60

2K 97 4
                                    

Tan terbangun dari tidurnya, dia bahkan hanya tidur beberapa jam saja. Pakaian yang dia kenakan masih sama seperti semalam yang artinya dia belum sempat mengganti bajunya. Dia berjalan menuju kamar Rachel, Tan melihat pintu kamarnya yang tidak tertutup sempurna dan dia meyakini seseorang telah mendobraknya.

Tan mendorong dengan pelan pintu tersebut lalu melihat kekasihnya yang sedang terlelap, selimutnya agak turun kebawah membuat dia segera masuk kekamar tersebut dan membenarkannya.

Tan memperhatikan wajah kekasihnya dengan detail, wajahnya yang lusuh dan bekas maskara yang kemana-mana semakin membuat perasaan bersalahnya semakin bertambah.

Dia merutuki hatinya sendiri karena telah menyakiti seorang yeoja yang tulus mencintainya tanpa pernah melihat siapa dirinya. Yeoja itu masih bertahan untuk mencintainya bahkan ketika dia berkali-kali menyakitinya.

"Mianhae" Tan berbisik pelan sambil mengusap rambut Rachel yang berantakan.

"Aku sangat mencintaimu!"
Lalu mengecup puncak kepala Rachel dan meninggalkan wanita itu untuk beristirahat.

Rachel membuka matanya pelan-pelan dia sebenarnya belum benar-benar tidur tadi namun dia juga tidak langsung membuka matanya ketika Tan berada disampingnya. Dia merasa belum ingin bicara dengan laki-laki tersebut.

"Aku juga mencintaimu Tan, walau  mencintaimu ternyata akan sesakit ini?" Rachel menutup matanya lagi dan membiarkan air matanya turun.

...

Young Do terlihat mondar-mandir didepan sebuah pusat perbelanjaan di Paris. Dia sudah berdiri hampir setengah jam untuk memilih wedding dress yang berada didepannya. Dia sudah menelepon Bo Na untuk segera menyusulnya kesini karena dia yakin Bo Na sangat ahli dalam masalah memilih baju yang bagus.

"Isshh kau lama sekali!" Young Do protes kepada Bo Na yang baru saja nampak didepannya wanita itu masih mengenakan roll diponinya seperti kebiasaannya. Sepertinya dia lupa untuk melepasnya.

"Kau ini cerewet sekali, memang apa yang kau lakukan di toko baju pengantin seperti ini?" Bo Na mengerutkan dahinya karena masih belum bisa menebak apa rencana pria beralis tebal didepannya.

"Kau pilihkan satu gaun dulu, aku sudah membeli satu untuk mempelai prianya? Setelah itu kita pergi untuk mencari buket bunga" Young Do berseru.

"Siapa mempelai wanita yang kurang beruntung kali ini karena mendapatkan mempelai pria sepertimu?" Bo Na menaik turunkan alisnya, Young Do hanya terkekeh sambil membenarkan kacamata hitam yang dia pakai.

Young Do segera menyerahkan black cardnya setelah Bo Na memilihkan satu gaun pengantin, pelayan menyerahkan black cardnya lagi setelah transaksinya berhasil.

"Kau haus?" Young Do bertanya kepada Bo Na yang sudah terlihat kepanasan.

Bo Na mengangguk tanpa membalas ucapannya.

"Tunggulah disini aku akan membelikanmu minuman!" Young Do memerintah sementara Bo Na hanya mengangguk.

Bo Na masih meemandangi paper bag berisi sepasang baju pengantin yang Young Do beli barusan. Otaknya memutar untuk mencari jawaban atas pertanyaannya namun nihil.

Choi Young Do memang tidak pernah bisa diprediksi, dia akan melakukan hal yang menurutnya ingin dia lakukan.

"Green tea latte habis aku ganti dengan capucino!" Young Do menyerahkan satu minuman untuknya sahabatnya selalu tahu jika green tea latte adalah minuman kesukaannya.

The Heirs 2 (Complete)Where stories live. Discover now