10

980 54 0
                                    

Voment?

.
.
.
.
.
#

"Enak bolosnya ?"

Deg
Perasaan ana berkata kalau ana hapal dan tau siapa pemilik suara ini.
Siapa lagi kalau bukan gio.

Ana langsung membalikkan wajah nya dan melihat gio yang sedang berdiri tepat di belakang nya. Dengan tangannya yang setia di masukkan pada satu saku kantung celananya.

Gio memang tampan.
Ana mengakuinya
Apalagi sekarang
Rambut awut awutan gitu
Kancing atas di lepas dua
Dan wajah datar cool nya yang bikin kesemsem.

"Gio ngapai nyusul ana kesini ?"
Bukannya menjawab lertanyaan gio tadi. Ana malah melempar balik pertanyaan pada gio. Menanyakan alasan kedatangan gio menghampirinya.

"Lo kayak cewe pms everyday deh.. Bentak dikit merajuk"
Ucap gio sambil mendudukkan dirinya di samping ana.

Ana tertegun melihat gio yang memandangnya dengan intens.

"Kok gio ngomong gitu sih. Ana gak lagi pms kok" kesal ana

"Lo udh sering gue judesin tapi kayaknya lo gak jera juga buat deketin gue. Alasan?" tanya gio yang masih tetap menatap ana dan menaikkan salah satu alisnya tepat di hadapan ana.

"Ana suka sama gio"
.
.
.
.

#

Sering sih dengar cewe ngungkapin perasaan nya pada seorang cowok bernama gio. Siapa sangka. Gio memang tampan dan mapan.

Tapi tadi. . gio memilih diam dan beranjak pergi pada saat gio mendengar alasan dari gadis yang di temuinya di taman belakang sekolah tadi.

Kenapa ada yang berbeda saat ana yang mengucapakannya pada gio. ?

Gio merasa,, jantung nya mulai tidak beres pada saat mengingatnya lagi. Hmm gio pikir dia mulai aneh

"Mungkin karena gue pernah nyium dia Makanya gue jadi aneh gini" ucap gio membatin..

#

"Ana gue tau kalo lo pasti punya sodara tukang jualan bakpo. Yah kan yahkan ??" tanya andi pada ana dengan menggebu serta menatap ana dengan penuh intimidasi..

"Hahaha.. Apaan sih andi. Gatau deh kalo emang ada. Tapi sejauh yang ana kenal kalo ana gapunya tuh sodara yang jual bakpo" jelas ana pada andi sambil tertawa simpul

" gak mungkin" andi menggelengkan kepalanya. " buktinya ini pipi lo bulet kayak bakpo" ucap andi sambil mencubit pipi ana denganwajah lebay seakan dia sedang mencubit selena gomez ae

"Uhh sakit andi" rintih ana...

Kedatangan gio yang tiba tiba saja menghempaskan tangan andi dari pipi ana membuat keadaan jadi senyap

"Norak banget sih loh bedua. Ngapa juga cubit cubitan di sekolah" terdengar nada kesal dari ucapan gio namun mimik wajahnya masih saja rata

"Lo juga, klo di cubit kesakitan tu di hempas aja tangan nya langsung bukan sok merintih manja. Dasar bodoh" ucap gio pada ana sambil menatapnya dengan gaya jijik

Ana yang mendengar langsung saja berang. Memang emosi ana suka labil

"Apaan sih gio. Suka suka kita dong. Kita ganggu gio ? Enggak kan ? Kok jadi gio yang sewot. Kalo gamau liat yah gausah"

Keadaan mulai senyap mendengar ana dan gio yang mulai adu mulut.

Andi menggaruk kepalanya yag tak gatal

Dina hanya mengusap punggung ana mencoba menyabarkan ana.

Gio mengangkat salah satu alisnya dan menatap ana dengan tajam.

"Aneh aja liat nya. Pada saat waktu kurang dari dua puluh empat jam ada seseorang yang bilang kalo dia suka sama lo, dan gak lama setelah nya lo ngeliat dia sama cowok lain becanda romantis. Atau jangan jangan itu kibulannya ke semua cowok ?"
Jelas gio dengan masih menatap ana namun sekarang dengan senyum miringnya.

Ana mendengar ucapan gio tersentak dan kaget atau lebih tepatnya tersindir.

"Hah?" ucap dina






..
.
.
Pendek dlu

GIO(Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang