38. Benar-Benar Peduli?

1.9K 130 1
                                    

Suka boleh, ngemis jangan. Cinta emang merendah, tapi nggak murahan.

-A-

***

"Ayna....?" Nanci nampak berpikir. "Lo.... yang pergi bareng Anka waktu itukan?"

Dara menatap Ayna diikuti yang lainnya.

"Ya, mungkin," jawab Ayna mencoba santai.

Nanci menaikkan satu alisnya ke atas. "Oke."

"Kak Nanci! Oyla mau nonton, tapi Athan gak ngasih."

Nanci melirik Oyla yang tiba-tiba datang dari ruang keluarga. "ATHAN! JANGAN KEK GITU YA. BAGI-BAGI SAMA OYLA!"

"IYA!" sahut Athan langsung menjawab.

Oyla kembali masuk ke dalam ruang keluarga. Tetapi Athan tetap tidak mau memberikannya remote televisi.

"Kak Nanci." Oyla berlari menuju Nanci, menangis sekalian terisak kecil.

"Lohhh, kok nangis lagi?"

"Athan tetep gak mau ngasih Oyla remote tv." Oyla mengusap pipinya dengan lucu.

"ATHAN!"

Tidak ada jawaban, Nanci pun harus ikut sabar menghadapi tingkah laku Athan.

"Bentar ya, gue ada urusan." Nanci bangkit dari duduknya menuju tempat Athan berada.

Oyla ingin mengikuti tetapi ketika melihat seseorang yang dirasa pernah ia jumpa membuat Oyla mengurungkan niatnya untuk mengikuti Nanci.

"Kakak yang kemarin ada di taman belakang kan?" tanya Oyla dengan pipi menggembulnya, ditambah air mata yang masih menggenang di pelupuk matanya.

Ayna heran, ia sedang bertanya pada siapa sekarang. Jadilah Ayna tidak membalas pertanyaan Oyla dan mengalihkan pandangannya.

Dara yang memperhatikan respon Ayna sedikit meringis. Tidak tahukah Ayna kalau respon kecil seperti itu bisa saja menyakiti hati anak lucu nan polos yang ada di hadapan mereka sekarang.

"M-mungkin kamu salah orang. Kakak itu nggak pernah kesini sebelumnya," kata Dara.

Oyla mengangguk. "Jadi Kakak bukan orang yang hapenya ketinggalan itu?"

Ayna sedikit memicingkan matanya karena mendengar kata ponsel.

Oyla menunggu jawaban dari Ayna tetapi Ayna tetap tak mau jawab.

"Bukan. Hape Kakak itu masih ada kok," balas Dara lagi.

Oyla kembali mengangguk.

"Ngomong-ngomong nama kamu siapa?" kali ini Messy yang bertanya.

"Nama aku Oyla."

"Just Oyla?"

"Yessss."

Messy dan Dara tertawa melihat respon Oyla yang terlalu lucu, ia mengangguk dengan semangat sambil mengangkat kedua tangannya.

"Umur kamu berapa?"

Oyla mengangkat kedua jarinya, satu jarinya berjumlah lima dan satunya lagi berjumlah dua. "Tujuh tahun, Kak."

"Wahhhhh kamu pinter. Belajar sama siapa?"

"Sama Kak Nanci."

"OYLAAA!" panggil Nanci dari dalam ruang.

Dengan semangat Oyla berdiri dari duduknya dan pergi berlari menuju Nanci berada, sebelumnya ia telah permisi pada Messy.

My Enemy Ayna Where stories live. Discover now