49

1.7K 98 3
                                    

Bo Na membuka matanya ketika dia merasakan ponselnya bergetar, 35 panggilan tak terjawab ada di notifikasi ponselnya. Dia membulatkan matanya setelah melihat gambar Yoon Chan Young tertera dipanggilan teleponnya.

Bo Na tidak langsung mengangkatnya dia masih menimbang keputusannya, dia masih ragu untuk mengangkat telepon dari mantan kekasihnya tersebut namun dia tidak bisa menolaknya begitu saja. Ada rasa sesak yang tertahan dihatinya selama ini yang ingin dia keluarkan dan dia ingin Chan Young tahu tentang itu.

Bo Na melirik ponselnya yang lampunya sudah mati kemudian kembali menyala, masih dengan nama dan foto yang sama yang tertera di ponselnya.

"Ehhmm" Bo Na membersihkan tenggorokannya agar suara serak khas bangun tidurnya tidak terlalu kentara.

"Yeoboseyo?" Bo Na mulai berbicara.

"Yeoboseyo?" Bo Na bicara lagi seteah dia tidak mendengar Chan Young menjawab sapaannya.

"Lee Bo Na bisa kita bertemu? Apa kau punya waktu untuku?" Chan Young mulai bersuara untuk sekian lama.

"Maaf aku sibuk!" Bo Na berseru kini mulutnya mengkhianati hatinya.

"Bo Na kumohon sebentar saja, ada hal penting yang ingin aku katakan kepadamu?" Chan Young memohon, Bo Na mendengar helaan nafas mantan kekasihnya setelah dia mengucapkan kalimat itu.

"Sudah aku katakan aku sibuk dan aku tidak punya waktu?" Bo Na masih bersikeras membohongi hatinya demi harga dirinya yang menurut Kai lebih tinggi dari puncak himalaya.

Tok...tok...tok...

Bo Na beranjak dari tempat tidurnya karena seseorang mengetuk pintu kamarnya dan segera memutar knop pintu untuk melihat siapa yang datang.

"Ini yang kau katakan sibuk?" Chan Young berdiri diambang pintu kamarnya, bibirnya menyunggingkan senyum kearahnya.

Bo Na menatapnya dengan tatapan tidak percaya, mantan kekasihnya memang sangat suka menemuinya tiba-tiba.

Pernah suatu hari Chan Young datang pagi-pagi sekali kerumah Bo Na dan dia bertemu dengan Hyun Jin karena orang tua Bo Na sedang terbang ke Maroko untuk urusan bisnis. Chan Young datang dan kakak laki-lakinya menyuruhnya untuk langsung masuk kedalam kamar Bo Na untuk membangunkannya.

Chan Young masih ingat betapa kagetnya Bo Na ketika melihat dirinya berada ditepi kasur wanita tersebut. Bo Na selalu berusaha menutupi mukanya dengan selimut atau bantal agar tidak bertatapan langsung dengan Chan Young karena dia sedang tidak memakai make up.

Namun itulah maksud dan tujuan Chan Young menemuinya dijam-jam yang terkadang tak lazim, hanya untuk membuat Bo Na percaya jika dirinya mencintai Bo Na apa adanya. Walaupun Bo Na sedang tidak mengenakan make up sekalipun Chan Young tetap merasa jika wanitanya lebih cantik dari dewi yunani.

"Siapa yang mengijinkanmu masuk?aku sudah menyuruh seluruh pembantuku untuk bilang kepadamu jika aku sedang tidak berada dirumah jika kau datang menemuiku!" Bo Na berseru tanpa spasi, jika saja dia berhadapan dengan Choi Young Do mungkin namja itu sudah membekap mulutnya sekarang.

"Kau sadis sekali?" Chan Young mengerucutkan bibirnya seolah dia merasa tersiksa dengan ucapan yang baru saja Bo Na katakan.

"Bagaimana dengan dirimu?" Bo Na memicingkan matanya dia tidak peduli dengan mukanya yang mungkin terlihat berantakan karena Chan Young menemuinya ketika dia benar-benar bangun tidur.

"Aku?" Chan Young bertanya telunjuknya menunjuk kearah dirinya sendiri, dia tahu apa yang Bo Na maksudkan namun dia berpura-pura tidak peka.

"Sepertinya kau lupa jika aku menjadi pihak yang diputuskan?" Chan Young masih berdiri didepan Bo Na dengan senyum kemenangannya yang membuat Bo Na mendengus.

The Heirs 2 (Complete)Where stories live. Discover now