48. Ceker Ayam

1.8K 137 8
                                    

HAPPY READING GAYS:D

Jan lupa vote yaw😀

***

Ting!

Dengan gesit Ayna buru-buru turun dari kamarnya, dengan langkah cepat ia berjalan menuju pintu.

Ting!

Bel rumahnya kembali berbunyi, Ayna sudah tahu itu siapa dan ia berniat segera membukanya.

"Iya sabar elah ini juga gue mau buka," kata Ayna.

Setelah benar-benar sampai di depan Ayna membuka pintu, dan nampaklah wajah sahabat kecil Ayna itu.

"Yok," ujar Anka lalu meninggalkan Ayna.

Ayna mengikuti Anka selepas mengunci pintu rumahnya. Ia berusaha menguringi langkahnya sama dengan Anka.

"Kita jalan kaki?" tanya Ayna ketika matanya tidak sama sekali melihat motor Anka.

Anka hanya bergumam tanpa membalas, ia bahkan tidak melihat Ayna dan terus berjalan. Ayna sendiri bingung melihat reaksi Anka. Ini nih namanya squidward sok cool, squidward kan gayanya kayak gini.

Mereka terus berjalan menuju lapangan. Memang lapangan untuk latihan basket yang sudah disepakati Dion yang lainnya tidak jauh dari rumah Anka. Hanya membutuhkan beberapa belokan blok ke blok.

Beberapa menit terlewati hingga akhirnya mereka berdua telah sampai di tempat tujuan, dan ternyata sudah banyak para--calon penerus Refyal--yang berlatih. Anka terlihat tidak peduli sambil berjalan menghampiri Dion.

Dion yang menyadari kehadiran Anka langsung menoleh. "Lama banget anjir lo dateng. Kita udah latihan tiga kali asal lo tahu, dan lo baru dateng sekarang."

"Ya namanya tadi gue tidur dulu, heboh banget sih lo yang pentingkan gue udah dateng," jawab Anka kelewat santai.

"Ck terserah lo dah pokoknya cepet ayo kita latihan!" titah Dion.

Anka hanya mengangguk dan mengalihkan pandangannya ke Ayna. "Lo duduk sono, gue latihan bentar."

Ayna ikut mengangguk dan menuruti perkataan Anka, ia menepi dan ikut gabung dengan para penonton lainnya. Semua penontonnya cewek dan mungkin mereka sama seperti dirinya dan Anka. Lapangan tersebut adalah lapangan outdorr jadi mereka harus menahan teriknya panas matahari yang menyengat tubuh mereka ketika latihan.

Daerah sekitar sini memang sepi, tetapi jika ada latihan seperti ini atau hal lainnya banyak yang sekadar duduk atau menonton sekejap. Ayna sendiri merasa bodo amat dan fokus melihat sahabat kecilnya itu.

Anka bermain dengan lincah, badannya yang sangat pas dan sangat cocok menambah kesan keren dimata Ayna. Belum lagi skillnya yang sangat membuat bibir Ayna membulat kagum, benar-benar mirip Refyal, eh- tapi Ayna merasa mereka berbeda.

Setelah latihan pertama dirasa selesai, napas Ayna tertahan ketika melihat mereka semua berkeringat sambil ngos-ngosan. Oh ayolah, cowok berkeringat itu sangat... sangat apa ya, sangat oke untuk diliat. Bahkan Ayna saja sudah menggigit bibir ketika Anka mulai berjalan mendekatinya.

Tanpa menunggu waktu lagi Ayna mengambil satu botol minuman dingin di sampingnya dan langsung memberikan pada Anka.

Anka menerima tanpa bantahan dan meminumnya, bahkan sesekali ia memercikkan air tersebut ke wajah maupun tubuhnya.

"Capek banget apa?" tanya Ayna sambil ngeringis.

"Lo liat gimana?" jawab Anka tak santai. Setelah selesai minum mereka kembali ke lapangan melanjutkan latihan.

My Enemy Ayna Where stories live. Discover now