Halo semuanya!
Minal aidzin walfaidzin mohon maaf lahir batin yaaa guys!
Kembali lagi dengan Nana disini!
Gimana nih lebarannya? Udah dapet THR berapa guys? Spill dong!
Oke deh tanpa berlama-lama lagi, aku cuman mau ingetin yaaa!
STOP JADI SIDERS! YANG BACA CERITA INI WAJIB BANGET NINGGALIN JEJAK, MINIMAL VOTE + KOMEN!
Oke langsung aja, untuk part ini di 2.000-an kata aja yaa
INGAT!
JANGAN LUPA
VOTE
KOMEN
FOLLOW
See you and happy reading!
Happy eid mubarak guys!
__________
"El," ucap Alexa merasa tidak ada pergerakan dari orang yang sedang merengkuhnya dari belakang itu.
Alexa melirik sedikit, namun yang ia dapat adalah mata El yang terpejam. "El," ucapnya lagi lebih keras dengan menggoyangkan pelan tangan pria itu, namun tetap tidak ada sahutan. Alexa mencoba melepaskan diri dari jeratan El, tubuhnya terduduk tegak mengamati muka tunangannya yang semakin pucat.
Seketika matanya terbelalak melihat lengan kiri El yang sudah dipenuhi dengan darah. "EL!" teriak Alexa histeris.
"Dek, lo kenapa?" tanya Alex yang ada di depannya, berbalik menatap ke arah belakang. Belum sempat Alexa menjawab, mata Alex sudah terbelalak melihat pemandangan di hadapannya. "EL! EL LO KENAPA?!" Alex ikutan panik melihat lengan kiri El yang sudah dibanjiri dengan darah, matanya yang terpejam, dan wajahnya yang semakin pucat membuat keadaan berubah tegang seketika.
Alexa mencoba menahan luka El yang terus mengeluarkan darah, matanya sudah basah dengan air mata. "El gue mohon... jawab gue," ucapnya terisak. Pikiran Alexa terpecah, antara panik dan sibuk mencari cara untuk menghentikan pendarahan di lengan El.
"Kapan dia tertembak?" ucap Alex cepat tanggap melihat luka yang ada di lengan El, lalu mencocokkan dengan situasi dan kondisi mereka sebelumnya.
"T-tadi... di rumah sakit," jawab Alexa terisak, Alexa melepas cardigan tipisnya, lalu ia menggunakannya untuk menahan luka El yang masih saja mengeluarkan darah segar.
Alex menggeram kecil, "Dalam lima menit kita harus sampai di markas!" perintah Alex pada anak buahnya yang sedang mengemudi. Orang itu mengangguk patuh lalu semakin dalam menginjak pedal gasnya, membelah jalanan yang terlihat ramai lancar.
Alex pun mengirim pesan pada Carel, memberitahu secara singkat tentang kondisi mereka, lalu meminta abangnya untuk menyiapkan dokter.
Beberapa menit kemudian, mobil yang membawa mereka melaju memasuki halaman markas dengan kecepatan tinggi. Begitu kendaraan berhenti, beberapa anak buah, dokter, dan perawat yang sudah bersiap langsung bergerak mendekat.
Pintu mobil terbuka dengan cepat. "Bawa dia ke dalam!" perintah salah satu dokter begitu melihat kondisi El yang semakin melemah. Tanpa membuang waktu, dua perawat segera membantu menurunkan El dan membawanya ke dalam gedung.
Alexa hendak mengikuti mereka, namun tubuhnya terasa lemas. Kakinya nyaris tak mampu menopang tubuhnya sendiri. Melihat itu, Alex dengan sigap merangkul bahu adiknya. "Ayo, kita ikut," ucapnya pelan, mencoba menenangkan Alexa yang wajahnya penuh dengan air mata.
YOU ARE READING
I'm Alexa [End-Tahap Revisi]
Teen Fiction⚠️ BIASAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA ⚠️ - - Belum sampai diambang pintu kantin Alexa kembali berhenti, lalu melepaskan pecahan beling yang menancap pada sepatunya tanpa rasa ngilu. Setelah itu ia melepaskan sepatunya, terlihatlah kaos kaki putihnya y...
![I'm Alexa [End-Tahap Revisi]](https://img.wattpad.com/cover/376930039-64-k717476.jpg)