Genius Doctor : Black Belly Miss

Chapter 83: Ill Intent

[Follow untuk membaca keseluruhan chapter]

Jangan lupa untuk tinggalkan jejak anda (Vote dan Comment)

.....

PERHATIAN!! CERITA INI DIPENUHI ADEGAN KEKERASAN, JANGAN DITIRU!!

.....

Di tempat putera mahkota, Jun Wu Xie sedang mengambil denyut nadinya. Setela perawatan beberapa hari terakhir, ia telah menghilangkan sebagian besar racun di tubuhnya dan Mo Qian Yuan merasa jauh lebih baik. Wajahnya yang biasanya pucat sekarang memiliki lebih banyak warna. Saat kunjungan Pangeran Kedua diumumkan, wajahnya menunjukkan sedikit ketidaksabaran.

"Memilih waktu ini untuk datang, saya yakin dia tidak berguna." Mo Qian Yuan menyeringai.

Hubungan antara kedua bersaudara itu tidak harmonis. Ibu Mo Qian Yuan adalah Permaisuri, sementara ibu Mo Xuan Fei adalah selir. Setelah Permaisuri meninggal dunia, dia mengambil alih istana dalam dan juga menjadi favorit Kaisar. Kaisar sangat memperhatikan selir ini meski sang Permaisuri telah meninggal dunia dan ini membuat jantung Mo Qian Yuan dingin.

Jun Wu Xie menarik tangannya setelah memeriksa denyut nadi, dia berkata: "Sekarang setelah pemulihanmu diketahui, beberapa orang takut dan tidak bisa diam."

Mo Qian Yuan tidak menyembunyikan kesembuhannya dan ini juga ditentukan secara khusus oleh Jun Wu Xie.

Siapa yang akan mendukung Putera Mahkota dan Istana Lin yang bodoh? Dia pertama-tama harus membangun kembali reputasi dari awal, mulai dengan mendapatkan kembali kepercayaan dari orang-orang dan menteri lainnya.

Poin ini dipahami dengan baik oleh Jun Wu Xie dan Mo Xian Yuan.

"Saya ingin melihat apa yang bisa dia lakukan terhadap saya, Putra Mahkota." Mo Qian Yuan mengejek saat matanya menyorotkan niat dinginnya. Meski posisi Putera Mahkota tidak stabil, Kaisar masih perlu memastikan reputasinya sendiri. Karenanya dia tidak akan melakukan sesuatu yang radikal bahkan Mo Qian Yuan tidak berani melakukan apapun di depan orang lain.

Dalam beberapa saat, Mo Xuan Fei dan Bai Yun Xian melangkah santai.

Dari segi penampilan dan temperamen, Mo Xuan Fei memiliki reputasi tinggi di seantero negeri, Bai Yun Xian berpakaian putih seperti peri, berada di sisinya telah melengkapi pasangan ini karena suasana elegan dan kebanggaan bisa dirasakan.

"Yang Mulia, saya sudah lama tidak melihat anda, kulit anda terlihat jauh lebih baik." Mo Xuan Fei memuntahkan kata-katanya dengan lancar saat dia masuk dan melihat sekilas Jun Wu Xie yang mengejutkannya sedikit.

Mo Xuan Fei merasakan ketidaknyamanan di dadanya, karena ketidakbahagiaan mengisinya. Alasan nomor satu mengapa penampilannya tidak pernah ditekankan di masa lalu adalah karena temperamennya yang mengerikan yang telah melampaui dan membayangi penampilannya.

Dia selalu menatapnya dengan mata penuh kekaguman dan antusiasme, namun sekarang matanya dingin, menyendiri dan terlebih lagi, dia bahkan tidak melihat ke arahnya.

Perubahan temperamen ini memberi perasaan seolah-olah dia adalah orang yang sama sekali berbeda, kecantikannya yang halus sesuai dengan kepribadiannya yang dingin seperti seolah-olah dia adalah teratai salju - murni, indah dan tak terjangkau.

Jun Wu Xie juga berpakaian putih hari ini, dia duduk santai di atas kursi dengan matanya yang terang sedikit tertunduk membaca buku di tangannya, tanpa niat untuk mengangkat kepalanya.

Keduanya berpakaian putih, keduanya memiliki kepribadian yang dingin, keduanya wanita cantik, tapi entah bagaimana, Mo Xuan Fei benar-benar merasa bahwa setelah melihat Jun Wu Xie, Bai Yun Xian tampak kurang anggun dan memukau.

Ketidakpedulian Jun Wu Xie, memancarkan seolah-olah dunia duniawi tidak ada hubungannya dengan dia saat dia duduk di sana dengan tenang, segala sesuatu tentang hal itu sangat alami, bahkan dia yang duduk posturnya sempurna. Sebaliknya, Bai Yun Xian tidak terlihat alami meski dagunya dibesarkan dengan cara menyendiri, jika dibandingkan langsung dengan Jun Wu Xie, ini sangat disengaja dan membuatnya tampak kurang menarik.

Mo Xuan Fei merasa bahwa dia pasti tergila-gila untuk benar-benar merasa lebih terharu saat melihat Jun Wu Xie.

Mustahil! Ini pasti ilusi!