39

800 38 4
                                    

ini tak sama seperti menunggu senja yang pasti akan tiba
tapi ini lebih seperti menunggu pelangi stelah badai yang menghantam

#



luna merasa puas melihat wajah kesakitan yang baru saja di tendanginya. luna melihat mata itu memburam hendak mengeluarkan air mata dengan isak tangis yang tertahan. menjongkokkan badan luna langsung menjambak rambut ana dengan kasar sampai ana harus menjerit kesakitan. sungguh hal seperti ini tak pernah terjadi pada ana. bahkan tak pernah terbayangkannya akan mengalami hal seperti ini.

"gue seneng banget melihat lo menderita kayak gini, selama ini gue cuma dengar tawa lo yang berisik. terlihat tulus sampai gue jadi sebenci ini"

luna terdiam sejenak saat mendengar cicitan ana yang parau. kecil sekali nada suara lemah itu tapi masih bisa yakin kalau ana baru saja mengucapkan kata maaf. dan jelas ucapan seperti itu tidak akan mempan pada luna apalagi dion.

luna menoleh kebelakang dimana dion bersandar di batang phon sembari melipat tangan. melihat tatapan luna saat menoleh pada dion. dion langsung mengatakan "balas semuanya"

kembali luna membalikkan pandangannya pada ana "lo dengar kan ? gak akan semudah itu untuk maafin lo!! lo udah bahagia diatas penderitaan gue, lo merebut cinta yang gue perjuangkan, lo... lo sialan!!! melihat gio mencintai lo jauh dibandingkan dulu gio mencintai gue, membuat gue berfikir bahwa lo emang pantas diginiin!!!" luna mencurahkan semua kepada ana yang terisak sakit. ana semakin menangis. sungguh tak ada lagi yang bisa dilakukannya selain menangis. tangan dan kakinya diikat dan sekarang rambutnya dijambak kasar oleh luna.

"gue yakin gio pasti datang. lo cari tempat buat ngurus dia. gio biar gue yang ngurus. sekarang!!! gue punya firasat mobil yang masuk kepekarangan ini itu mobil gio!!" panik dion mengintruksi luna

dengan perasaan takut yang membuncah. sungguh luna tak berfikir bagaimana kalau gio sampai melihat ini semua. luna tak tau harus berbuat apa. dengan sangat panik luna mencengkram banyak rambut ana di tangannya dan menyeret seperti itu ana untuk menjauh dari rader. melewati lumpur yang tertimpa ana saat di seret dengan sangat tragis oleh luna. ana menangis. namun dalam hati dia berharap gio akan segera datang untuk menyelamatkannya. tapi perasaan itu tak bisa bertahan sampai ana melihat dimana luna memberhentikannya tepat di ambang jurang yang gelap dan mencekam. bahkan dari atas sini ana bisa mendengar betapa deras aliran sungai yang ada di bawah sana.

____

"seharusnya lo gaperlu sejauh ini untuk mencampuri urusan gue dan luna, sekalipun lo sepupu dia"
ucapan gio terdengar santai namun tetap terlihat wajah yang penuh emosi itu

dion tertawa sumbang. entah kenapa ucapan gio terdengar lucu tak lucu ditelinganya. "gue berhak. dan lo pasti tau kenapa gue seperti itu"

tentu saja gio tau. pernah gio katakan sebelumnya gio sangat mengenal dion. gio tau kalau dion merasa sangat memihak luna karena keluarga luna lah yang bisa membuatnya masih bisa menatap dunia sampai saat ini. setelah tragedi dimana ayahnya yang tak menginginkannya bahkan hendak membunuhnya. setelah meninggalnya mama dion karena melahirkannya. papanya menganggap dia sebagai anak pembawa sial yang harus dimusnahkan. namun pada saat itu keluarga luna sumringah menerimanya bahkan menganggapnya layaknya anak yang di sayangi. dengan satu pintaan yang di katakan ayah luna " jaga kebahagiaan luna" membuat suatu tekad yang melekat atas apapun yang menyakiti luna akan dibencinya sampai senadi.

GIO(Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang