37

668 29 0
                                    


Perasaan itu tidak pernah berbohong
Cinta juga bukan hal yang pantas disalahkan
Tapi jika dia yang kau cinta tak menghargaimu
Melepaskan juga bukan hal yang huruk




#


Dia menebarkan senyum bersahabatnya pada siapapun. Orang lain menganggapnya sebagai seseorang yang hangat dengan senyumnya yang tampak tulus ?
Siapa sangka dia adalah seorang pendendam yang handal.
Kau terlalu naif jika berpikir bahwa dengan mudah dia bisa menghapus rasa bencinya padamu.

Luna adalah wanita yang disukai gio dengan kelemahlembutannya sebagai seorang wanita yang pertamakali membuatnya jatuh hati. Segala perjuangan dilakukan gio untuk mempertahankan luna meski itu membuatnya harus berseteru dengan ayahnya sendiri. Gio tak pernah tau apa penyebabnya. Dan setelah rasa sakit itu gio memang tak ingin mengingatnya lagi.

Luna juga bukan orang yang picik. Awalnya. Namun rasa dendam yang teramat dari cinta tak terbalasnya saat ini pada gio membuatnya merasa menjadi orang yang memang harus membalaskannya dendamnya secepat mungkin.

Karena sekali lagi. Untuk melihat kebahagiaan gio dengan ana hanya akan mebentuk bom besar dihati dan dipikirannya. Yang siapa sangka sangka akan segera meledak. Seperti saat ini. Saat dimana matanya tepat melihat wanita yang merehut cintanya darinya dengan kondisi terikat dan tak sadarkan diri.


Sekali lagi luna mengingat bagaimana terkejutnya dia ketika ayahnya sendirilah yang menjadi alasan mengapa mama gio mendua dari ayahnya. Dan pada saat papa gio mengetahui fakta itu. Rasa benci yang teramat mulai merambat pada luna. Dengan tanpa sepengetahuan gio. Luna dan papa gio berbicara empat mata.

"Melihat mu sama seperti aku melihat seorang penghianat dan juga seorang penghancur" tukas papa gio

Luna tau akan hal ini pasti terjadi. Saat papa gio mengajak dia untuk berbicara tanpa gio harus tau.

"Saya tidak tau apa apa tentang hal ini om" jawab luna dengan tegas. Luna merasa tak bersalah. Karena semua hal yang terjadi saat ini tidak ada hubunganya dengan dirinya. Dia juga berada diposisi yang sama kecewanya dengan gio dan papanya.

"Tapi saya akan sangat membenci siapapun yang berhubungan dengan orang yang telah menghianati saya"

"Saya mencoba mengerti perasaan om saat ini. Tapi kalau saja sampai pembicaraan ini mengarah pada hubungan saya dengan gio yang om tentang. Maaf saya tidak akan membiarkan hal itu terjadi" jelas luna tanpa memutuskan sedikitpun pandangannya pada papa gio

"Saya kawatir juga pada apa tanggapan gio setelah tau siapa kau sebenarnya" ancam papa gio yang mulai kesal dengan keberanian luna menantangnya.

Luna sedikit terkejut. Ada rasa takut terbesit dihatinya. Dia takut. Bagaimana jika gio tau dia adalah anak dari lelaki yang telah menghancurkan hubungan kedua orangtuanya. Apakah gio akan masih mencintainya atau malah membencinya juga. Sama seperti yang ayahnya gio tunjukkan pada luna.


"Sebenarnya apa mau om ? " tanya luna

Papa gio mulai berdehem dan mengutarakan maksud sebenarnya dia memulai perbincangan ini.


"Kau pasti sudah mengerti. Jahui gio anak saya. Saya tidak akan membiarkan orang dari anak penghancur seperti mu masuk kedalam kehidupan keluarga saya. Bagi saya itu adalah sebuah bencana" ujar papa gio tanpa basa basi. Bisa dilihat bahkan terlalu tenang untuk mengucapkan hal yang mungkin tak di pikirnya akan menyakiti perasaan luna.

"Apa sekarang om tak menyadari kalau apa yang om ucapkan telah menyakiti hati saya ? Saya tau kalau papa saya salah. Tapi juga bukan berarti kalau istri om benar. Sekali lagi saya tegaskan kalau saya tidak ada hubungannya dengan semua ini. Saya juga korban disini. Dan kalau om kawatir dengan saya karena perilaku ayah saya maka ingat, saya sudah cukup tau untuk mengetahui mana baik dan buruk untuk bisa saya tiru dan pilah dalam hidup saya. Saya menentukan jalan hidup saya sendiri. Dan untul mengenai tawaran om tadi. Maaf, bagaimana kalau saya tidak mau ? " luna menghapus air mata yang mengalir di pipinya.
Pria dihadapannya sama sekali tak goyah. Bahkan memandang iba saja tidak. Hal yang baru diketahuinya bahwa ayah gio adalah keras kepala dan pembenci ulung.

"Kalau begitu saya akan mengangap
Kau dan gio adalah sama sama orang yang tak pantas untuk saya lihat"


Percakapan itu berakhir dengan akhir yang tak jelas. Namun bisa luna ketahui perlahan juga saat masih bersama gio. Gio yang pendiam menjadi semakin murung dan pendiamnya juga semakin
tak terkendali. Kadang kala juga merekat tak bertemu lama. Sampai akhirnya luna mndengar kalau gio diusir oleh ayahnya dan tinggal dirumah neneknya. Hal itu membuat luna menjadi sakit hati. Luna yang mulai berniat melepaskan gio pun semakin terpuruk saat gio mengatakan bahwa luna dan neneknya adalah orang yang penting dihidupnya. Namun luna tak mau hidup gio menjadi seperti ini. Luna tau gio anak yang cerdan dan pemimpi besar. Luna tak ingin gio harus menjadi seperti ini hanya karena hubungan mereka yang masih dalam usia muda. Dan dengan berpikir keras luna akhirnya memutuskan untuk meninggalkan gio dengan alasan gio tak memiliki harta lagi dan sudah menjadi miskin. Sangat menyakitkan memang. Tapi luna mempasrahkan hatinya. Gio sempat tak percaya alasan itu sampai dimana luna benar benar tak pernah kembali lagi. Apalagi saat papa gio kembali membawa gio pulang. Luna hanya berharap gio bisa menjadi apa yang diimpikannya. Luna percaya cinta gio hanya padanya. Dan luna yakin hanya akan ada dia dihati gio. Namun luna salah. Setelah rasa benci yang ditolehkannya pada gio. Saat kembali luna melihat gio sudah mencintai wanita lain. Luna benci. Luna dendam. Luna perjuangkan dan pertaruhkan segalanya untuk gio. Namun dia malah seperti dihianati dan parahnya kini gio benar benar membencinya saat ini. Bahkan menatapnya pun enggan.

Luna memjamkan matanya. Mengingat hal pahit itu membuatnya justru meneteskan air mata dengan mata tertutup. Saat saja dia menyadari bahwa air mata adalah tabda kelemahan. Dia langsung menghapusnya dengan kasar. Dan dengan berang dia menatap wanita bernama ana kini terkulai terbaring diatas tanah yang sudah tergenang air bekas hujan sore tadi yang membuat seragam ana menjadi lusuh dan kotor. Dengan kejam luna mengayunkan kaki kanannya kencang. Menendang keras keperut ana sampai membuat ana terbatuk dan kemudian sedikit tersadar akibat rasa sakit yang secara tiba tiba menghantam perutnya. Mata ana berkunang. Dan sesekali dia mengerjap. Dia melihat dari bawah seorang wanita berdiri dengan wajah berangnya. Dengan seorang lelaki tertawa tak jauh dari keduanya. Dia dion. Ana mengenalnya.

Tapi mengapa ?

Ada apa sebenarnya ?

Namun ana pasti tau hal buruk akan terjadi. Kali ini ana berharap seseorang dapat menolongnya.

Gio ? Dimana dia ??



#




Jangan lupa follow akun saya yah


Ikuti terus ceritanya :*

GIO(Lengkap)Where stories live. Discover now