40

851 35 7
                                    

gatau intronya apa 😢
yg lupa baca chap sebelumnya yaw

bonus fucek boy atau sad boy ?

#

tiga bulan merupakan waktu yang belum cukup untuk membuat luka yang dirasakan gio pada hatinya memudar. bahkan bekasnya masih sangat terasa. kali pertama, ia merasakan cinta sesungguhnya, kali pertama ia merasakan kehilangan yang bahkan terlalu cepat.

rasanya baru kemarin mengenal ana sebagai gadis periang dan pecicilan yang selalu menyosorkan dirinya kepada gio. teringat saat pertama kali ia melihat ana di halte bus depan mall dengan wajah bodoh yang nampak kebingungan. hal yang paling sulit ditangkis gio adalah bagaimana ia tertarik untuk memperhatikan gadis itu. lanjut kepada pemandangannya yang tak habis pikir melihat gadis itu menggerutu sendiri dan mungkin menggerutui kebodohannya. gio menghampirinya dan menanyakan apa ada masalah dengannya sampai gio temukan jawaban bahwa ana sedang mencari jalan untuk pulang tapi ia sendiri lupa jalan apa alamatnya. dan mengatakan kalau ia bodoh sok sanggup mengingat alamat rumahnya padahal sebelum berangkat bibi dirumah sudah peringatkan untuk menulis alamat tersebut di kertas.

hampir setengah jam gio menunggu ana untuk berpikir. dan kembali gio sangkal kalau gio sama sekali tak keberatan untuk memandangi gadis yang sedang berpikir disampingnya. sampai ana teringat dan dengan antusias mengatakan alamatnya sambil memukul bahu gio. gio terkekeh dan menawarkan diri untuk mengantarkan ana.

Sampai semua hal lainnya terjadi. Begitu banyak dan semua adalah alasan mengapa sampai saat ini gio masih mencintainya.

Rindu ? Tentu saja ini merupakan hal yang paling membuat gio tersiksa sampai saat ini. Setelah semua luka yang ana dapat karena menjadi gadis yang dicintainya sungguh membuat gio bahkan tak berfikir apakah maaf saja cukup untuk mendapatkan pengampunan ?

Terlalu cepat berakhir, dan gio tak berpikir akan menjadi seperti ini.

#

"sayang.. Kamu makan yah ? Dari kemarin kemarin kamu itu makannya dikit banget sampai mama kawatir kamu nanti sakit." tawaran srorang wanita paruh baya yakni mama ana bahkan tak di gubris oleh ana yang sedang duduk melamun di atas tempat tidurnya sambil memandang ke arah luar jendela

Semua yang terjadi pada ana membuatnya menjadi trauma. Keadaan hampir mati namun sdar membuatnya tak berhenti sebagimana rasa sakit disiksa oleh luna dan bagaimana curamnya juram tempatnya bertahan.

Ana sebenarnya ingin mati saja saat itu namun ana juga memiliki rasa takut bercampur rasa harus bertahan.
Ana tak mengerti mengapa semua terjadi padanya saat itu. Sungguh itu membuatnya bingung. Gio, luna dan dion mereka smua merupakan orang yang selalu menjadi buruk pada pandangan dan fikiran ana.

Ana kosong dan hampa saat ini  yang di inginkan hanya sinar karna apabila gelap datang ana akan merasa kembali hancur dan takut.

"jauhkan makanan itu dan pergilah" ucap ana tanpa nada dan ekspresi

Lagi lagi ana menolak. Mamanya sampai bingung harus bagaimana lagi untuk bisa memulihkannya. Apakah luk yang dia dapat sebegitu parah. Atau memang ana sudah menyerah pada hidupnya.

Sampai akhirnya mama ana menjauh pergis sambil melihat putrinya yang semakin mengurus dan pucat.
Tak habis pikir dan tak tau lagi harus melakukan apa. Mama ana hanya menunggu sampai waktunya tiba.

#

End

GIO(Lengkap)Where stories live. Discover now