Part 22 - Power Play

91.4K 3.5K 38
                                        

Selamat hari Senin guys!

Kalian yg lagi liburan ngapain aja nih?
Di rumah aja? Atau jalan jalan?

Untuk part kali ini aku kasih 1.400 kata yaa

Jangan lupa

VOTE

KOMEN

FOLLOW

Okee.. happy reading

__________



Suasana pagi yang biasanya ceria kini terasa tegang karena Alexa masuk ke kelas dengan wajah kesal. Ia meletakkan tasnya ke bangku dengan kasar, membuat Manda yang ada di belakangnya berjengit kaget.

"Lo kenapa sih, Lex? Kayak baru perang sama beruang," tanya Manda terkikik geli melihat sahabatnya uring-uringan tidak jelas.

"Masih nanya kenapa? Lo lihat sendiri kan tadi gue kenapa?" ucap Alexa kesal. Ia duduk, lalu menyalakan kipas angin kecil di mejanya dengan gerakan penuh emosi. "Lagi-lagi si El! Dia tuh... Ugh, nyebelin banget!" keluhnya sambil menggerutu.

Tawa Manda pecah, ia sudah tidak bisa menahannya lagi. "Nyebelin kenapa? Emang dia ngapain? Dia kan cuma cemburu sama Brandon."

Alexa menatap Manda dengan tatapan tajam. "Iya! Dia cemburu! Cuma gara-gara kejadian kemarin di kantin, lo juga tahu kan. Dia jadi drama kayak gitu. Gue nggak habis pikir, kok bisa ada orang seposesif dia."

Manda tertawa keras, mengundang perhatian beberapa teman sekelas. "Astaga, Lex. Lo tuh kayak di novel-novel. Cowok posesif, cewek keras kepala. Kapan kalian nikahnya?"

Alexa melemparkan tatapan mematikan ke arah Manda. "Nikah? Lo becanda, kan? Kalau gue nikah sama dia, mungkin gue nggak bakal bisa napas! Sekarang aja baru tunangan udah kaya gini, apalagi nikah! Gak bisa gue bayangin!"

Manda menepuk bahu Alexa, masih tertawa. "Tenang, tenang. Lo cuma belum terbiasa sama sikap nya dia, gue tau kok kalau lo sebenarnya suka sama dia. Jadi sekarang masalahnya, lo hanya perlu beradaptasi, Itu aja."

Alexa mendengus, menatap ke depan dengan wajah kesal. "Suka? Lo kira gue masokis apa? Dia itu nggak bisa diajak kompromi, Mand. Ngatur-ngatur gue seolah dia pemilik hidup gue. Kalau bukan karena keluarga, gue udah cabut jauh-jauh dari dia."

Manda menyeringai, merasa terhibur oleh kekesalan Alexa. "Tapi lo nggak cabut, kan? Lo tetap di sini, tetap terikat sama dia. Jadi, mau nggak mau, lo harus belajar terima dia. Posesifnya itu, mungkin, cara dia bilang dia peduli sama lo."

Alexa mendesah panjang, menggerutu lagi sambil menopang dagu. "Coba deh lo hitung, udah berapa kali dia bertindak semaunya. Mulai dari tiba-tiba ngiket gue jadi tunangannya, ngelarang gue buat ekskul lagi, gak ngijin gue buat bawa mobil se-enaknya apalagi balapan. Bayangin Mand, bayangin!"

Manda menaikkan bahu santai. "Lo gak usah keras kepala deh Lex, apalagi munafik. Gue tahu, dalam lubuk hati lo yang paling dalem, lo itu suka kan diperlakuin kaya gitu, gak usah bohong. Gue juga tahu banget lo suka tantangan. Lo itu tipe orang yang suka lawan arus. Dan El, dengan segala posesifnya, mungkin dia satu-satunya orang yang bisa bikin lo tetap tertarik."

Alexa menatap Manda dengan wajah datar, lalu melemparkan penghapus kecil ke arahnya. "Lo nyebelin, tahu nggak? Lo itu berisik banget!"

Manda tertawa lepas sambil mengembalikan penghapusnya. "Ngeselin gini tapi lo tetap cerita ke gue. Itu artinya lo butuh gue di sini, kan?"

I'm Alexa [End-Tahap Revisi]Where stories live. Discover now