Bab 53 - Their First Time

Mulai dari awal
                                    

Elianor merebahkan kepalanya di bahu sang suami. “Kau.. melakukan semua itu demi anak-anakmu. Tapi bagaimana dengan perasaanmu sendiri?”.

Evan mendengus sedih. “Kebahagian mereka adalah kebahagian ku juga. Jadi aku pikir inilah yang terbaik”.

Evan berdiri dan menunduk rendah badannya. “Tolong rawat Daniel sebaik mungkin. Aku sangat berharap kepada kalian” ujar Evan.

Robert berdiri dan memegang bahu Evan untuk berdiri tegak. “Kami yang harus berterima kasih karena kau telah memberikan seorang anak yang sudah lama kami nantikan” ujar Robert.

Elianor mengangguk setuju.

“Baiklah. Aku akan memanggil Daniel” ucap Evan lalu berlalu ke kamar Daniel.

&&&

Daniel mendengarkan setiap kata ibunya tanpa berkedip, dadanya sesak karena berbagai perasaan yang bercampur aduk. ia duduk mematung seraya menatap ke arah ibunya.

“Itulah yang terjadi Daniel. Itulah alasan mengapa ayahmu mengambil keputusan itu” ujar Elianor.

Daniel menelan ludahnya dengan susah payah, ia berdiri dan menyeret langkahnya menuju kamarnya.

“Daniel” panggil Elianor.

Namun Daniel tidak merespon, langkahnya lurus menuju kamarnya. Cemas dengan keadaan Daniel, Elianor segera melangkah ke kamar Anya.

“Anya” ketuk Alianor cepat.

“Ya mom. Ada apa?” tanya Anya khawatir.

“Daniel. Tolong hibur Daniel. Anya. Tatapan sama seperti 20 tahun yang lalu. Mom mohon tolong dia” ujar Elianor menangis.

Anya kebingungan namun ia menganggukkan kepalanya. “Aku akan ke kamar Daniel”.

Elianor mengangguk. Anya segera mengetuk kamar Daniel. “Daniel. Kau didalam?”.

Tidak ada jawaban dari Daniel. Anya menghela napas dan memberanikan diri untuk membukakan pintu.

Daniel duduk termenung di tempat tidur. Tanpa kata Anya duduk di samping Daniel dan memeluk kekasihnya. Hanya cara itu yang dapat Anya lakukan.

“Mengapa ayah melakukan itu Anya?” Daniel mulai membuka suara.

Anya terus membelai lembut punggung Daniel.  “Ayah mengorbankan dirinya untuk kami, tapi kami… kami malah bermusuhan Anya” ujar Daniel.

Anya mengeratkan pelukannya, air mata mulai mengenang di pelupuk matanya. suara bergetar Daniel terdengar sedih. Berlahan ia merasakan bahunya basah oleh air mata Daniel. Ia membiarkan Daniel mengeluarkan semua perasaannya yang lelaki itu rasakan. Setelah beberapa saat mereka berpelukan, Anya melepaskan pelukannya dan memegang lembut wajah Daniel. tanpa kata Anya mencium bibir Daniel.

Lelaki itu merespon dan menatap ke matanya, Anya hanya tersenyum. Daniel membalas ciuman Anya, melumatnya dengan penuh hasrat.

Ia butuh pelampiasan dan entah bagaimana mereka sudah melepaskan pakaian mereka masing-masing, dengan napas berat sarat akan nafsu Daniel menatap Anya yang berbaring dibawahnya.

Anya memegang wajah Daniel dan tersenyum. Semua akan ia lakukan untuk mengembalikan senyum menawan Daniel. Apapun itu.

Daniel kembali mengecup dalam bibir Anya, memasukkan lidahnya. Anya terkejut merasakan kejantanan Daniel yang menusuk perutnya.

“Can.. Can I?” tanya Daniel.

Anya tampak ragu, ia tau bahwa melakukan seks untuk pertama kali akan terasa menyakitkan namun melihat mata penuh harap Daniel membuat Anya memeluk lelaki itu. Mereka pun bercinta untuk pertama kalinya.

&&&

Daniel membelai rambut Anya yang tertidur disampingnya. Melihat tubuh polos Anya membuat Daniel tersadar dan sekarang ia kesal dan marah kepada dirinya sendiri.

Ia merasa bersalah karena menyeret Anya ke dalam masalahnya. Daniel menghela napas panjang, walaupun ia merasa bersalah karena telah menghilangkan perawan Anya namun ia tetap merasa senang karena percintaan hebat yang pernah ia rasakan.
“Maafkan aku sayang” gumam Daniel.

Anya mengerutkan keningnya, merasa terganggu oleh gumaman Daniel, berlahan ia membuka matanya dan menatap Daniel yang tersenyum.

“Good morning Daniel” sapa Anya senang melihat Daniel kembali tersenyum.

“Ini masih tengah malam sayang” ujar Daniel geli.

“Benarkah?”

Anya bangun dan duduk bersandar di kepala tempat tidur namun gerakannya malah membuat selimut yang menutupi dadanya turun, Anya segera menutup dada polosnya dan baru teringat apa yang baru saja mereka lakukan.
Ingatan erotis tersebut membuat Anya berbaring dan menyembunyikan wajah merah padam dibalik selimut, gerakan tiba-tiba membuat bagian tubuh bawah Anya menjadi sakit.
“Ouch”

“Kau tidak apa-apa?” Daniel menatap khawatir.

Anya meringis sakit dan semakin malu. Sakit di tubuh bagian bawah membuatnya semakin merasa nyata bahwa ia sudah menyerahkan keperawanannya kepada Daniel.

“Tidak apa-apa. Bisakah kau tinggalkan aku sendiri?” tanya Anya malu.

Daniel tersenyum menyeringai. “Kenapa? Kau teringat dengan apa yang baru saja kita lakukan?” goda Daniel.

Anya memekik dan menutup telinga yang ikut memerah. “Berhentilah menggodaku. Aku serius Daniel” ujar Anya.

Daniel memeluk Anya yang ditutupi oleh selimut. “Aku mencintaimu Anya” bisik Daniel.

Anya bergetar mendengarkan penyataan cinta Daniel. “Aku… aku juga menc… mencintaimu Daniel” bisik Anya.

Daniel tertawa pelan dan mengeratkan pelukannya. “Anya. Ayo kita pulang ke Indonesia” ajak Daniel.

Anya mendongakkan wajahnya dan menatap terkejut. “Indonesia?”

“Ya. Bukankah kita sudah lama tidak mengunjungi Indonesia? Aku ingin mengunjungi makam ibu dan ayah”.

Anya menganggukkan kepalanya.
“Baiklah. Ayo kita pulang ke tanah kelahiran kita”.

Cinta Sang Lady Killer (UDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang