56. Jati Diri Refyal

1.5K 114 37
                                    

Aku lelah selalu mengingatkan kalian untuk vote dan voment, tapi tetep gak mau.

Ya udah, happy reading.

°°°

Orang jahat tempatnya gak disini, tapi di neraka.

°°°

"Anka!"

Seruan tersebut jelas terdengar oleh telinga Anka. Tetapi dia tidak peduli dan menulikan pendengarannya. Lebih baik dia bergegas pulang ke rumah untuk berganti pakaian lalu menuju rumah sakit untuk membesuk Ayna.

Anka menaiki motornya dan segera menyalakan mesin tetapi sebuah tangan menghentikan pergerakannya.

Anka berdecak.

"Ayna mana?"

Suara itu, Anka sangat muak dengannya.

Menghela napas, turun dari motor lalu menatap manusia yang ia anggap menjijikkan itu dengan malas membuat Refyal terasa terintimidasi.

"Ayna mana gue tanya?" ketus Refyal.

Bibir Anka berkedut. Ia membasahi bibirnya lalu menatap Refyal dengan satu alis terangkat. "Ayna? Apa hubungannya sama lo?"

Rahang Refyal mengeras. "Gue tanya mana anjing!"

Anka tertawa. "Gue lebih suka sikap lo yang kayak gini tau, itu menunjukkan sifat lo yang asli. Kalau kayak biasanya ya, lo itu munafik!" kata Anka sambil menekan kata munafik agar membuat darah Refyal mendidih. Dan benar saja, Refyal sudah termakan emosinya sendiri. Tetapi sepertinya dia berusaha menahannya agar image yang selama ini ia jaga tidak hancur dalam sehari.

Anka berdecih membayangkan sifat menjijikkan Refyal. Sekarang dia tidak peduli, maka dari itu dia segera menaiki motor lalu memutar kunci motor ingin menghidupkan mesin motornya lagi. Tetapi pergerakannya terhenti ketika Refyal tiba-tiba meninjunya tepat di pelipis.

"Sialan lo! Gue tanya Ayna mana?!"

Kali ini emosi Anka yang mendidih. Dia mengusap pelipisnya yang mengeluarkan darah di sekitar bibir.

"Yang bener aja," tanpa membuang waktu Anka langsung turun dari motor lalu memberikan balasan yang sama terhadap Refyal.

Parkiran semakin ramai dan sekarang mereka berdua menjadi tontonan gratis para murid.

"Bangsat!"

Jadilah adegan tonjok-tonjokan yang membuat para murid yang mulanya tenang menjadi panik akibat darah terus mengalir dari pelipis dan kening keduanya.

"Woy! Apaan lo berdua," teriak Lanfi yang tiba-tiba datang setelah mendengar berita kakak-beradik itu tengah bertengkar. "Woy udah setan!"

Lanfi berusaha memisahkan tetapi sebuah bogeman mendarat tepat di hidungnya sehingga darah segar mengalir dari hidungnya. "KAMPRET! PARAH BANGET WOY!" Lanfi meringis kesakitan sambil mengusap darah yang terus mengalir itu. "Bisa-bisa hidung gue mancung ke dalam nih," bisa-bisanya disaat seperti ini dia memikirkan hidung.

Anka meringis ketika merasakan salah satu rahangnya hampir patah. Pukulan Refyal itu benar-benar luar biasa. Tetapi dia tak lengah, langsung saja dia membalas pukulan yang tak kalah kuat dari Refyal.

"Lo mau apa brengsek? Nolla udah lo lecehin sekarang APA?! LO PIKIR GUE BODOH NYERAHIN AYNA GITU AJA KE LO YANG MUNA INI?! Selama ini lo kemana aja waktu Ayna ngejar-ngejar lo? KEMANA AJA?! Lo bahkan gak pernah ngehargain dia sedikit aja. Dia selalu ngejar lo tapi selalu lo abaikan dan lo lebih milih yang mulus, sekarang giliran yang mulus itu udah rusak lo malah manfaatin dia biar bisa lo APA-APAIN IYA?! JAWAB BANGSAT!" baru kali ini Anka mengucapkan kalimat terpanjang selama hidupnya. Dan itu demi membela Ayna. Kalau Ayna tau, bisa besar kepala dia.

My Enemy Ayna Where stories live. Discover now