Bab 51 - Misunderstanding

Mulai dari awal
                                    

Jason tersenyum senang.

“Kerja bagus” puji Daniel.

Jason menoleh dan menganggukkan senang. “Terima kasih kak”.

Anya dan Vero membawakan dua cangkir kopi dan teh serta makanan ringan ke ruang tamu.

“Jadi katakan, kapan kalian akan menikah?” tanya Anya sembari duduk disamping Vero.

Jason dan Vero berpandangan sesaat. “Harusnya kami yang bertanya kapan kalian akan bertunangan. Setidaknya kami sudah mengambil satu tahap bukan?” Jason berbalik tanya. 

Anya dan Daniel berpandangan sesaat lalu memalingkan wajah mereka. Jason yang menyadari arti dari suasana canggung tersebut segera menyikut lengan kakaknya.

“Hei. Kakak belum melakukan apapun? Kau menyebutmu seorang ladykiller?” tanya Jason heran.

“Shut up” gumam Daniel pelan.

Daniel baru menyadari solusi untuk membuat Anya benar-benar menjadi miliknya. Fokus kepada balas dendamnya dan menjadi ladykiller selama 4 tahun membuat Daniel lupa akan keberadaan ikatan sakral tersebut.
Ia merutuki kebodohannya. Ia menatap dalam ke arah Anya yang membuat gadis itu hampir tersedak minumannya.

Mereka berbincang apapun yang terlintas dipikiran mereka, seperti bisnis, kegiatan mereka atau isu yang sedang hangat lalu sesekali tertawa bersama. Suasana tampak seperti sebuah keluarga tanpa orang-tua yang bahagia.

&&&

“Pemandangan di apartemenmu sangat indah. Aku jadi ingin membeli salah satu apartemen di gedung ini” ujar Jason menatap kearah bangunan tinggi didepannya. Mereka sedang berada dibalkon ruangan samping. Berdiri sembari menopang tangannya pada teralis pembatas balkon.

“Aku akan memberikan diskon untukmu” ujar Daniel tersenyum. 

Jason juga tersenyum mendengarkan perkataan yang menggiurkan tersebut.

Raut wajah Daniel berubah serius. “Aku minta maaf Jason”

Jason menatap kakaknya dengan raut wajah bingung. “Aku minta maaf karena telah membencimu. Aku tau dengan membencimu tidak akan membuat bunda hidup lagi dan aku juga mencurigai mu yang telah mencelakakan Anya. Aku minta maaf”.

“Maksud kakak ada yang mencoba mencelakakan kak Ira?” tanya Jason terkejut. tangannya bergetar pelan.

“Ya. Tapi aku salah menduga kalau kau ataupun nyonya Cathrina yang melakukannya. Ternyata teman kencanku yang merencanakan pembunuhan Anya” jelas Daniel.

Raut wajah Jason mulai pucat, ia menggenggam teralis balkon dengan erat.

“Makanya aku minta maaf. Aku tau kalau aku salah karena telah membencimu” Ucap Daniel pelan.

“Kenapa kau membenciku kak? Aku yakin karena bunda meninggal kau jadi membenciku kan?” tanya Jason.

Daniel terkejut lalu menghela napas panjang. “Sebenarnya bunda meninggal karena dibunuh”.

Jason hampir merasakan lututnya lemas ketika mendengar perkataan Daniel, ia semakin menggenggam erat teralis balkon.

“Bunda dibunuh oleh ayah dan karena ayah begitu menyayangimu aku jadi membencimu juga” ujar Daniel. 
Mungkin ini saatnya ia melupakan masa lalunya dan kembali menjalin hubungan persaudaraan dengan adiknya.

Jason tampak terkejut. “Apa maksudmu papa yang melakukannya? Bukan papa yang melakukannya”.

“Aku mendengarnya dari mulut ayah sendiri Jason. Dialah yang membunuh bunda” jelas Daniel.

Jason terlihat semakin bingung. Ia menatap ke lantai dengan mata mengerjap beberapa kali, mencoba mencerna informasi yang Daniel katakan.

“Tapi…”

Daniel mengerutkan keningnya, perkataan Jason sebelum seperti dia tau siapa yang membunuh ibunya. “Apa yang sebenarnya ingin kau katakan Jason?”.

Jason menatap kakaknya lalu berlutut dihadapan Daniel.

“Apa yang kau lakukan Jason? Bangunlah” 

“Aku mendengar bahwa… mama lah yang membunuh bunda” Ucap Jason bergetar.

Ia sudah tidak sanggup lagi menyimpan rahasia besar. Cukup sudah. Hatinya tidak mampu lagi menyimpan rasa bersalah yang ia simpan selama 20 tahun ini. 

Ia berpikir rasa bersalah tersebut telah hilang ketika mengetahui bahwa Daniel lah penyebab ayahnya bunuh diri, ia tau bahwa ayahnya sangat menyayangi Daniel sampai hampir tiap malam ayahnya mengunjungi kamar Daniel ketika ia kecil. 

Oleh karena itu ia merasa sakit hati karena Daniel memperlakukan ayahnya dengan kasar padahal ayahnya sangat menyayangi Daniel tapi sekarang setelah mendengar pengakuan dari kakaknya. Semuanya menjadi jelas. Mengapa Daniel begitu membenci ayahnya. Jika itu terjadi kepadanya mungkin ia akan melakukan hal yang sama. Tapi kenyataan yang terjadi membuat rasa bersalah Jason menyeruak membuatnya  susah untuk bernapas.

“Apa maksud perkataan mu?” tanya Daniel bingung.

Bagaimana bisa ada dua orang yang membunuh bunda?, tanya Daniel dalam hati.

Namun sedetik kemudian ia terkejut. Pertanyaannya menjadi masuk akal kalau pasangan William mencoba melenyapkan ibunya.

Jason menatap kakaknya, airmata mulai mengalir dipipinya membuat aliran sungai ‘rasa bersalah’.

Cinta Sang Lady Killer (UDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang