50. Cemburu Nggak, Sih

1.7K 115 9
                                    

Brum

Brumm

Brummm

"Haelah, nih motor kaga bisa dikontrol dikit apa?"

Brummm

"Doh kalo gini lama-lama gue didemo masal sama warga."

Brummmm

Pshhhh

"Anjir mati kan!" teriak Ayna kesal sambil memukul stang motor yang ia naiki.

Ayna berdecak kesal sambil mencak-mencak.

"Oi!"

Ayna menoleh ketika seseorang di depan pagar rumahnya memanggil.

"Oii!" balas Ayna semangat.

Anka berjalan memasuki perkarangan rumah Ayna yang terbuka.

"Berisik amat sih lo. Lo kira ini blok punya nenek lo?" sarkas Anka.

"Dih, kenapa sih? Datang-datang malah marah."

Ayna memicing tidak suka, ia menelisik penampilan Anka dari atas ke bawah. "Mau kemana lo? Masih pagi gini udah rapi banget."

Alis Anka terangkat satu. "Urusan lo?"

Ayna cemberut. "YA URUSAN GUE! LO DISINI KAN TUJUANNYA JUGA MAU NEMUIN GUE!"

"Cih, najis banget nemuin lo. Orang gue disuruh nyokap biar lo jangan pernah hidupin motor butut lo itu lagi."

"Eh sembarangan! Ini gue tadi lagi nyoba-nyoba doang tapi gak taunya malah mati."

Anka tertawa remeh. "Itu artinya motor lo beneran butut."

Anka berjalan meninggalkan Ayna yang mencak-mencak. Ia menaiki motornya yang ia parkir di depan pagar rumah Ayna. Ayna yang tidak rela diperlakukan seperti tadi dengan gesit berlari menghampiri Anka.

"Mau kemana lo? Gue ikutttttt!" kata Ayna sambil memeluk pinggang Anka.

Anka terkejut, ia tidak menyangka Ayna berani menyentuhnya.

"Ka! Gue seriusan ini. Gue kepo sama lo yang tiap hari libur selalu rapi dan pergi keluar. Gue sering mikir kalo lo punya cewek. Gue jadi curiga kalo lo sering tawuran dan palakin anak orang dijalan, gue mikir lo bukan Anka yang biasa," oceh Ayna yang tidak-tidak bahkan Anka sampai memutar bola matanya malas. "Lo mau kemana sih sebenernya? Kasih tau gue dong. Kalo misalnya lo gak mau beritahu gue, kasih ijin gue ikut sama lo."

Ayna semakin mengeratkan pelukannya dipinggang Anka.

Anka menghela napas gusar. Ia menyentil tangan Ayna dengan keras. Dan berhasil saja, si empu tangan langsung terlonjak kaget sambil menjauhkan diri darinya.

"Bangsat emang lo ya."

Anka mendengus. "Lo yang bangsat! Urusan lo apa? Gue mau kemana aja juga bukan urusan lo! Lo urusin aja sana sang pujaan hati lo, si Refyal! Gak usah urusin urusan gue."

Setelah mengatakan hal itu, Anka langsung melajukan motornya meninggalkan Ayna yang masih terbengong.

"Apaan sih, tiba-tiba ngomongin dia. Dasar gila."

***

Ayna berbaring malas dikasurnya. Setelah acara pagi tadi, dimana Anka pergi tanpa membiarkannya ikut, Ayna langsung masuk ke dalam rumah dan memilih tidur.

Sekarang masih jam 2 siang, Ayna terbangun karena sakit perut. Dia membuang hajat lalu setelah itu meminum obat agar tidak merasa sakit lagi. Tetapi ketika Ayna ingin kembali tidur, ia tidak bisa karena sudah tidak mengantuk.

My Enemy Ayna Where stories live. Discover now