Bab 54 - Back to Indonesia

Mulai dari awal
                                    

“Dan karena Daniel lah aku mempunyai kedua orang-tua lagi, walaupun ibuklah yang terbaik dalam hidupku tapi aku juga menyayangi mereka dan aku sangat mencintai Daniel”.

Daniel menundukkan badannya ke makam ibunya Anya. “Aku akan menjaga Anya melebihi dari hidupku. Jadi nyonya Hannah tidak perlu khawatir. Serahkan Anya kepadaku dan beristirahatlah dengan tenang”.

Anya dan Daniel berpandangan dan tersenyum senang.

&&&

Daniel membelai lembut rambut Anya, setelah bercinta kembali mereka berpelukan bersama.

“Anya”

“Ya”

“Apa pendapatmu tentang pernikahan?”

Anya melepaskan pelukannya dan menatap terkejut kearah Daniel. lelaki itu tersenyum.

“Kau mau menikah denganku?. Aku ingin kita membentuk keluarga utuh yang tidak pernah kita punya sebelumnya. Punya banyak anak yang akan meramaikan hidup kita”

Belum menjawab, air mata Anya sudah mengalir terlebih dahulu. Ia menatap haru dan tanpa kata ia memeluk kekasih yang sangat ia cintai.

“Aku mau Daniel. Aku mau menikah denganmu” Ucap Anya dengan suara terisak.

“Aku mencintaimu Anya” Daniel mengeratkan pelukannya.

“Aku juga mencintaimu Daniel”

Daniel melepaskan pelukannya dan menghela napas kecewa kepada dirinya sendiri.  “Well. Aku tidak melakukan persiapan apapun. Seharusnya aku aku melamar mu di tempat yang indah dan memberikan cincin untukmu. Maafkan aku, aku melamar dengan sangat tidak romantis”.

Anya tersenyum dan menggelengkan kepalanya. “Kau sudah mempersiapkan sesuatu yang lebih berharga dari tempat indah dan cincin Daniel” ujar Anya.

“Apa itu?”

Anya memegang dada Daniel. “Hati ini.. Hatimu sudah menjadi milikku. Hanya milikku".

Daniel kembali memeluk Anya. “Aku tidak tau harus bagaimana mengungkapkan rasa cintaku padamu Anya. Aku adalah pria paling beruntung di dunia karena mendapat wanita sepertimu”.

“Aku juga beruntung mendapatkan mu. Mr Billioner” ujar Anya bercanda.

Daniel mengangguk setuju. “Ya. Kau tidak akan mendapatkan pria kaya raya sepertiku ditempat lain. Aku sangat yakin itu” laki-laki itu mengatakannya dengan sangat percaya diri.

Anya tertawa geli.

&&&

“Kau ingin kemana Daniel?” tanya Anya yang baru saja keluar dari kamar mandi.

“Good morning my beloved one” jawab Daniel mengecup singkat bibir Anya. Kekasihnya terkejut akan ciuman yang tiba-tiba. 

“Good morning Daniel” bisik Anya sambil menundukkan wajahnya.

Daniel tersenyum dan memegang pipi Anya agar menatapnya. “Cute as always”.

“Jadi kau ingin kemana?” tanya Anya kembali.

“Aku akan bertemu dengan nyonya Cathrina” Daniel mengancingkan lengan bajunya. Suaranya berubah datar. 

Anya terkejut. “Benarkah?”

Daniel mengangguk. “Aku akan bertanya mengapa nyonya Cathrina melakukan itu semuanya? Aku tidak bisa melaporkannya ke polisi karena kasus tersebut sudah melewati waktu kadaluarsa. Tapi aku akan membuatnya membayar semua yang telah ia lakukan” Daniel menatap tajam. 

Ya. Semuanya menjadi karena nyonya Cathrina tapi wanita itu tidak mendapatkan ganjaran apapun atas apa yang dia lakukan. Aku akan membuatnya menjalani hidup penuh dengan penyesalan, putus Daniel dalam hati.

“Kalau begitu, bolehkah aku ikut bersamamu? Aku tidak ada keluarga yang bisa aku kunjungi disini dan aku juga tidak betah berada di hotel sendirian” Usul Anya.

Daniel mengangguk mengerti. “Baiklah. Kau boleh ikut”.

Anya segera bersiap untuk keluar bersama Daniel untuk menemui Cathrina. Pelaku atas semua masalah yang terjadi di keluarga William.

&&&

Daniel menatap pagar tinggi rumah keluarga William, sudah sangat lama ia tidak menginjakkan kakinya di rumah tersebut. Rumah keluarga William masih tetap sama seperti ketika Daniel pergi 20 tahun yang lalu.

“Mencari siapa pak?” tanya seorang satpam. Seorang satpam baru yang tidak Daniel.

“Saya ingin bertemu nyonya Cathrina. Katakan saja bahwa anak tirinya ingin bertemu” Ucap Daniel santai.

Anya yang berdiri disamping Daniel hanya terdiam mendengarkan ‘anak tiri’ dari mulut kekasihnya. Kata tersebut terdengar sangat ironis.

“Anak tiri?” tanya sang satpam terkejut. Ia tidak pernah mengetahui bahwa Cathrina mempunyai seorang anak tiri.

Daniel mengangguk.

“Maaf aden. Nyonya besar tidak di rumah, saya dengar bahwa kemarin malam nyonya besar berangkat ke luar negeri” jawab sang satpam.

“Ke luar negeri? Bapak tau ke negara mana?” tanya Daniel heran.

“Kata si mbok sih ke Amerika. Ke Los Angeles kalau tidak salah” jawab sang satpam setelah berpikir sesaat.

Daniel menatap Anya yang juga menatap kearahnya dengan tatapan bingung. Daniel memberikan kartu nama pribadinya kepada satpam tersebut seraya tersenyum.

“Itu kartu nama saya. Tolong hubungi saya kalau nyonya Cathrina sudah kembali” 

“Baiklah” jawab sang satpam.

Daniel masuk kedalam mobil bersama Anya lalu melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

Cinta Sang Lady Killer (UDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang