27

741 40 1
                                    

Hap reading ; )

Typo maklum

Voment :D

#


Sudah dua minggu sejak kedatangan gio ke rumah ana yang tak membuahkan hasil apapun terkecuali kabar dari supir ana yang menyatakan kalau ana oeegi ke luar negeri dimana mamanya berada.

Sejak saat itu pula gio merasa benae benar mengerti apa yang di rasakan ana saat dia pergi. Apa itu kehilangan dan apa itu rindu ?

Emang benar yang kita akan sadar apa itu kehilangan saat kita sadar orang yang berarti untuk kita pergi.

"Gue kangen juga sama si ana. Biasanya dia yang paling gencor di kelas ini. Di dunia ini" ujar aldi sambil mendudukan bokongnya di atas meja. Bel tanda istirahat yang baru lima menit tadi beebunyi membuat mereka punya waktu senggang untuk mengobrol

" bener tu. " timpal andi sambil menganggukkan kepala nya. Lalu mengarahkan pandangannya ke arah dina "eh din lo gatau ana kemana ? Knapa dia gak masuk?" Tanya andi pada dina yang hanya di balas gelengan oleh dina

"Aku juga gatau" jawab dina

"Lo tau gak io ? " tanya aldi

"Entah. Ngapai juga nanyak ke gue" jawab gio sambil beranjak dari duduknya. Pergi keluar kelas meninggalkan yang lainnya dengan tatapan aneh.

#

"Jadi lo beneran gatau ?"

Disini lah gio sekarang. Berada di cafe milik rangga. Entah apa yang merasuki nya membuat dia menghilangkan sedikit rasa malunya untuk bertanya pada rangga mengenai ana. Memang gio percaya kalau ana pergi ke tempat mamanya di jepang namun gio penasaran apa yang membuat gadis itu tiba tiba memutuskan pergi. Apalagi ini bukan masa liburan. Sebelum pergi ana paati pasti cerita sesuatu pada orang terdekatnya. Namun dina tidak tau. Dan harapan terakhir gio adalah rangga. Sebenarnya gio sedikit merasa bahwa alasan kepergian ana adalah gio. Namun lebih mengejutkan lagi yang paling di penasaran gio adalah apakah ana akan kembali lagi atau tidak.

"gue bilang juga enggak dari tadi "
Jawab rangga sambil terkekeh melihat ekspresi kesal gio karena tak puas mendengar jawabannya

"Knapa lo ketawa ?" Tanya gio dengan datar dan memandang rangga mengintimidasi

"Abisnya lucu. Kemarin aja sebelum hari ini ana yang nyariin lo sampe kayak orang setres dan sekarang lo yang nyariin ana, apa susahnya sih ngelepasin sedikit ego aja. Gak kasihan apa sama hati lo ?" Ucap rangga yang membuat raut wajah gio menyenduh

"Apa maksud lo ?"

"Gue bisa baca kok dari lo berdua itu ada perasaan yang sulit banget buat di ungkapin hajya karna ego yang besar, terutama lo" ucap rangga sambil menatap lurus ke arah gio

"Sok tau lo" ucap gio sambil membuang mukanya dari pandangan rangga

"Terserah lo sih. Tapi gue minta kalo lo memang gapunya perasaan apapun sama ana. Jangan sampe lo sakitin dia" kali ini ucapan rangga benar benar terdengar sangat serius. Sontak saja gio langsung saja membalas tatapan rangga tak kalah tajam

"Lo gak bermaksud buat nikungkan ?"

Rangga tersenyum tipis "nikung apaan. Kalian kan gapunya hubungan apa apa"

Gio mulai gerah di tambah dengan percikan api yang menyulut emosi gio dengan percakapan yang saat ini sedang di bahas.

"Lo gabakalan bisa dapetin dia" ucap gio final sebelum akhirnya meninggalkan rangga dengan banyak pikiran yang berkecimpung di kepalanya.

#

"Tumben mau datang kesini sayang" tanya hana. Mamanya ana.

"Ana kangennn" ucap ana sambil sedikit terkekeh

"Biasanya kalau kangen kan cuma telfon kalau enggak vc" ucap hana sambil mengusap kepala ana lembut "ada masalah yah?" Tanya hana lagi

"Enggak kok, om sama adik hima mana ma ?" Ucap ana menanyakan kabar papa angkat dan adik angkatnya.

Yahh memang papa dan mama ana punya keluarga baru masing masing. Meskipun demikian tak membuat mama papanya lupa akan kewajiban ana yang harus di tanggung. Ana dititipkan untuk diawasi oleh tantenya di Indonesia tapi tidak satu rumah dengan tantenya. Ana tinggal sendiri dengan supir dan pembantunya. Dirumah bekas keluarganya dulu tinggal bersama. Yah semua terjadi begitu saja. Namun tak membuat ana berlarut dalam kesedihan. Dia tetap bersabar dan selalu berdoa untuk kebahagiaan orangtuanya.

"Baik kok. Lagi keluar bentar. Paling bentar lagi balik,.. oh iyah kamu belum bisa ketemu papa?"

"Belum maa" ucap ana sambil memasamkan wajahnya "tante itu gasuka sama ana"

"Yaudah kamu yang sabar yah. Kamu bisa kok datang kesini kapan pun kamu mau. Tapi gak sekarang. Mama tau ini lagi masa sekolah. Kamu belum libur. Jadi ada masalah apa ?" Tanya hana lagi mengulang pertanyaan yang tadi

"Gapapa kok ma ga ada masalah. Ana senang kok di Indonesia. Biarpun tanpa papa mama" ucap ana lagi meyakinkan

"Jadi yakin nih kalau kedatangan kamu kesini cuma sekedar kangen?"

"Tadaimaa" .... terdengar suara dari pintu rumah tanda kedatangan seseorang. Dan benar saja ada Raku ayah tiri ana dan hima adik tirinya

Langsung saja ana menyalam ayah tirinya, raku dan memeluk hima adiknya. Ana sangat bahagia karena di sambut baik di keluarga mamanya. Yah meskipun tidak begini di keluarga papanya. Mama tirinya tidak suka dengannya. Menyebalkan.

"Kenapa tidak ngabarin mau datang ana ?" Tanya raku

"Kejutaannn" balas ana riang

Raku tertawa kecil "buat diri senyaman mungkin" ucap raku sambil menepuk pelan pucuk kepala ana

"Pa ma .. ana punya permintaan"
Ucap ana tiba tiba yang langsung membuat raku dan hana menatap nya bingung

"Apa ana ?" Tanya raku

"Ana tinggal sama papa mama aja yah"





#

Tbc

GIO(Lengkap)Where stories live. Discover now