22. Adu Jotos

1.9K 123 4
                                    

Sakit hati gue bukan untuk lo

-R-

***

Benar saja apa yang diduga oleh Ayna semalam, kondisinya tidak baik sekarang, suhu tubuhnya bahkan sudah naik beberapa celcius.

Hari ini adalah hari minggu, tidak ada siapa pun di rumah Ayna selain dirinya. Bahkan untuk berjalan mengambil minum saja Ayna tak mampu. Jadi, apa yang harus Ayna lakukan sekarang? Haruskah ia mati?

Ayna menggelengkan kepalanya, ia tidak mau meninggalkan Refyal. Kalau dirinya mati, dia takut Refyal akan panik dan khawatir lalu menyusul dirinya ke alam fana.

"Uhuk...uhuk...."

Ayna terbatuk saat tenggorokannya lagi-lagi terasa ngilu. "Aduh, anjir. Perasaan semalem gue cuman nonton sama makan bareng Kak Refyal aja deh. Kok sampe lebeh gini sih?"

Ayna melirik jendela luar rumahnya, disana ada Anka yang sedang menaiki motornya. "Masih pagi gini, udah ganteng aja adek ipar gue," ucap Ayna ketika melihat penampilan Anka yang rapi, kaus putih yang terbalut jaket hitam, juga celana robek di bawah lutut, menambah kesan nakal pada Anka.

Ayna mengedikkan bahunya tak peduli, baginya hanya Refyal yang sempurna. Ayna masuk ke dalam kamar untuk membersihkan dirinya. Semalam Ayahnya tidak pulang, jadi sepulang 'jalan' dengan Refyal, Ayna segera tidur tanpa harus dimarahi karena pulang telat.

Selesai mandi Ayna berencana untuk menonton televisi, tetapi lama-kelamaan terasa membosankan. Akhirnya Ayna memutuskan pergi ke rumah Nayna.

"Hello! Anybody home?" teriak Ayna tepat di depan rumah Nayna.

Beberapa detik kemudian Nayna muncul dari pintu. "Kenapa, Na?"

Ayna nyengir. "No problem, Tante. Aku boleh numpang makan gak, Tan? Sebagai tetangga yang baik, Tante mau dong kan numpang orang yang lagi kelaparan ini?"

"Yaudah ayo masuk, siapa yang larang coba. Lagian tumben-tumbenan kamu minta ijin. Biasa juga langsung nyelesup masuk rumah orang tanpa permisi."

"Ck, minta ijin salah, gak minta ijin juga salah. Mana yang betol coba?" gumam Ayna.

"Ayah kamu semalem pulang?"

"Kagak," jawab Ayna santai, ia mengambil piring lalu menyendokkan nasi sebanyak mungkin tanpa rasa malu.

Nayna ber-oh.

"Anka mana, Tan?" tanya Ayna sambil memakan ayam gorengnya.

"Main."

"Main? Setau aku sih, si Anka itu bukan anak sd lagi, Tan."

"Nongkrong bareng temennya, Na. Kamu tuh sok polos ya."

Ayna tertawa kecil. "Emang aku polos."

Ting

"Ada tamu, Tan," celetuk Ayna tetap melanjutkan aksi makannya.

"Gak usah kamu bilang juga Tante dah tau," Nayna pergi meninggalkan Ayna lalu membuka pintu.

Ayna yang terlalu asik makan tidak terlalu memerdulikan siapa tamu Nayna. Tetapi sampai selesai makan pun Nayna masih belum kembali. Ayna melirik ke arah pintu utama untuk memastikan, pintunya masih terbuka, berarti mereka sedang mengobrol di luar.

Ayna memeriksa isi kulkas, terdapat banyak coklat di dalam. Ayna mulai tergiur untuk membuat coklat panas. Ia memanaskan air lalu memasukkan coklatnya.

"Tan! Aku lagi buat coklat panas nih, Tante mau juga gak?" teriak Ayna.

"Oh! Boleh, Na. Sekalian bawain minum buat Refyal juga ya," balas Nayna dengan berteriak juga.

My Enemy Ayna Where stories live. Discover now