14

890 52 0
                                    


Glek

Glek

Glek

Glek

Ahhhhhh
.

-------------------------------------------------------------

Sama halnya dengan anak lain seumurannya. Gio hanyalah anak biasa. Sekolah. Belajar dan berteman seadanya. Meskipun minim bicara dan ekspresi gak berarti membuat gio tidak memiliki teman. Dia punya. Beberapa.

Sedari dulunya sifat gio memanglah seperti ini. Dia memang cuek dan rada tak peduli dengan sekitarnya. Begitu juga soal masalah wanita. Yah gio juga pernah punya pacar dan merasakan cinta. Dulu.

Namun berakhir dengan tidak baik. Perlahan mungkin gio bisa mepupakannya. Namun ada saatnya dia mulai mengingatnya lagi. Seorang wanita yang sangat ia cintai. Seorang wanita yang berharga di hidupnya. Gio selalu menilai bahwa wanita itu bukan wanita yang cantik tapi setiap gio melihatnya. Wanita itu indah. Sangat indah bagi gio.

Dia adalah luna. Masalalu gio. Luna adalah sosok wanita yang pemalu. Pendiam. Dan murah senyum. Luna sangat ramah pada semua orang. Sangat baik dan sopan. Rambut panjang lurusnya serta senyum pipitnya menambah kesan manis luna. Sehingga membuat siapapun yang memandangnya tak akan pernah bosan. Banyak yang mengagumi luna. Namun yang membuat gio bahagia adalah luna yang lebih memilihnya dari pada yang lainnya.

Namun apa ini ??! Gio mau melupakan masalah mengenai wanita. Setelah kejadian mamanya yang mengkhianati papanya dan setelah seorang yang ia cintai harus meninggalkannya dan kembali mengkhianati nya. Ia merasa tak perlu percaya pada wanita lagi. Termasuk wanita yang mencoba mencari perhatiannya.

Contohnya mahkluk astral yang satu ini

Ana

Wanita yang baru saja beberapa bulan ini bertemu dengan nya. Kebisingan nya yang sok akrab. Serta gelagatnya yang seperti hiperaktif dan juga manjanya yang seperti anak bayi. Dan ini bukan tipe wanita gio. Sungguh membuat gio ilfil. Dulunya.

Entah kenapa sifat ana itu sudah menjadi hal yang biasa bagi gio. Gio sudah terbiasa dengan kebersamaan mereka. Dan jangan bilang gio mulai menerima ana sebagai wanita.
Gio harap tidak.
Gio harap dia menerima ana sebagai teman.

Semoga itu.

Akhir akhir ini tingkah laku ana seakan berpengaruh pada gio.

Gio mulai tak suka melihat kedekatan ana pada laki laki lain. Meski itu bercanda atau hanya sekedar saja.
Entahlah. Rasanya gio mulai tak suka sejak ana menyatakan perasaannya pada gio.
Gio pikir setelah ana menyatakan perasaannya maka ana hanya akan memandang nya. Hanya memperhatikannya. Dan tak boleh perhatikan laki laki lain.

Egois

Dan kali ini wanita yang bernama ana itu merajuk dan mendiaminya. Hanya sampai pelajaran usai. Gio sudah bisa menebak. Mana mungkin seorang ana tahan tak berbicara dengan nya.

Yupp. Setelah pulang sekolah ana malah mengajak gio berbicara dan membuat sebuah penawaran kalau ana akan berhenti merajuk apabila gio mau memberi nya cokelat.

Kekanak kanakan.

Setelah bergelut dengan pikiran dan perasaan nya tentang apakah gio harua memberi ana cokelat atau tidak. Dan akhirnya disini lah gio sekarang.

Kata hatinya kali ini menang. Membuat dia lebih mwmilih untuk memberi ana cokelat malam ini.

"Lo mau cokelat kan ?"

Gio menatap geli ana yang masih terbengong dengan wajahnya yang lucu.

Gio melihat ana tersadar kemudian mengucek matanya serta menampar nampar pipinya. Memastikan dia tak bermimpi sekarang.

"Ini beneran gio kan ?" tanya ana sambil jari telunjuknya menekan pipi gio

"Lo pikir gue hantu?!" kesal gio kemudian menarik tangan ana untuk duduk di sampingnya.

Dan sedetik setelah itu sangat membuat gio terkejut. Ana memeluknya dengan erat dari samping.

"Apaan sih lo ah" ucap gio kesal sambil melepaskan pelukan ana yang erat itu.

"Ihh gio apelin ana. Ciye gio mulai ada rasa yah sama ana" ana mulai gilanya sambil menoel noel pipi gio.

Dengan tangkas gio menangkap tangan ana yang menoel noel kedua pipinya.

"Gausah lasak deh. Lebay lo!" mata gio melotot memandang ana.

Namun yang di pandang seperti ini malah cekikikkan dan senyum mengembang tak pudar dari wajahnya sedari tadi.

"Jadi lo mau gak cokelat nya? Kalo gak biar gie buang" ancam gio menatap ana tajam

"Iyah gio sayang" ucap ana manja

"Najis"

Jawaban ana di sambut gelak tawa ana yang menggelegas se samudera. Membuat gio harus menutup kedua kupingnya kalau mau selamat.

"Berisik tau!!" gio langsung membungkam mulut ana. Bukannya diam ana justru tetap tertawa di dalam bungkaman gio.

"Gue pulang aja" ucap gio

" ihh gak mau" balas ana sambil memeluk lengan gio berharap gio tak pergi "ini itu malam minggu. Ana sendiri aja. Secara ana kan jomblo. Ga ada yang ngajak jalan. Untung ada gio yang dateng jadi ana gak bosan lagi." ucap ana penuh permohonan

"Mampus lo!"

"Ihh gio!! Liat aja ntar kalo ana punya pacar. Ana gak bakal ngejar gio lagi!" ucap ana dengan mata memcing menatap gio

"Emang ada yang mau sama lo" gio menaikkan satu alis nya dan semakin membuat wanita di samping nya semakin kesal.

"Ada banyak wooo" ucap ana. Mengejek gio

"Yah gimana yah lo kan sukanya cuma sama gue" ucap gio penuh percaya  diri dan ana benar benar kesal mendengarnya. Kali ini gio menampilkan sedikit senyumnya. Karena senang bisa mengerjai ana. Sungguh sangat menyenangkan kali ini mengerjai ana bagi gio.

"Yaudah ana mau pacaran sama kak rangga aja"

Ucapan ana berhasil membuat senyum gio pudar di ganti dengan bibir yang mengatup rapat. Tatapan yang menajam dan rahang gio menegas. Ana bisa merasakan kalau genggaman tangan gio kini mengepal kuat.

Dengan intens gio menatap ana. Yang di tatap hanya menatap kembali dengan tatapan sedikit takut. Dan bingung kenapa ekspresi gio jadi berubah.

"Jangan bahas cowok lain"

#

Setelah mengatakan itu gio langsung saja pergi meninggalkan rumah ana. Ana berusaha membujuk dan mulai bertingkah manja pada gio namun gio diam saja. Dan tetap melangkah pergi meninggalkan ana yang memanggil manggilnya.

Namun jujur saja saat gio mengatakan kata kata itu ana merasa jantung nya berdetak tidak normal.

Jagan bahas cowok lain ? 

Astaga !!! Jangan bilang kalau gio mulai cemburu.

Apa gio udah mulai suka sama ana ?

Apa mungkin gio sudah mulai membuka hati nya ?

Apakah gio sudah mulai membalas perasaan ana ?

Ana sunggung bahagia bahkan hanya menghayalkannya saja.

Senyum ana mengembang.

Sungguh ana sudah jatuh cinta pada gio bahkan sejak lertama kali mereka bertemu.
Ana selalu menciba masuk kedalam hati gio. Perlahan. Meski sulit. Namun ana merasa kali ini ada kesempatan untuk dia bisa tinggal di hati itu.

Dan mulai malam ini sudah ana putuskan

Bahwa mulai sekarang ana akan menunjukkan cintanya.
Pada gio.
Dan membuat gio.
Membalasnya.

Harus !!!
Harus membalasnya!!!
Titik !!

..
.

Gak pake koma

.

GIO(Lengkap)Where stories live. Discover now