7. Nyontek

2.7K 165 56
                                    

"Nyebelin banget sih tuh mafia. Mana ada sahabat kek dia," Ayna berjalan sambil terus mencibir membuat beberapa orang menatapnya bingung. Sementara Meli yang sedari tadi ditarik pun hanya pasrah saja.

"Duh, Na. Bunuh orang itu dosa nggak, sih?" Ayna langsung menolehkan kepala.

"Wahh, pas banget, gue juga pengin bunuh si mafia. Dosa nggak tuh?"

Meli memutar bola matanya jengah. "Entah, pikir aja sendiri, Na."

"Gue gak bisa berpikir kalo belom makan. Makanya ayok kita makan, tenaga gue udah dikuras sebelum waktunya huhu," seru Ayna dengan nada yang didramatisir.

"Cih, udah lo yang daritadi ngoceh-ngoceh. Pake segala mau mikir, emang lo bisa mikir?"

Ayna melirik Meli sambil menyengir. "Lo kan tau gue anti banget sama yang namanya mikir."

"Iyain, makanya ayoo ke kantin, ntar masuk lagi," kali ini Meli yang menarik tangan Ayna.

Sesampainya di kantin, Ayna dan Meli mencari meja yang kosong. Beruntung, ada sebuah meja kosong yang terdapat di sebelah anak kelas dua belas. Ayna bodo amat dan langsung duduk disana.

Tetap pada prinsip Ayna 'bahwa Ayna tidak mau membeli makanan sendiri kalau masih ada manusia lain yang bisa membelikannya.' jadilah Meli harus terpaksa berhimpitan dengan murid lain hanya untuk membelikan makanan Ayna.

"Oh iya, Na. Gue belum nanya tuh, tadi pagi ngapa lo telat dateng? Biasanya juga lo udah keliaran di daerah anak kelas dua belas pagi-pagi buta, apalagi tadi ada pr, gak biasanya lo gak nyontek paling depan," tanya Meli setelah memesan dan menyodorkan batagor Ayna. Ayna menerimanya lalu mulai melahap.

"Emang kenapa?"

"Yee gue nanya, lo malah nanya balek, gak boleh gitu, Na. Dosa," kesal Dara.

Ayna mengernyit. "Siapa bilang dosa? Enak aja lo. Suka-suka gue dong. Hidup gue ya gue yang punya!" ucap Ayna tak terbantahkan.

Dara mengusap dadanya sabar menghadapi Ayna. "Na, lo tuh... Ishh gak ngerti lagi mau bilang apa. Capek gue sumpah."

Ayna mengambil esnya lalu meminumnya santai. "Kenapa lo? Capek ngapain emang? Abis lari marathon keliling raja ampat?"

"Bukan keliling raja ampat lagi, tapi keliling seluruh indonesia!"

Ayna menatapnya tak percaya. "Weitss hebat banget gila sahabat gue yang satu ini," Ayna menunjuk-nunjuk wajah Meli dengan jari telunjuk. "Gak nyangka gue, lo sekuat itu. Kapan-kapan ajak gue dong, Dar. Biar gue bisa kurangin lemak. Siapa tau Kak Refyal abis itu ngelirik gue."

Dara mengusap wajahnya jenuh. "Bicara sama lo udah buat gue kenyang," Meli berdiri, keluar dari meja kantin dan meninggalkan makanan yang tadinya menggiurkan. Tetapi sekarang terasa hambar hanya karena melihat wajah Ayna.

Ayna tertawa kencang. "Mel, jangan tinggalin gue. Gue kan belum mau jadi janda kedua. Si Nafia udah ninggalin gue, masa lo juga sih?" tutur Ayna ngawur.

Meli tidak menggubris,  dia terus berjalan. Sedangkan Ayna terus terkikik sambil memakan habis makanan Meli tadi. Tidak masalah, ditinggal kawan tapi dapat makanan gratis. Banyak lagi. Siapa yang tidak mau.

My Enemy Ayna Where stories live. Discover now