26

718 50 1
                                    

Maafkan ke typo an

Hap reading

I need your vote :')




#





Tatapan sungguh tak ku sangka dan rasa tak percaya tersuguhkan begitu saja dari seantero sekolah terlebih lagi di seluruh kelas saat gio melangkahkan kakinya masuk ke sekolah pagi ini.

Jelas saja hubungan gio dan ayahnya sekarang sudah membaik. Tidak ada lagi sikap hormat, segan, atau apalalah yang kerap membuat hubungan mereka canggung deperti dulu. Setelah kejadian di pantai kemarin. Gio dan ayahnya terlihat lebih santai. Lebih sering bercakap dan saling bercerita tak jarang juga ayah gio menanyakan bagaimana keseharian gio di sekolah. Tak lagi fokus pada nilai gio yang selalu di ingatkannya untuk selalu bagus.

Sejak saat itu pula gio merasa lebih baik. Hati nya jadi lebih baik dan dia juga tak lagi pergi ke tempat orang orang tak baik yang pernah menjadi temannya tak seberapa lama.

Meskipun sedikit heran kenapa ayahnya tiba tiba berniat datang untuk menjumpainya memberinya amanah dan meluruskan segala hubungan mereka yang pernah kusut sebelumnya.

Meskipun saat ini gio tak melihat lagi keberadaan ibunya saat di rumah tapi dia sudah paham sekarang apa yang menjadi alasan mengapa semuanya terjadi.  Dan satu fakta membuat dirinya merasa beruntung punya papa seperti papanya sekarang.

Rasa bahagia tibul sedikit demi sedikit melihat keadaan yang mulai membaik saat ini. Namun meskipun demikian ada rasa yang sulit di jelaskan gio. Dia masih punya rasa bersalah pada seseorang.  Gio merasa harus minta maaf pada orang itu. Itu yang dikatakan hati gio namun egonya menyangkalnya dan mengatakan itu tidak salah karena orang itu sendiri yang memancing amarah gio karena sudah mencampuri masalahnya. pemikiran pemikiran itu terus saja bergelut di otak gio. Sangat mengesalkan. Seseorang tolong jelaskan apa maksudnya semua ini ?!!!

"Beuuuhhh pucuk di cinta kakanda pun tiba" ucap aldi menyambut gio sembari merangkul pundak sahabatnya ini. Senyum merekah tak berniat surut dari bibirnya

"Lebay lo" gio berdecih melihat tingkah sahabatnya yang satu ini



"Gue pikir lo udah mati bro" tanya andi yang datang dari belakang mereka.


"Gue gak selemah itu" jelas gio meletakkan tas nya kemeja dan duduk santai. Tatapan matanya ber arah seakan mencari sesuatu atau sesorang ? .. sampai tak fokus mendengarkan aldi yang terus mengoceh

"Woi lo dengar gak sih ?" Ucap aldi kesal sambil menepuk pipi gio agak keras yang langsung di balas ringgisan oleh gio.

Gio menatap aldi tajam. Ini lumayan sakit dan satu lagi gio tak suka di sejtuh pria.

Melihat tatapan gio yang menatapnya tajam membuat aldi terkekeh sumbang dan langsung saja membela diri "lagian lo gak dengerin gue sih. Cari apa sih lo ?" Tanya aldi

"Enggak ada"

Tepat saat itu juga bel berbunyi dan guru sudah melangkah masuk kedalam kelas.  membuat semua murid di kelas berhamburan ke tempat duduknya masing masing.

Gio memperhatikan pintu kelas berharap ada seseorang yang datang dari sana. Entah kenapa rasa menunggu dan berharap itu sangat membuncah di pikiran dan hatinya. Sampai membuatnya tak fokus dan tak mendengar apa yang di katakan guru di depan sana. Lagian orang gila mana yang senang mendengarkan fungsi diferensial. Pangkat kali koefisien.  Pangkat di kurang satu. Dan entah apalagi lah itu yang pasti membuat mual.

GIO(Lengkap)Where stories live. Discover now