7

1K 66 0
                                    

Happy reading
Maaf typo :')

.
.
.
.
Suasana rumah sakit sangat mengganggu untuk gio. Gio memang tak suka bau bau rumah sakit. Seakan mengajaknya untuk cepat menjemput ujung hidup. Tak patut.
Disini lah gio sekarang. Menemani seorang gadis yang tengah terbaring di kasur dengan infus yang menjalar di lengannya.

Setelah melihat ana jatuh pingsan di hadapan gio saat gio mengantarnya pulang. Lngsung saja gio membawanya ke rumahsakit. 

Menyusahkan
Itu lah yang sedari tadi di pikirkan gio. Seharusnya sekarang dia tengah belajar di kamarnya. Bukan nya menunggu anak gadis orang dirumah sakit.
.
.
.
Ana mengerjapkan  matanya secara perlahan. Tempat asing.. Itu lah yg di pikirkan ana.
Ana menoleh kesamping dan melihat gio berada di samping nya.

"Gio" ana memanggil gio dengan nada lemah.

"Hm" jawab gio sambil menoleh ke arah ana dengan malas

"Kita di rumah sakit yah ? Siapa yg sakit?" tanya ana dengan bingung

"Kita di kuburan. Noh mas limbad yang sakit" jawab gio asal

"Iyah yah?" tanya ana bingung sambil mengerutkan kening nya

Gio berjalan dari sofa di dalam ruangan ke arah ana yang berbaring. Gio menyentuh kening ana dengan pundak tangan nya. Panas. Batin gio.

"Lo demam. Lemah banget sih, kena hujan aja sakit." oceh gio mengejek

"Iihh gio ... ana memang udah ciri2 sakit ini dari semalam"

"Emang dasar lo aja yg lemah"

"Biarin. Kan ada gio yg nguatin ana" rayu ana

"Najis" ucap gio sambil memakai ransel nya seakan bersiap akan pergi.

Ana kelimpungan melihat gio yang mau pergi karena sudah mulai memakai ransel dan mengambil hp nya dari atas meja

"Eh gio mau kemannaa???" tanya ana panik

"Pulang"

"Kok pulang. Temani ana disini yah. Ana lagi sakit loh"

"Dari tadi gue nungguin lo sadar biar gue bisa langsung cabut"

"Jangan gitu dong gio ntar ana ga ada yg temani"

"Lo kan bisa hubungin orangtua lo"

"Papa mama lagi gak di rumah. Dan kalau mereka tau aku sakit pasti mereka marah" ucap ana dengan nada sedih.
Suara lemah itu membuat gio berbalik menghadap ana. Menatap ana lekat. Dekat semakin dekat. Ana yang melihat itu bingung dan memundurkan badannya sampai tertumpu pada kepala kasur. Dan terpojok. Gio semakin mendekat. Menatap ana lekat.

Jantung ana berpacu kencang sampai membuat pipi nya bersemu merah. Gio yang melihat nya tersenyum. Tersenyum kecil dan ana tak menyadari itu.

"Gue gak peduli" ucapan yang begitu datar dari gio membuat ana terbengong.

Dia bilang apa ? Ga peduli. Ishh

Ana membatin

Tersadar bahwa gio baru saja keluar dari pintu kamar ana lngsung saja ana mencabut infus dari pergelangan tangan nya.

"Aashh" rintih ana saat infus itu terlepas. Ana langsung saja mengejar gio dan menarik pergelangan tangan gio.

"Gioo temanin ana. Ana takut sendirian. Kalo gak gio antar ana pulang yah" pinta ana dengan nada memelas sambil menggandrng pergelangan tangan gio dengan kuat.
Sekuat apapun tentu tak sebanding dengan kekuatan gio.

"Gak" tepis gio dengan kasar. Sampai ana terhuyung dan tersungkur ke lantai. Membuat ana meringgis sakit.

Saat gio hendak melanjutkan jalannya langsung saja ana dengan sigap memeluk kaki gio.

Gio yang merasa langkah nya terhambat. Dan melihat ana berada di bawah sedang mengesot di bawah ny sambil memeluk kaki nya.

"Lepas!" bentak gio pada ana.

Suara keras gio sama sekali tidak membuat ana menghentikan kegiatan nya. Malah justru semakin mengeratkan pelukan nya pada kaki gio

"Huaaaaa!!!!" ana meraung menangis kencang

"Gio jahat banget sih. Kenapa gio gak mau temanin ana. Papa mama kan udah nyuruh gio dsni. Gio kakak yang gak baik. ! Tau ya main kluar aja! Gapeduli sama ana !!!" ujar ana dengan suara kuat sambil meraung raung

Apa apaan ini
Ucap gio membatin ..

Orang orang yang di rumah sakit yang awalnya tak perduli sekarang sudah mndekat dan melihat kejadian ana dan gio sambil berbisik bisik.

Baru saja gio hendak melepaskan ana dari kaki nya. Seorang perawat datang menghampiri gio dan ana.

"Ini pasien yg bernama ana kan. Kondisi nak ana ini masih lemah, sebaiknya malam ini menginap saja. Besok udah bisa balik "
Jelas suster itu kepada gio seakan  sambil mengatakan untuk membawa ana keruangan nya.

"Baik bu" ucap gio sambil memberikan senyum terpaksa nya.

Ana merasa tubuh nya terangkat ke atas dan kepalanya menyentuh dada bidang gio.
Gio mengangkat ana dengan gaya bridal dengan wajah yang tentu saja sangat datar.

"Awwww!!!" ana meringgis saat gio meletakkan nya dengan kasar ke  atas kasur.

Ana hendak memukul gio dan dengan sigap gio menangkap tangan ana dan menahan nya.
Ana merasa pergelangan nya sangat perih karena cekatan gio yang sangat erat.

"Lo lagi main2 sama kesabaran gue ?!" tanya gio dengan raut wajah tenang namun terlihat marah.

"A..ana.. Cuma mau gio temanin ana" ucap ana takut takut

"Lo gak sadar lo udah nyusain gue hah!" bentak gio

"Ma.. Maaf gio" ana menunduk

"Lo harus bayar ini semua"  ucap gio sambil melepaskan tangan ana.

Gio berjalan ke arah meja dan mengambil makanan yang ada di atas meja dan duduk di kursi yang berada di samping kasur ana.

"Makan!" perintah gio pada ana

"Gamau. Ana gasuka bubur" tolak ana

" makan !!" bentak gio sambil menangkup kedua pipi ana dengan satu tangan nya smpai membuat bbir ana terbuka dan memaksa masuk bubur itu ke mulut ana.

"Ga...maahhh.uuuu" ucap ana menolak.

Deg!!

Ana mematung..

Gio

Gio

Gio menciumnya..

Mencium ana.

Memasukkan bubur dengan paksa ke mulut ana dengan cara mencium bibir ana.

Ana bingung dan melihat gio menatap nya dengan tajam.

Ana langsung menelan bubur itu dengan tatapan kosong.

"Apa dengan harus cara gini biar lo mau makan?" tanya gio dengan tenang

Dengan sigap ana menarik mangkuk bubur yang di pegang gio. Dan berbalik membelakangi gio sambil memakan bubur itu dengan cepat, berharap detakan jantungnya dapat berdetak netral.

Gio yang melihat itu. Menampilkan senyum miring nya sambil menggaruk tengkuk nya. Jujur gio juga bingung dengan apa yang dilakukan nya.

Jantung gio juga berdetak kencang namun nilai plus nya gio dapat menyembunyikan wajah nya agar tak terlihat sedang menahan degupan jantung nya.

.
.
.
.

.


GIO(Lengkap)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon