76

852 56 0
                                    

"Mom?" Seorang gadis menuruni tangga mewah rumahnya, matanya  menyelidik sosok yang dicarinya, gadis itu terus berjalan sampai dia menemukan sosok ibunya sedang duduk diteras halaman belakang rumahnya sambil memegang buku ditangannya.

"Mom?" Gadis itu tersenyum dan memeluk wanita didepannya dengan erat.

"Dear, kau sudah bangun? Apa kau sudah sarapan?" Wanita itu meletakan buku kemeja kemudian tangannya menepuk-nepuk pundak anak gadisnya yang mengangguk menjawab pertanyaannya.

"Apa Dad sudah kekantor?" Anaknya melepaskan pelukannya dan duduk dipangkuan ibunya.

"Dia sudah berangkat lima belas menit yang lalu dan dia selalu melewatkan sarapannya akhir-akhir ini." Ibunya berkata, sangat kentara jika saat ini wanita itu sedang protes karena sikap suaminya.

"Kau tahu sendiri dia adalah seorang hard working sejati?" Anak gadisnya terkekeh pelan kemudian menciumi pipi ibunya.

"Victoria, carilah pacar agar bisa kau ciumi pipinya jangan jadikan wanita tua didepanmu ini sebagai korban?" Wanita itu tertawa kemudian anaknya juga ikut tertawa.

"Aku tidak suka berpacaran Mom aku ingin segera menikah tapi nanti setelah aku memiliki bisnis sendiri dan berhasil mengolahnya?" Anaknya beralibi dia melihat ibunya mengerutkan dahinya kemudian dia tertawa lagi.

"Sepertinya sifat mandiriku mengalir didalam tubuhmu." Ibunya berkata dengan penuh percaya diri.

"Mom, ceritakan kepadaku kapan pertama kali kau jatuh cinta kepada Dad." Anaknya turun dari pangkuan ibunya kemudian duduk dibangku satunya.

"Aku sudah menceritakannya berkali-kali kepadamu apa kau tidak bosan mendengarnya?" Ibunya bertanya, wanita itu menyilangkan kakinya dan mengambil satu buah anggur untuk dia makan.

"Tidak, ayo ceritakan lagi?" Gadis itu terus memaksa ibunya untuk menuruti kemauan dirinya namun tak bersambut.

"Kau tidak bosan tapi aku yang bosan! pergi mandilah Vic, kita akan pergi kerumah nenek sore nanti, auntie Rachel dan Judy menunggumu disana" ibunya beranjak dari tempat duduknya meninggalkan anaknya yang sedang menyesap lemon tea miliknya yang masih hangat.

"Apa aku boleh membawa seorang teman kesana?" Victoria bertanya kepada ibunya yang sudah berjalan meninggalkannya.

"Kau akan datang bersama Nikchyun?" Ibunya berbalik kearahnya.

"Darimana Mom bisa tahu?" Gadis itu nampak terkejut mendengar ucapan ibunya kepada dirinya.

"Feeling seorang ibu?" Ibunya menjawab kemudian berlalu lagi.

"Kau menggelikan Mom?" Victoria tersenyum geli lalu mengambil cangkir lemon tea dan menghabiskan isinya kemudian pergi mandi.

"Kau menggelikan Mom?" Victoria tersenyum geli lalu mengambil cangkir lemon tea dan menghabiskan isinya kemudian pergi mandi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

...

Pemandangan hijau terhampar luas diarea lapangan golf di pusat kota, terlihat dua orang pria dengan tiga caddy sedang berjalan menyusurinya.

"Permainanmu hari ini jelek dude! Apa kau sedang banyak pikiran?" Seorang pria bertanya kepada anak laki-lakinya yang sedang menenggak air mineral dinginnya untuk mengobati rasa dahaganya.

"Judy?" Pria itu bertanya lagi seolah dia bisa membaca pikiran anak laki-lakinya yang sudah tertawa getir seketika setelah mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut ayahnya.

"Berjuanglah Chriss kau tahu keluarga Choi tak terkalahkan! Kau hanya terus berjuang bila diperlukan sedikit pemaksaan kenapa tidak?" Pria itu nampak sedang mengajari anaknya mengenai trik-triknya dalam mengejar target utama.

"Judy berbeda dengan gadis lainnya Dad!" Chriss beralibi.

"Semua wanita itu sama dude, kau hanya perlu mendapatkan hatinya saja jika sudah dapat mereka akan berbalik mengejarmu, percayalah kepadaku!" Young Do berujar lagi dia bahkan sangat antusias mengajarkan hal itu kepada anak laki-laki satu-satunya yang akan mewarisi seluruh kekayaannya.

"Kau terlihat seperti seorang pakar percintaan Dad tapi kenyataannya ketika kau masih SMA kau tidak bisa menaklukan hati seorang wanita yang bernama. . ." Chriss nampal berfikir.

"Ah entahlah aku lupa dengan namanya?" Laki-laki itu beruca lagi.

"Siap yang menceritakan kepadamu?" Ayahnya membulatkan matanya kepadanya, pria itu nampak terkejut karena perkataan anak laki-lakinya saat itu.

"Bibi Rachel!" Criss menjawab tegas.

"Dengarkan aku Chriss jangan ceritakan ini kepada ibumu jika kau tidak ingin aku menarik kartu kreditmu, kau tahu?!" Young Do nampak khawatir namun pria itu berusaha menutupinya.

"Haha Kau sudah mendapatkan hati Mom tapi kau sendiri masih takut dengannya? Kau pakar percintaan yang konyol Dad!" Chriss tertawa dia bahkan sampai tersedak minumannya sendiri karena melihat ekspresi muka ayahnya yang sangat menggelikan.

"Diamlah bodoh!" Young Do menginterupsi, pria itu malu karena anaknya membuka aibnya yang sengaja dia tutupi rapat-rapat selama ini.

"Apa kau tahu Mom sudah tahu tentang ini?" Chriss bertanya kepadanya, laki-laki itu nampak masih terbatuk-batuk karena dia baru saja tersedak minumannya sendiri.

"Bagaimana mungkin?" Young Do terkejut dia sama sekali tidak berusaha menutupi ekspresinya saat ini seperti tadi.

"Sebenarnya bibi rachel menceritakan ini kepada Mom dan karena aku berada bersamanya saat itu aku juga ikut mendengarnya?" Chriss menjawabnya.

"Tapi kenapa dia tidak marah kepadaku? Itu aneh!" Young Do sedikit berfikir dia mengambil botol minumannya dan meneguk isinya kedalam tenggorokannya.

"Mom berfikir itu sudah berlalu dan kau tidak mungkin berselingkuh dibelakang Mom?" Chriss menjawabnya lagi.

"Kenapa wanita itu percaya diri sekali?" Young Do hampir tidak percaya dengan apa yang diucapkan anaknya itu kepadanya.

"Kenyataannya seperti itu Dad kau yang terlihat tidak berdaya jika sedang adu mulut dengannya? Kau selalu kalah walaupun pada kenyataannya kau dipihak yang benar!" Chriss berargumen dan dia melihat tatapan ayahnya yang tidak hentinya terkejut hari ini.

"Hahaha ini menyedihkan untuk seseorang yang bermarga Choi!" Chriss tertawa lagi sambil memegangi perutnya, kelakuan ayahnya hari ini membuat perutnya sakit dan dia mungkin bisa mati karena geli.

"Diamlah Chriss atau aku akan menarik kartu kreditmu saat ini juga!" Ayahnya mengancamnya untuk tidak menertawainya namun sepertinya usahanya sia-sia.

"Akan ku adukan kepada Mom tentang tadi kau meminta nomor telepon Caddy cantik itu Dad kita lihat saja siapa yang akan menarik kartu kredit kita?! Hahaha" Chriss balik mengancam.

"Oh God bagaimana mungkin sifat licikku aku turunkan kepadamu?" Young Do menggeleng-gelengkan kepalanya dia tidak tahu lagi bagaimana caranya menghadapi anak laki-lakinya yang semakin hari bertumbuh semakin mirip dengan dirinya.

"Seperti kakek yang menurunkan sifat liciknya kepadamu Tuan Choi Young Do!" Chriss menjawab sambil menepuk-nepuk pundak ayahnya seolah memintanya untuk tenang.

"Seperti kakek yang menurunkan sifat liciknya kepadamu Tuan Choi Young Do!" Chriss menjawab sambil menepuk-nepuk pundak ayahnya seolah memintanya untuk tenang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

The Heirs 2 (Complete)Where stories live. Discover now