25

729 41 0
                                    

Vote ndok ...

Typo maklum yahh :(

Happy reading :)

#

"Siapa kamu?" Tanya seorang pria paruh baya yang sepertinya adalah ayah gio

"Kenalin saya ana. Saya temennya gio. Temen satu kelas" sapa ana sambil mengulurkan tangannya berusaha memberi salam perkenalan.

Namun sepertinya ayah gio bukan orang yang bisa di ajak berbasa basi karena alih alih membalas jabatan tangan ana. Ia malah langsung to the point bertanya pada ana

"Ada urusan apa kamu kesini ?" Tanya papa gio

"Saya mau bicara sama om" ucap ana penuh keyakinan.

"Saya tidak ada alasan untuk berbicara dengan mu" papa gio melangkahkan kakinya masuk ke rumah. Tanpa memperdulikan ana.

"Saya mohon om izinkan saya bicara sama om" pinta ana lagi dengan penuh keyakinan. Ana menarik lengan papa gio agar bisa berbalik ke arah nya.

"Pergi dari sini" ucap papa gio penuh penekanan. Matanya kini mulai menatap tajam ana.

"Saya tidak akan pergi sebelum om izinin ana bicara sama om"  keukeuh ana sambil membalas tatapan papa gio tanpa rasa takut sedikitpun. 

"Terserah kamu" papa gio lantas meninggalakan ana sendiri di depan gerbang rumahnya yang menjulang tinggi.

Ana berdiri tegak menghadap rumah megah di hadapannya ini dengan tatapan sendu.

"Kita pulang aja yah non" ucap supir ana yang tak tega meluhat ana di tolak seperti itu

"Bapak kalau capek. Pulang luan aja yah. Ana bakalan nungguin disini" ucap ana  sambil memaksakan senyumnya

"Gamungkin saya ninggalin non sendiri di sini"

"Yaudah bapak nunggu di  dalem mobil aja yah. Bobok di sana aja. Biarin ana disini" ucap ana lagi

"Aduh jangan gitu dong non. Bapak mana tega kalau liat non berdiri disini sementara saya enak enakan tidur di dalam mobil"

"Yaudah kalau bapak gamau. Jadinya bapak ikut bediri disini deh" ana sedikit terkekeh melihat supirnya yang terlihat sedang menimang nimang tawaran ana.

_

Beberapa jam pun berlalu sampai kaki ana rasanya sangan luntur dan pegal sekali. Akhirnya ana memutuskan untuk berjongkok dan memeluk kakinya sendiri. Matanyanya mulai memerah dan menyendu. Banyak nyamuk yang mencoba menghisap darahnya. Sesekali ana mencoba menepuk.  Namun akhirnya rasa kantuk yang tak bisa di elakkan lagi. Ana pun membiarkan nyamuk nyamuk itu menghisap darahnya. Dan akhirnya ia tertidur dengan posisi yang seperti itu.

Keesokan paginya. Saat ayah gio hendak berangkat ke kantor. Dia sangat terkejut mendapati gadis yang kemarin berniat berbicara dengannya masih menunggunya di dpn pintu gerbang rumahnya dengan posisi yang mengesankan. 

Papa gio pun keluar dari mobilnya. Dan menghampiri ana

"Hey bangun!!" Sangat tidak elit papa gio membanguni ana dengan langsung menarik tangan ana untuk berdiri dan langsung saja ana merasa dirinya melayang. Dan sedikit oleng karena kesadarannya yang belum sepenuhnya pulih.

GIO(Lengkap)Where stories live. Discover now