63. Jatuh Cinta

1.3K 126 18
                                    

Ini menjijikkan ges, jauh-jauh dari sini😴

-----------

Jatuh cinta itu klise. Ketemu, saling suka, jatuh cinta. Tapi berbeda dengan lo, gue harus melalui beribu tahap dulu baru bisa masuk tahap jatuh cinta.

°Anka°

-----------



Suara krasak-krusuk membangunkan Ayna. Dia melirik jam dinding yang berada tepat di depan mata.

Pukul sembilan lewat lima menit tertera jelas disana. Berusaha bangkit, mengumpulkan nyawa, mengucek mata hingga gadis itu mulai beranjak ke kamar mandi.

Ayna bercermin. Mencuci wajah dengan sabun dan air, lalu mengusapnya pada handuk yang selalu dia sediakan di depan cermin.

Kembali menguap, Ayna merasa dia masih butuh bergelut dengan kasur dan gulingnya lagi. Sehingga, gadis berkenakan baju tidur bergambar winnie the pooh itu kembali melangkah pada kasur king size miliknya.

Tetapi suara krasak-krusuk kembali mengusiknya. Awalnya Ayna pikir itu kucing, tetapi sepertinya tidak mungkin.

Wajah Ayna berubah pias. Rasa kantuknya mendadak hilang entah kemana.

"Anjir, maling?"

Ayna menggigit bibir bawahnya cemas. "Masih lebih baik maling dah, daripada setan, bisa mampus gue."

Membunuh rasa takut, Ayna melangkahkan kaki keluar kamar. Keringat sudah mengucur deras dari pelipisnya. Sungguh, Ayna itu sangat takut pada yang namanya Hantu. Lebih baik dia dipertemukan dengan seribu satu kecoak daripada harus bersitatap dengan makhluk halus itu.

Menemukan kemoceng, Ayna mulai menggenggamnya dan kembali menuju dapur dimana suara tersebut berasal.

Selanglah demi selangkah. Jantungnya kian dipompa.

Hingga sampai di depan pintu dapur .... Dia tidak menemukan siapapun. Astaga.

Ayna melotot. "Tuh kan bener, hantu," cicit Ayna ketakutan.

Ayna menggeleng tak percaya. Matanya menyorot pada wastafel. "Anjay, ada darah!!!!" pekik dirinya. Kemoceng yang dia pegang seketika terjatuh. Tubuh Ayna lemas dan lunglai.

Dia berusaha berbalik menuju ruang tamu, tetapi ketika di pembelokan antara dapur dan meja makan, kehadiran seseorang membuat Ayna spontan melempar guci besar yang ada di sampingnya.

"BABI!!!!!!" umpat Ayna refleks.

Tak sampai disitu, Ayna bahkan sudah berlari kencang menuju pintu utama agar bisa keluar.

Dia mencak-mencak dan berteriak kencang kala tangannya ditarik.

"AYAHHHHH TOLONGIN AYNAAAAAAAAAAAAAA!!!!"

"JANGAN BUNUH GUE, SET. GUE MASIH MAO HIDUP. LO CARI TUMBAL LAIN DEH. JANGAN DI RUMAH GUE! GUE MASIH PUNYA AYAH YANG HARUS GUE URUS DAN JAGA BAIK-BAIK! TOLONG, SET. LO PASTI NGERTI MAKSUD GUE, KAN? NGERTI, KAN? LO PASTI PUNYA AYAH, LO PASTI NGERTI GIMANA RAS-"

"Sekali lagi lo bicara, gue sumpal mulut lo."

Mata Ayna membulat. Dia menepis tangan besar yang tengah membekap bibirnya. Berbalik dan balas menatap orang di depannya dengan emosi yang sudah berapi-api.

"ANJING BANGET YA LO! ANKA TAI! GUE UDAH PARNO DULUAN!!!!! LO BIKIN GUE TAKUT, SETAN!" Ayna menghentak-hentakkan kakinya kesal.

Rasa takut Ayna tidak dibuat-buat. Tubuhnya sungguh gemetaran tadi.

My Enemy Ayna Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang