Genius Doctor : Black Belly Miss

Chapter 59 : The Banquet

[Follow untuk membaca keseluruhan chapter]

Jangan lupa untuk tinggalkan jejak anda (Vote dan Comment)

.....

PERHATIAN!! CERITA INI DIPENUHI ADEGAN KEKERASAN, JANGAN DITIRU!!

.....

"Saya tidak akan meminta anjing yang menggigit." Jun Wu Xie dengan santai berkata sambil membelai bulu halus kucing hitam itu.

Ingin menikamnya dari belakang? Yah, dia pertama-tama harus memberi anda kesempatan untuk itu.

Dulu, dia hanya mempercayai satu orang. Di dunia ini, dia tidak akan memberi kesempatan pada siapapun selain Jun Xian dan Jun Qing.

Melihat bahwa dia mengerti maknanya, Jun Qing tertawa.

Terkadang ia merasa keponakan kecilnya tumbuh terlalu cepat. Persepsi dan mentalitasnya telah mengalami perubahan besar dalam semalam - untungnya itu adalah perubahan yang baik.

Semakin banyak kereta masuk, mengantarkan berbagai Menteri penting Negara, berbagai kerumunan tersebut masuk untuk mengikuti perayaan ulang tahun Putra Mahkota. Sambil menunggu memasuki perjamuan, semua tamu masuk dari pintu samping dan diantarkan ke area tunggu yang besar.

Ketika akhirnya giliran mereka, kereta tiba di pintu samping, Long Qi menyiapkan kursi roda, membantu Jun Qing dan mengambil selimut tipis untuk menutupi kakinya.

Kedatangan tiga generasi Keluarga Jun, menimbulkan keributan besar karena banyak mengalihkan perhatian mereka kepada tamu yang baru tiba tersebut.

Jun Xian seperti harimau yang sedang tidur, meskipun ia memiliki lebih banyak keriput, tidak ada yang berani meremehkannya. Di sisinya ada seorang gadis muda yang cantik. Dia seperti kuncup bunga kecil yang belum mekar. Dalam beberapa tahun, dia pasti akan menjadi keindahan yang bisa menghancurkan bangsa! Dia tampak tumbuh lebih cantik setiap kali mereka melihatnya.

Dari segi penampilan, sangat sedikit yang bisa menyaingi bunga berharga dari Istana Lin, namun semua orang tahu di bawah eksterior yang indah ini ada seorang gadis berapi-api panas yang bisa membakarnya dengan mudah dan akan membawa masalah kemanapun dia pergi! Ketenaran Jun Wu Xie dikenal di seluruh dunia, tidak ada yang berani memperlakukannya sebagai kelinci kecil berperilaku baik!

Namun, sekarang yang paling mereka khawatirkan adalah pria tampan yang kini duduk di kursi roda.

Meski dia duduk diam di sana dengan wajah pucat, orang bisa tahu bahwa dia sedikit kesulitan bernafas. Napasnya yang serak dan tidak teratur bisa terdengar, mencengkeram hati orang saat mereka mendengarnya berusaha menahan napas.

Telah diketahui bahwa Jun Qing dalam kondisi buruk untuk beberapa lama dan semua orang berspekulasi bahwa dia akan meninggal setelah beberapa hari ketika Jun Xian masuk ke istana untuk meminta semua Dokter Kerajaan. Dengan melihat Jun Qing hari ini, tidak perlu ahli dalam bidang kedokteran untuk mengatakan bahwa dia benar-benar menggantungkan hidupnya dalam benang halus. Bahkan jika Jun Xian menghabiskan semua ramuan berharga, tidak ada yang bisa menyelamatkan anaknya.

Menegaskan gagasan mereka sendiri, mereka memandang Jun Xian dan melihatnya merenung, ini semakin menegaskan spekulasi mereka sendiri.

Beberapa menteri pergi dan menawarinya beberapa kata dorongan, menggambarkan sebuah kata mulia dan segera menghilang dari kerumunan.

Semua ini terus berlanjut hingga ayah dan anak laki-laki itu memainkan para korban dan terlihat rentan. Jun Wu Xie di sisi lain, sama sekali diabaikan.

Pokoknya keruntuhan Istana Lin sudah dekat, apa yang bisa dilakukan gadis ini? Dia sepertinya telah mengalami banyak kekecewaan dari kejadian sebelumnya. Paling tidak, dia tahu tempatnya - berbagai pemikiran dan bisikan batin berkelana dengan senyum cerah dan musik yang semarak. Terlepas dari apa yang terjadi di permukaan, semua orang menganggap Istana Lin sebagai lelucon besar.

Mereka telah berkuasa untuk waktu yang lama, menunjukkan kehebatan mereka sebelumnya tapi semua itu hanya di masa lalu, sekarang mereka hanya menunggu kejatuhan mereka.

Setelah melewati area resepsionis, para tamu dibawa ke tempat duduk mereka di ruang perjamuan. Segera, ayunan penuh musik, tawa dan lampu lentera memenuhi seluruh istana.