalan menjauhi Nayla.

Setelah tubuh Nila tidak terlihat lagi, Nayla segera keluar dari bandara.

2812 (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang