Part 73 - The Mission

Start from the beginning
                                        

Ia turun dari mobil dan membuka bagasi. Di dalamnya, senjata dan perlengkapan sudah tersusun rapi dalam tas-tas kecil. Satu per satu anggota Oscura Network keluar dari kendaraan masing-masing, menyebar ke posisi yang telah ditentukan. Tanpa suara, mereka bergerak seperti bayangan.

El berdiri di balik salah satu kontainer, matanya menyisir tiap sudut jalan. Tangannya menggenggam erat radio komunikasi. Kali ini bukan hanya rencana yang ia pertaruhkan—tapi juga seseorang yang sangat ia cintai.

__________

Alexa terus berjalan menyusuri lorong gelap, sesekali ia membuka pintu yang ia lalui. Carel mengatakan jika titik koordinasi terakhir Bian berada di arah Barat, yaitu bangunan yang tengah ia lewati. Terhitung sudah beberapa pintu Alexa buka, namun saat ia cek isinya hanya gudang kosong tak terpakai.

Hingga akhirnya terdengar suara langkah kaki beberapa orang mendekat, membuat Alexa waspada. Dengan cepat Alexa mencari tempat untuk bersembunyi. Dengan asal ia memasuki pintu yang paling dekat yang ternyata isinya adalah sebuah kamar tidak terpakai.

Alexa cepat menutup pintu itu, dan terdiam di belakangnya, telinganya menempel mencoba mencuri dengar percakapan mereka. 

Suara langkah kaki terdengar makin dekat. Derapnya menggema di lorong sempit, bercampur dengan suara pintu berderit dan decak geram seseorang yang tampak kelelahan.

"Gila... penjara khusus itu makin penuh aja," keluh seorang pria dengan suara berat.
"Banyak banget mata-mata yang ketangkep belakangan ini. Katanya dari pihak lawan."

Alexa langsung menajamkan pendengarannya. Alisnya mengernyit tajam. Penjara khusus? Mata-mata dari pihak lawan? pikirnya.
Bukan tidak mungkin, yang dimaksud adalah mata-mata dari tim Oscura Network. Dari orang-orang abangnya.

Jantung Alexa berdegup lebih cepat. Kalau benar itu maksudnya, berarti benar ucapan abangnya, ia memang sengaja melakukan itu agar mudah terbaca. Tapi yang lebih penting, jika mereka benar-benar menangkap mata-mata, besar kemungkinan Bian ada di sana.

Suara percakapan masih berlanjut.

"Sialnya, gue jadi nggak bisa istirahat normal. Sekarang aja baru bisa makan, itu juga sambil jalan begini."
"Jam segini udah tengah malam, bro. Biasanya kita bisa nyantai sedikit."

Alexa mendengar suara mereka menjauh, tapi ia masih berdiri kaku di balik pintu. Matanya menyipit, bibirnya tertarik membentuk senyum puas.
Itu bukan hanya keluhan—itu petunjuk. Penjara khusus itu kemungkinan masih aktif malam ini, dan jika penjaganya baru bisa istirahat sekarang, maka artinya rotasi penjagaan sedang longgar.

Kalau gue bisa tahu di mana penjara itu... pikir Alexa, gue bisa masuk selesaiin misi ini dengan cepet.

Tangannya mengepal pelan. Pandangannya menyapu ruangan sebelum ia membuka pintu sedikit untuk memastikan lorong telah aman. Setelah itu, ia keluar dengan hati-hati, bergerak lebih pelan, lebih tajam. Kali ini dengan tujuan yang lebih terarah—menemukan penjara khusus itu... 

Baru beberapa langkah ia berjalan, dua orang pria muncul dari tikungan membuat Alexa sedikit terperanjat. Alexa membeku. Mencoba untuk menetralkan detak jantungnya, apakah ia akan ketahuan dan mati begitu saja pikirnya?

Namun kedua orang itu hanya menunduk memberi hormat sebelum akhirnya pergi begitu saja tanpa mencurigainya sedikit pun.

Kini Alexa mengerti, apa alasan Carel meminta bantuannya. Karena hanya dialah yang bisa melakukan itu, dan entah ia harus bersyukur atau tidak karena perawakan ia dan Kirana hampir serupa, walaupun tinggi badan Alexa melebihi Kirana sedikit.

Alexa kembali berjalan hingga ia memilih untuk berbelok di tikungan terakhir. Dengan hati-hati ia membuka pintu itu yang ternyata adalah ruangan control. Di ruangan ini terdapat layar monitor yang menampilkan ratusan CCTV yang terpasang di penjara khusus. 

I'm Alexa [End-Tahap Revisi]Where stories live. Discover now