11

981 62 0
                                    

Typo maklum

.
.
.
.
.

#

Benar benar gak karuan. Di saat yang sama gio ngerasa kalau dia gak suka dan suka berada di dekat ana.

Gadis tempramen, manja, gaje, suka merajuk, gak dewasa. Sungguh bukan tipe gio.
Gio selalu menyiratkan dalam dirinya kalau dia suka tipe cewe yang berpikiran dan bertindak dewasa. Tapi yang hadir mengusik kehidupannya adalah cewe yang punya kepribadian sebaliknya.

Melihat kejadian dimana andi menjahili ana. Entah kenapa perasaan gio benar benar tak suka. Gadis itu seakan tak menolak sentuhan yang di buat andi padanya. Padahal gio sendiri melihatnya nahan esmoseh..

Jadilah gio berpikir mungkin ana akan bersikap seolah dia menyukai siapapun pria yang ia dekati.

Kringgg

Bel masuk sudah kedengaran sangat menyakitkan telinga dan guru masuk kek kelas sudah sangat menyakitkan pandangan.

"Kids hari ini ibu mau bagi tugas. Nah tugas ini akan di kerjakan oleh dua orang bersama.
Mudah aja. Jadi kalian harus mewawancarai seorang wirausahawan. Nah kalian harus dapat info seputar begening sampai endingnya dia bisa sukses dalam usahanya. Lalu buat dalam bentuk video dan laporan tulisan. Gak udah repot. Yang jadi satu tim adalah sebangkunya" jelas guru ekonomi dengan lantang.

Membuat beberapa murid ngeluh karena sebangku dengan yang malas. Atau ada yang senang karena sebangku dengan yang pintar.

Begitu juga posisi ana dan gio sekarang.

"Kita satu tim" cicit ana bersuara pelan pada gio

Yang di ajak ngomong malah asik natap ke arah depan tanpa ekspresi.

"Di kumpul dua minggu lagi" lanjut guru ekonomi itu lagi

"Iya buuu" jawah sekelas dengan lesu.

#

"Gio. Ana nebeng yah yah yah" pinta gio pada ana dengan wajah di buat sekasihan mungkin

"Gak" gio langsung melewati ana dan berjalan ke parkiran motornya.

"Ihh gio mah pelit. Kita kan satu tim. Harus saling tolong dong"

"Bodo amat"

Tanpa aba aba ana langsung saja menaiki motor gio duduk di bagian belakang dan juga memeluk erat pinggang gio

"Ana gamau lepasin. Ana mau barengan sama gio pulangnya" pintah ana dengan keras kepalanya.

Dengan sigap gio langsung berusaha melepaskan tangan ana yang sudah melingkar erat di perutnya. Sangan sulit. Ana sangat erat menautkan kedua tangannya tersebut. Dan itu membuat emosi gio muncak.

Sejenak gio diam dan kemudian melajukan motornya.

"Gioo memang baiikk banget" ucap ana keras dari belakang

Gio hanya diam tak menjawab terlalu malas berdebat dengan ana.

"Gio kita nonton yukk" ajak ana yang hanya di sambut wajah datar bin cap tembok pada ana

Merasa di cuekin oleh gio. Ana langsung melonggarkan pelukannya dan mulai membuat aksi merajuk yang sudah bisa di tebak oleh gio.

Menyadari pelukan ana yang melonggar langsung saja gio melajukan motornya dengan kncang dan sontak membuat ana kagett lalu memeluk gio dengan erat lagi

"Huaaaaaaa!!! Ana belum mau mati" teriak ana

Gio hanya menampilkan senyum tipis di balik helm full face nya.

GIO(Lengkap)Where stories live. Discover now