Chapter 4 - Daniel Millard

Start from the beginning
                                    

"Lalu mengapa gadis kampungan itu mengacuhkan ku begitu saja?" tanya Daniel kepada dirinya.

Rasa kesal kembali menyusup dalam dirinya membuat Daniel kembali menghela napasnya. Ini sudah ketiga kalinya ia menghela napas dalam waktu tiga jam. Gadis sialan itu sukses membuat mood berantakan di pagi hari.

Tak ingin berlama lama, Daniel segera memakai dasi dan jam hitamnya, kemudian memakai jam tangan IWC yang sangat elegan di tangannya.

Daniel mengambil tas kerja dan keluar dari apartemennya ke parkiran dan melajukan Aston Martin One-nya yang berwarna silver gelap di jalan raya Los Angeles.

&&&

Daniel masuk ke lobby Millard Corporation, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang property dan real estate yang berada di Los Angeles. Millard Corporation salah satu perusahaan yang mengembangkan proyek proyek besar di Amerika, bahkan proyek bangunan mewah yang berada di daerah Manhattan dan Chicago.

"Good morning sir" sapa seorang wanita yang bertubuh tinggi dan seksi yang memakai kemeja yang dibalut jas dan celana panjangnya. Rambut wanita tersebut digulung dengan cantik dan rapi.

"Good morning Arlene" ujar Daniel lalu masuk ke dalam ruang kerja. Arlene mengikuti Daniel belakang.

"Explain my schedule today" ujar Danie yang sudah duduk di kursi kerjanya.

"Pukul 10 pagi rapat dengan para komisaris, pukul 2 siang bertemu dengan Mr. Deriel Erhardt dan malamnya makan malam dengan Ms. Jessica park" jelas Arlene dengan suara tegas dan jelas.

Daniel membelai dagunya seraya memikirkan sesuatu.

"Aku ingin kau mengatur kembali dinner ku dengan Jessica" ujar Daniel.

"Baik sir" ujar Arlene lalu keluar dari ruangan Daniel.

Daniel membuka berkas yang ada di atas mejanya dan mulai menggeluti berkas berkas tersebut.

&&&

"Long time no see" ujar Daniel sambil menjabat tangan Deriel. Sahabatnya sekaligus kolega bisnisnya.

"Good to see again" ujar Deriel tersenyum senang. Laki laki itu memiliki wajah perpaduan Timur Tengah - Amerika, dengan mata coklat terangnya dan senyumnya yang menawan.

Mereka bertemu di sebuah restoran klasik yang berada di kawasan elit, Beverly Hills.

"Aku menyetujui bekerjasama denganmu, kita akan mulai proyek 'Manhattan House' secepatnya" ujar Deriel memulai percakapan bisnis mereka.

"Kualitas bahan yang kau tawarkan sangat berkualitas" puji Daniel tersenyum.

"Suatu kehormatan bisa dipuji oleh Daniel Millard yang sangat tampan" ujar Deriel bercanda. 

"Aku memang tampan" ujar Daniel serius.

Kekehan Deriel menghilang.

"Aku tarik kata kataku" Deriel memutar bola matanya.

Daniel terkekeh, sangat menyenangkan bisa berbicara dengan sahabatnya.

"Apa kau masih hobi mempermainkan perempuan?" tanya Deriel, percakapan mereka mulai merambah ke pribadi.

Daniel menyeringai. "Perkataan mu membuatku seolah aku adalah laki laki brengsek, kau lupa bahwa mereka yang menghampiriku, jadi aku tidak brengsek seperti kata katamu" 

"Cih, kau akan mendapatkan karma mu suatu hari nanti" ujar Deriel serius.

Daniel hanya tersenyum menyeringai. Tidak terpengaruh oleh kata Deriel.

Cinta Sang Lady Killer (UDAH TERBIT)Where stories live. Discover now