20. Mulai Jahil

2K 125 6
                                    

"Ka! Mau ya? Mau ya? Ya? Ya? Ya?" Ayna terus mengikuti langkah Anka. Ia tidak ingin berhenti memohon. Karena ia rasa, dia harus lebih berusaha untuk memohon pada Anka.

"Gak!"

"Ish lo tuh pelit amat dah. Entar kuburan lo sempit tuh, mau lo?" ancam Ayna.

"Gak!"

"Elah sama temen sendiri juga, apa susahnya jadi mak comblang gue?"

"Sejak kapan kita jadi temen hah?!" Anka mendorong dahi Ayna dengan kuat.

"Wah parah lo emang. Kita kan udah temenan sejak sd. Sejak lo suka sama si Nolla tuh."

Anka menatap Ayna dengan tajam, mencoba memperingati.

Ayna nyengir. "Iya. Gak bakal gue bilang lagi deh kalau lo mau nyomblangi gue sama abang lo."

"Gak!"

"Ishh bentar lagi si Ucup ultah loh, hadiah lo sama gue bantuin gue deketin abang lo yak," Ayna mengangguk-anggukkan kepalanya untuk terus membujuk Anka.

"Lah, si Ucup yang ultah ngapa gue harus ngasih hadiah ke elo?"

"Yakan dia sohib gue, jadi lo juga harus kasih hadiah ke gue lah. Lucu lo ya!"

Anka memutar bola matanya malas. "Terserah!" Anka kembali melanjutkan langkahnya, kali ini Ayna menghadang dengan menghadapkan tubuhnya di depan Anka.

"Jadi lo mau bantuin gue?" tanya Ayna dengan mata berbinar.

Anka merapatkan bibirnya. "Sekali lagi ya gue bilang sama lo, gue gak mau jadi mak comblang lo."

"Ta-"

"Dan kalau lo minta lagi pun, jawaban gue untuk seterusnya adalah 'Gak!' ngerti lo!" Anka memasukkan kedua tangannya ke kantung celana. Dengan gaya soknya ia meninggalkan Ayna yang terus mengumpat.

"Tai lo emang squidward sok cool!"

***

Ayna berjalan dengan menghentak-hentakkan kakinya sebal. Dia memasuki rumahnya dengan buncahan hati yang penuh dengan emosi.

"Kurang ajar tuh si Anka. Untung dia adeknya Kak Refyal. Kalo gak, udah gue mutilasi dari dulu."

Ayna kembali membuka laptopnya. "Dimana sih video itu. Perasaan kemarin ada."

Setelah mencari lagi dan lagi, video itu tetap tidak ada. Ayna menggembungkan pipinya. "KALO KEK GINI CARANYA, KAPAN GUE BISA JADIAN SAMA KAK REFYAL?!"

Ayna menjambak rambutnya frustasi. Jangankan tahap jadian, tahap pdkt saja dia belum. Sungguh menyedihkan hidup Ayna.

Ayna memutuskan untuk mandi, dia butuh membersihkan otaknya terlebih dahulu. Ayna pun menutup laptopnya dengan kasar. Dia jadi merasa benci dengan laptop itu.

Ayna memasuki kamar mandi, ia mulai menghidupkan shower lalu membasahi seluruh tubuhnya.

Setelah lima belas menit, Ayna sudah bersih dan wangi dengan pakaian rumah, yaitu kaos oblong berwarna hitam dengan size longgar dan celana training lebar. Karena terlalu bosan, Ayna membuka ponselnya.

My Enemy Ayna Where stories live. Discover now