30

743 40 0
                                    

Typo maklum yah :)

Voment beubehh

Happy reading

#

gio menatap kesal wanita yang sedang di hadapannya sekarang. Dengan pedenya wanita itu membalas tatapan kesal gio dengan cengiran di wajah nya. Mengenyahkan hal itu. Gio jadi berpikir aneh.
D

ari mana ana tau alamat nya ?

Siapa yang memberitahu ?

"Dari mana lo tau alamat gue?" Tanya gio sambil memicingkan matanya menatap ana curiga

"Biasa aja kali liat nya. Lagian ini kedua kalinya gue kesini. Yah walaupun baru pertama ini masuk kedalam. Tekejud h
Gitu ginjal gue pas di persilahkan masuk kedalam. Sebelumnya sih enggak" penjelasan ana membuat gio sedikit bingung atas apa yang di ocehkan ana. Tapi gio tak menanyakan lebih lanjut lagi perihal kapan ana pernah kesini. Karna gio sudah menebak. Pasti karna keusilan ana yang terus menerus gencar mendekatinya.

"Jadi ada urusan apa lo datang kesini?" Tanya gio lagi tanpa basa basi

"Awalnya sih mau ngajak gio ke oasar malam yah. Cuma ana yakin dipaksapun pasti gio gak mau. Kan gio gak suka tempat ramai. Jadinya ana pengen ngajak gio makan malam deh. Apa aja deh pokoknya yang malam malam. Karna inikan udah malam" jelas ana dengan tatapan antusiasnya pada gio. Namun yang di tatap hanya balas tatap dengan tatapan malas

"Gak nggak. Gue malas sama lo. Udah pulang sana. Gaje banget sih" kesal gio. Sungguh malam ini gio ingin beristirahat.  Karna besok dia juga sekolah. Lagian apa ana tak bosan mengganggu gio selama di sekolah kenapa juga ana harus mengganggunya lagi saat di rumah. Gio sunggu frustasi.

Meski sedikit kesal ada juga rasa beruntung di benak gio. Untung saja tadi papa gio keluar lagi. Sehingga gio tak oerlu menjelaskan lagi siapa wanita gila yang tiba tiba datang bak tamu tak diundang dan tak di harapkan ini.

"ih gio kok gitu sih" mendengar penolakan gio membuat ana sedikit sakit hati "kan ana datang untuk menemani hari gio yang kesepian" ucap ana mulai jahil

"Gue yang kesepian atau lo yang kesepian?" Telak gio pada ana

"Kita saling kesepian"

"Najis bagong"

Ana tertawa lepas mendengar jawaban gio. Sedangkan gio hanya menatapnya datar dan malas. Sangat malas

Krruuyykkkk....

Mereka sama sama terdiam ketika mendengar bunyi suara cacing yang berdemonstrasi.

Dari perut siapa ?

Tentu saja ana

"Perut lo bunyi? " tanya gio memastikan

"Enggak kokkk.." ucap ana mengelak

"Apaan.. jelas jelas manusia cacingan itu disini cuma elo. Gue gak mungkin"

"Ana gak cacingan yah." Protes ana

Gio langsung menyosor kening ana dengan telunjuknya " bacot. Tungguin disini. Gue ambil kunci mobil bentar" ucap gio lalu berbalik meninggalkan ana yang sudah blushing di tempat.

Gimana ana tak makin cinta pada gio kalau seperti ini??

Ana memang masih cinta. Atau bahkan sedikit gila pada gio. Namun ana menunjukkan nya dengan selalu ingin berdekatan bersama gio. Meski ana tau gio risih dengan kelakuannya.

Ana juga tak lagi bilang kalau dia menyukai gio. Karna ana yakin gio juga tau itu. Dan kali ini ana sangat ingin mendapatkan hati gio.
Tapi sulit.

GIO(Lengkap)Where stories live. Discover now