[D-9] : Kopi

532 62 8
                                    

📍Dapur

Kini Nayla tengah fokus memotong bawang merah.

Tiba-tiba Arsen datang dan memanggil namanya. "Nayla!"

Naylapun langsung menoleh.

"Ap- ARSEN LO APA-APAAN SIH? KENAPA PAKEK HANDUK DOANG HAH?" kaget Nayla saat melihat tubuh Arsen yang hanya dililit oleh handuk saja.

Ya Tuhan! Masa pagi-pagi udah dapet godaan kayak gini. Kuatkan iman hamba, Ya Tuhan. Batin Nayla.

"Sorry, Nay. Tadi gue baru inget kalau gue nggak bawa baju ganti. Makanya deh cuma pakek handuk doang," jawab Arsen.

"Terus ngapain lo ke sini? Kenapa nggak langsung ke apart lo buat ngambil baju?"

"Gue mau minta tolong sama lo. Ambilin baju ganti gue ya. Soalnya nggak mungkin kalau gue keluar dalam keadaan kayak gini. Ntar kalau ada yang ngeliat bisa-bisa langsung heboh."

"Bener-bener ngerepotin ya lo," kesal Nayla.

"Please, Nay! Tolongin gue," pinta Arsen memelas.

"Ck, oke gue ambilin. Password lo apaan?" tanya Nayla.

"Tanggal lahir gue," jawab Arsen tersenyum karena Nayla mau membantunya.

"Ya berapa tanggal lahir lo, Arsen?"

"Masa lo nggak tau tanggal lahir gue berapa?"

"Kalau gue tau, gue nggak akan nanya sama lo."

"Lo beneran nggak tau?" tanya Arsen memicingkan matanya

"Nggak. Udah, buruan berapa?" tanya Nayla lagi.

"2812."

"Gitu kek dari tadi."

Nayla segera mencuci tangannya lalu bergegas pergi. Namun saat baru tiga langkah berjalan, Nayla berbalik badan menatap Arsen. Arsen yang ditatap menaikkan sebelah alisnya seolah bertanya, "Ada apa?"

"Gue.. Gue pakek ngambilin itu lo?" tanya Nayla dengan ragu.

"Itu apa?" tanya Arsen tidak mengerti.

"Anu."

"Anu apa, Nay?"

"Ish, masa lo nggak tau sih?"

"Gue nggak tau. Emang apaan sih?"

"Daleman lo, Arsen," geram Nayla.

"Oh, bilang dong," ucap Arsen lalu terkekeh.

"Jadi gue pakek ngambilin itu juga nggak?" tanya Nayla.

"Ya iyalah, Nayla. Masa gue nggak pakek daleman. Gimana sih lo?"

"Gue nggak pernah nyentuh gituan, Sen."

"Ya makanya biar pernah."

"Gue takut," cicit Nayla.

"Nggak perlu takut kali, Nay. Daleman gue nggak bakal ngapa-ngapain lo kok," ucap Arsen.

"Gue ngeliatnya aja ngeri apalagi sampe megang, Sen."

"Itung-itung latian, Nay. Ntar lo juga bakal jadi istri kan? Jadi biar terbiasa ngeliat itunya suami lo."

"Tapi kan masih lama, Sen."

"Ya latiannya mulai dari sekarang, Nay."

"Tap-"

"Buruan ambilin, Nay! Sebelum handuk gue melorot nih. Emangnya lo mau ngeliat-"

"Nggak usah diterusin. Gue ambilin sekarang juga," sahut Nayla lalu segera buru-buru ke apartemen Arsen

🍂🍂🍂

2812 (COMPLETED)Where stories live. Discover now