PART 7 - Playing Victim

157K 7.7K 60
                                        

Waah ditinggal semalam langsung rame aja niih..
Thank youu guys buat kalian yang udah mau nyempetin baca cerita aku. Mohon maaf kalo selama membaca masih banyak typo bertebaran, soalnya aku lagi mau revisi cerita lain dulu. Kalo ada saran dan masukan boleh banget, kalian tinggal komen ajaa okee...

Jangan lupa apa?

VOTE

KOMEN

FOLLOW

Happy reading

__________

Alexa membaringkan tubuhnya di kasur, ia menatap cincin yang tersemat di jari manis sebelah kirinya. Menghela nafas pelan lalu menatap langit-langit kamarnya.

Saat dulu tunangan bersama Brandon ia bahkan tidak memakai cincin. Namun sekarang saat bersama El, bahkan ia sendiri yang memasangkan nya pada jarinya.

"Ini beneran gue harus jadi tunangan orang lagi?" Gumamnya pelan. "Belum juga gue menikmati masa lajang gue, eh malah udah diiket lagi. Lepas dari kandang buaya malah masuk kandang singa."

"Susah sih punya wajah cantik kaya gini, kan jadi banyak yang suka," Alexa berbicara sendiri sambil mengguling-gulingkan tubuhnya.

Sebenarnya ia sedikit shock dengan pertunangan nya dengan El yang tiba-tiba, namun tidak ada alasan untuk Alexa menolaknya. Ya gimana mau nolak coba kalo disuruh tunangan sama cowok spek gapura kabupaten, wajah ganteng paripurna, mana pewaris tunggal lagi.

Masa depan mereka juga sudah pasti diatur dan dirancang oleh orangtuanya sedemikian rupa. Ia tidak usah repot-repot memikirkan akan berkuliah dimana lalu setelah lulus harus bekerja dimana, itu semua tidak berlaku untuk orang yang terlahir dari sendok emas seperti Alexa maupun El.

Lagian yang Alexa tau, El sudah kenal dengan keluarganya sejak lama. Apalagi orangtua mereka bersahabat. Jadi seharusnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan, walaupun mungkin Alexa belum mengenal El lebih jauh.

"Ah udahlah mending gue tidur aja," ucapnya menarik selimut.

__________

Alexa turun dari tangga dengan tergesa, matanya terus melirik ke arah jam yang melingkar di tagannya menunjukkan pukul tujuh lewat lima belas menit. Sedangkan lima belas menit lagi gerbang sekolah akan ditutup. Bagaimana bisa dirinya sampai ke sekolah tepat waktu pikirnya.

Tangannya mengambil selapis roti, lalu kembali berlari menuju pintu, "Mom aku berangkat!" Teriaknya.

"Hati-hati sayang," ucap Lana yang tengah berada di dapur.

Mulut Alexa tidak berhenti berkomat-kamit menyumpah serapahi kedua abangnya yang bisa-bisanya meninggalkannya.

DUG

"Auwh!" Rintih Alexa mengusap keningnya. Baru saja ia membuka pintu, dirinya sudah menabrak sesuatu yang keras.

"El?" Tanya Alexa bingung melihat El yang sudah berada di ambang pintu. Namun kebingungan nya tidak begitu lama.

"Gue tau lo mau jemput gue kan, ayo cepetan berangkat," ucap Alexa menarik tangan El.

El yang ditarik hanya mengekori Alexa dengan santai. Alexa memakai helm full face yang ada di motor El, begitupun dengan El.

"Gak mau tau pokonya lo harus ngebut, kalo engga nanti kita telat," ucap Alexa menaiki motor.

Tanpa aba-aba El menarik koplingnya membuat tubuh Alexa tersentak ke depan, membuatnya otomatis memeluk El. Setelahnya El mengendarai motornya dengan kecepatan di atas rata-rata.

I'm Alexa [End-Tahap Revisi]Место, где живут истории. Откройте их для себя