Part 23 - Unraveling Secrets

81.5K 3.3K 28
                                        

Halo guys!

Tadinya aku gak akan update dulu, mau libur hehe

Cuman ya udah lah yaa, gapapa.. karena aku baik hati dan tidak sombong, aku kasih kalian double update aja! Yeey!!

Thank you buat kalian yang selalu semangatin aku!

Jangan lupa apa?

VOTE

KOMEN

FOLLOW

Happy reading! See youu..

Oiya, kali ini 1500-an kata

__________



Kirana menarik napas panjang, mencoba menenangkan dirinya yang masih gemetar. Meskipun Alexa membantunya, rasa malu dan marah masih memenuhi pikirannya. Ia menatap ke arah tembok penghargaan, tepat di bawah kategori Platinum, tempat nama keluarga Brandon dan Alexa terukir dengan jelas, disusul dengan nama yang lainnya, yang rata-rata mereka berada di kelas A.

"Alexa...," gumamnya pelan, hampir seperti bisikan. Ada banyak hal yang berkecamuk di pikirannya-antara rasa sakit hati dan sesuatu yang lebih gelap. Ia merapikan bukunya dengan gerakan kaku, mencoba menyusun rencana.

Sementara itu, Alexa dan Manda memutar arah berjalan menuju kafetaria. Langkah Alexa lebih berat dari biasanya, meskipun ia tidak menunjukkan apa pun di wajahnya.

"Lo baik juga tadi," kata Manda, memecah keheningan. "Tapi gue penasaran, kenapa lo peduli sama Kirana? Bukannya lo yang dulu juga sempet ribut gara-gara dia dekat sama Brandon?"

Alexa mendesah, mengusap pelipisnya. "Gue gak peduli sama dia, Mand. Gue cuma gak suka keributan yang gak penting. Lagian, kalo gue biarin, masalah bakal makin ribet."

Manda menyeringai kecil. "Alasan klasik lo. Tapi gue tahu kok, ada sedikit rasa iba di hati kecil lo, ya kan?"

"Udah, stop sok tahu lo," balas Alexa cepat, mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Namun, di dalam hati, Alexa tidak bisa mengabaikan rasa aneh yang muncul. Meskipun ia kesal dengan Kirana, ada sesuatu dalam tatapan Kirana tadi yang membuatnya merasa tidak nyaman. Tatapan itu tidak sekadar ketakutan-ada rasa dendam di dalamnya.

Sesampainya di kafetaria, suasana lebih tenang dibandingkan di kantin. Inilah yang Alexa butuhkan sekarang, ketenangan dan jauh dari hiruk-pikuk penghuni kantin. Alexa langsung memesan minuman dingin favoritnya, sementara Manda mengambil sepiring camilan.

Alexa menatap seseorang yang melintas di hadapannya, "Mand, gue ke toilet dulu ya sakit perut gak kuat. Kalo lama, lo duluan aja ke kelas," ucap Alexa memegang perutnya sambil meringis akting kesakitan.

"Gue ditinggal sendirian lagi nih?" ucap Manda sebal tidak terima. "Ya udah sana lo."

Alexa berlari kecil meninggalkan kafetaria. Setelah lumayan jauh, ia menegakkan kembali tubuhnya.

Alexa berjalan cepat menyusuri koridor yang sepi, memastikan langkahnya tak terlalu berisik. Matanya fokus pada punggung seseorang yang tengah melangkah santai di depan. Sosok itu, seorang siswa laki-laki dari kelas lain, mengenakan hoodie gelap yang sengaja ditarik menutupi kepala meski berada di dalam ruangan. Alexa tahu siapa dia-Nio, salah satu siswa beasiswa, ia mendengar jika Nio sering terlihat mencurigakan di sekitar sekolah.

I'm Alexa [End-Tahap Revisi]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora