24

693 35 0
                                    

Typo makloem

Hap read gyus

Vote






#

Sudah hampir satu minggu ana tak lagi mencoba mencari cari kabar gio. Selama itu pula gio juga tak masuk sekolah.  Yah meski sulit sih menahan rasa penasarannya karena matanya masih saja selalu mencari cari barangkali gio ada.

Tapi nihil. Gio tidak ada. Ana hanya herharap gio bisa cepat sadar dari jalan yang dipilihnya. Dan berdoa gio selalu dalam keadaan baik.

"Kak rangga Udah lama ?" Tanya ana pada rangga

Rangga tersenyum ramah dari balik kaca mobilnya. "Mau itu setahun lamanya mah bakalan abang tunggu" ucap rangga menggoda ana

Ana tertawa lepas mendengar perkataan rangga yang sedikit aneh "apaan sih alay deh yah" ana kemudian masuk ke mobil rangga dan duduk di sampingnya. "Makasih yah udah jemput aku. Tapi aku gak ngerepotin kan yah?" Tanya ana sekali lagi

"Apaan. Gak ngerepotin lah. Jangan mikir gitu. Gue gak akan ngerasa direpotin kalau itu sama lo" lagi lagi rangga tersenyum tulus. Dan hal itu membuat hati ana menghangat. Ana selalu merasa nyaman saat bersama rangga. Tapi yang berbeda jantung ana berdebar kencang hanya pada saat dekat gio. Dan dari situ ana bisa simpulkan bahwa dia mencintai gio. Meskipun terakhir kali berjumpa gio. Yang teejadi hanyalah peninggalan bekas luka yang amat dalam untuk ana karena harus mendengar perkataan kasar gio. Yang teramat jujur. Sesuai dengan perlakuan gio yang sering mengacuhkan ana.

Ana tersadar sudah memikirkan gio lagi. Ia menggelengkan kepalanya dan membuang jauh pikiran nya mengenai gio. Dan di sisi lain rangga melihat wajah ana murung. Rangga bisa menebak apa yang sedang dipikirkan ana.

"Turun na" ucap rangga menyadarkan ana dari lamunannya sambil menepuk bahu ana.

Ana tersentak kaget ketika merasakan bahunya di tepuk rangga "ehh.. maaf aku ngelamun." Ana melihat sekitarannya dan semakin bingung ketika mereka sedang tidak berada di area rumah ana "loh. Kita kenapa kesini kak ?" Tanya ana

"Udah keluar dulu" rangga menarik tangan ana setelah keluar dari mobil dan mengiring ana menuju pertengahan taman. Menyuruh ana duduk di bangku taman yang tersedia di sana.

Ana pun duduk di bangku tersebut. "Kamu tunggu disini sebentar yah" ucap rangga dan di sauti ana dengan anggukan.

Ana mengedarkan pandangannya keseluruh taman. Masih bingung apa maksud rangga mengajak nya ketaman ini. Ana melihat tidak terlalu banyak orang yang berada di taman ini. Pandangan ana berbalik dan dia terkejut seketika ia melihat gula kapas besar berbentuk spongbob di hadapannya. "Sesuatu yang manis untuk wanita yang manis" rangga mengucapkan kata itu dengan mantap meski setelah itu ia tertawa karena merasa alay.

"Kak rangga apaan sih kok hari ini sisi alay nya kumat" ucap ana ikut tertawa.

Rangga duduk di samping ana setelah ana menerima gula kapas pemberiannya.

"Dimakan dong" ucap rangga

"Kasihan. Ntar bentuk nya rusak"

"Aku beliin lagi"

"Sok tajir dehh"

"Emang tajir. Ganteng. Banyak fans lagi" rangga menyisir rambutnya yang jatuh ke dahi dengan jari jarinya.

GIO(Lengkap)Where stories live. Discover now