6

1K 63 0
                                    

)
.

.

.

Happread

Cuaca saat ini sangat buruk. Yang benar saja hujan deras di pagi hari ini. Membuat ada bingung antara sekolah atu tidak. Tapi kalau tidak sekolah ana akan semakin kesepian sendirian di rumah.
Ana memutuskan untuk tetap sekolah.

Ana kelimpungan mencari payung. Dimana juga mamanya meletakkan payung. Ke ujung dunia apa.?

Ana melihat arjoli yang ada di lengan kirinya. Sial! Sebentar lagi bel. Dia akan telat jika terus mencari payung. Ana langsung lari keluar berharap ada bus yng lewat dari depan rumahnya secara tiba tiba. Tapi tak mungkin. Dia harus menunggu di halte dulu baru bisa mendapatkan bus.
Dengan bermodalkan jaket ana berlari cepat keluar komplek. Pijakan ana yang kuat saat berlari membuat percikan air hujan mengenai roknya.

Sesampai di halte ana langsung mengelap roknya berharap bekas percikan air itu cepat mengering.

"Akhirnya datang juga" gumam ana sambil tersenyum melihat bus yang di tunggunya sedari tadi sudah datang. Ana langsung cepat menaiki bus itu dan duduk tenang.
.
.
.

"Baiklah anak2. Buka ku halaman 34. Kali ini materi kita tentang sumber daya alam" ujar bu laras sambil membuka lembaran buku paketnya.

Tok! Tok! Tok!

Suara ketukan pintu menghentikan aktivitas kelas pagi ini dan menoleh ke arah pintu. Tepat di mana seorang gadis dengan keadaan  basah terutama di bagian kepalanya.

"Permisi bu. Saya mau masuk" pinta ana dengan sopan

"Kenapa kamu bisa kehujanan seperti itu?" tanya bu laras dengan heran

"Bus yang ana tumpangi tadi mogok bu jadi ana trobos de hujannya" jelas ana sambil mengusap lengan tangannya.

"Baiklah kamu boleh masuk. Dan lepaskan jaket kamu."

"Trimakasih bu"

Ana berjalan ke arah mejanya. Sekali dia melihat ke arah gio yang tampak datar dan cuek aja. Ana langsung memalingkan wajahnya dan duduk ke bangkunya.

Lo gila ana kalau berharap gio nanyain keadaan lo.

Ana bergumam dalam hati.

Ana melepas jeketnya dan tersa tak berat. Untung saja seragam di dalamnya tak ikut basah. Meskipun rok dan kepalanya lumayan basah.

"Ana coba kamu jawab kedepan soal latihan no satu" pinta bu laras kepada ana.

Seketika ana mendongak. Merasa namanya di panggil.

"Saya bu?" tanya ana sambil menunjuk dirinya sendiri

"Iyah kamu. Silahkan ke depan"

Ana berjalan ke arah papan tulis. Dan mengambil sepidol. Saat menggerakkan tangan kanannya ana sudah menahan sakit yang semalam masih terasa sekali. Saat ana masih hendak mendaratkan ujung sepidol ke papan tulis.

Plak

Sepidol terjatuh.

Seisi kelas tak terlalu menghiraukan. Karena sibuk menjawab soal selanjutnya. Jaga jaga apabila nama mereka di panggil kedepan. Namun tidak dengan gio.

Gio memperhatikan ana di depan. Gio melihat ana mengambil kembali sepidol itu sambil tangan kirinya memegang tangan kanannya tepat di bawah bahu yang terasa sakit dan lemas.

Gio memperhatikan ana yang mencoba menulis dengan tangan kirinya yang memvuat hasil tulisannya tak terbaca sama sekali. Ana berbalik dan memandang dina dengan mata berkaca kaca. Seolah bertanya 'bagaimana ini?' dina hanya bingung sendiri. Gio melihat itu semua.

GIO(Lengkap)Where stories live. Discover now