38

2K 115 4
                                    

Lee Bo Na baru memakai kacamata hitamnya dan melajukan mobil sportnya menuju kearah jalanan kota Seoul, mobilnya sudah berbaur dengan mobil-mobil lain sekarang. Dia beberapa kali menekan klakson mobilnya kepada mobil-mobil yang sekiranya menghalangi dirinya untuk mengurangi kecepatan lajunya. Dia masih memakai roll rambut di poninya.

Pikirannya jelas sangat kacau mengingat mantan kekasihnya yang tidak menyempatkan diri untuk datang kepesta pernikahan kakaknya  kemarin padahal Bo na berharap bisa melihat wajah Chan Young yang sudah berbulan-bulan tidak dia lihat.

Dia sudah tidak berhubungan lagi dengan mantan kekasihnya itu setelah dia yang meminta untuk mengakhiri hubungan dengannya, namun Chan Young membiarkannya bahkan tidak membalas pesannya untuk mengiyakan atau tidak.

Dia sangat uring-uringan kali ini apalagi melihat keromantisan kakaknya yang baru saja menikah dan selalu menebarkan kemesraan dimana-mana membuatnya muak, Myung Soo slalu mengatakan jika dia mendapatkan karma karena dulu sewaktu dia masih menjalin kasih dengan Chan Young dia selalu menebar kemesraan dimanapun mereka berada meskipun itu didepan para sahabatnya yang jomblo, dan kini bayangan Myung Soo yang seolah sangat bahagia dan bertepuk tangan atas penderitaannya melayang-layang dipikirannya membuat dia sangat muak.

Bo Na menekan klakson mobilnya berkali-kali kepada mobil didepannya yang malah berhenti mengakibatkan macet yang sangat panjang, dia mendengarkan suara klakson dikanan dan kirinya yang membuatnya naik darah.

Lee Bo Na memutuskan untuk turun dari mobilnya dan mengecek apa yang membuat macet sepanjang ini yang membuat perjalanannya kekantornya jadi terhambat.

Dia masih mengenakan kacamata hitamnya untuk menutupi mata bengkaknya dan melenggang dengan sangat percaya diri kedepan, dia melihat seorang namja sedang mengangkat beberapa kardus yang tercecer dijalanan dia meyakini seketika jika ini adalah penyebab macet yang membuat sebagian pengguna jalan naik pitam.

"Ya apa yang terjadi? Kau menghalangi kami semua!" Bo na berseru kepada namja didepannya yang masih sibuk mengangkat kardus kearah bak mobil didepannya.

"Tambang mobil ini putus dan barangnya tercecer kejalanan!" Namja tersebut mencoba memberi penjelasan masih membantu seorang pria paruh baya yang juga melakukan aktifitas yang sama dengannya.

"Cepat singkirkan kardus-kardus ini apa kau tidak lihat kami semua buru-buru?" Lee Bo menekuk tangannya kedepan dadanya.

"Bukan hanya kau saja yang buru-buru nona!" Pria itu berhenti mengangkat kardus dan memandang Lee Bo na dihadapannya.

"Jika kau buru-buru kenapa kau masih disini? Cepat singkirkan mobilmu itu, mobilmu menghalangiku!! Kau hanya orang biasa jangan bertindak seperti iron man!" Bo Na berteriak kepada namja itu karena ulahnya meninggalkan mobil ditengah jalan menambah macet semakin panjang, padahal jika dia membiarkan mobil pembawa kardus itu dan berjalan seperti seharusnya kondisi macet tidak akan separah ini. Lee Bo Na mendengus karena menurutnya pria tersebut melakukan tindakan sebodoh itu.

"Apa kau tidak punya hati? Ahjussi ini membutuhkan bantuan bagaimana jika kau yang menjadi dia dan tidak ada satu orangpun yang membantumu?" Namja itu berseru kearah Lee Bo Na dengan pandangan heran.

"Terserah padamu saja pria sok baik!" Bona berteriak dan kembali kemobilnya berharap jika kemacetan ini cepat selesai dan dia segera sampai kekantornya karena ada tamu yang harus dia temui.

Bo Na melirik jam dipergelangan tangannya sudah hampir setengah jam dia duduk dibangku mobil dengan mengeraskan musik dimobilnya guna meredam suara klakson dikanan kirinya oleh mobil yang lain.

Bo na menginjak pedal gas mobilnya setelah mobil didepannya sudah mulai melaju.

"Aku tidak akan melupakan pria sialan itu!" Lee Bo Na memekik dibalik kemudinya kemudian menekan tombol volume untuk  mengeraskan volume musiknya.

The Heirs 2 (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang