Hallo guys, ketemu lagi dengan akuu di weekend inii!
Sehat selalu dan always happy ya..
Part kali ini 3.800 kata, bisa buat dua part ini wkwk
Oke deh, pokoknya.. JANGAN LUPA
VOTE!
KOMEN!
FOLLOW!
Happy reading!
___________
Alexa berjalan ke arah Reesha yang sedang terduduk di sofa rumahnya dengan riang, tangannya membawa beberapa kantung makanan. "Shasha! Gue bawa sesuatu buat lo!" teriaknya menghampiri Reesha.
Reesha menolehkan kepalanya menatap Alexa, wajahnya sedikit terkejut. "Astaga! Ini kan es krim yang gue pengen! Pizza juga!" Reesha dengan cepat menyambut kantung makanan yang ada ditangan Alexa. Tangannya membuka kantung itu satu per satu. "Sushi, burger, churros, es teh," gumamnya mengabsen satu per satu makanan yang ia keluarkan.
"Lo mau bikin gue gendut! Kok banyak banget sih makanannya? Kalo gak habis gimana coba?" protes Reesha menatap Alexa heran.
Alexa terkikik geli melihat reaksi sahabatnya itu, "Yakin gak akan habis? Malah gue pikir ini kurang. Lo lupa kalo kita mau begadang sampai malem buat maraton drakor?"
Reesha mengembukan pipinya, "Iya ya.. tapi kan gue mau diet Lex! Lo gak lihat nih, pipi gue makin chubby. Gue takut kalo Brandon gak suka sama gue nanti," ucapnya khawatir.
Alexa berdecak kesal, lalu duduk disampingnya. "Emang lo udah nyatain perasaan lo sama dia?"
Reesha terdiam, kepalanya menggeleng pelan. "Gengsi lah Lex. Muka gue mau ditaroh dimana kalo gue nyatain perasaan gue duluan?"
"Hari gini masih jaman gengsi? Terus lo mau sampai kapan nungguin Brandon yang bilang duluan? Sampai dinosaurus hidup lagi? Atau sampai keluarga khong guan ada bapaknya?" tanya Alexa kesal. "Dengerin gue," ucap Alexa memegang bahu Reesha. "Nyatain perasaan lo secepatnya, gak peduli mau akhirnya dia nerima atau nggak, lebih baik mencoba daripada nggak sama sekali."
Lagi-lagi Reesha terdiam, sebelum akhirnya berkata, "Tapi gue takut kalo nanti persahabatan kita rusak Lex. Kita berempat udah sahabatan lumayan lama. Kalo gue nyatain perasaan sama Brandon, gue takut kita malah jadi awkward nantinya."
"Shuut.. udah gak usah pikirin yang aneh-aneh, yang penting lo harus nyatain perasaan lo secepatnya. Besok oke. Kalo ngga, gue sendiri yang bilang sama dia."
Mata Reesha melotor, "Lex!"
__________
Alexa mondar-mandir di kamarnya. Ini sudah malam, dan Reesha belum meneleponnya sama sekali. Biasanya ia akan menelepon Alexa setiap sore, entah hanya untuk sekedar mengabari jika ia sudah sampai di rumah, atau curhat masalah sehari-harinya di sekolah.
Alexa dan Reesha bersekolah di tempat yang berbeda. Ayahnya sudah meninggal sejak ia SD dan ibunya terlalu sibuk bekerja di luar negeri. Reesha adalah tetangganya dulu, sebelum akhirnya ibu Reesha memutuskan untuk pindah rumah.
Hal itulah yang membuat hati Alexa seperti memiliki kewajiban untuk menjaga Reesha bagaikan keluarganya. Alexa selalu mengikutsertakan Reesha jika keluarganya memiliki acara atau bepergian kemanapun. Orangtua Alexa pun sudah menganggap Reesha seperti anaknya sendiri.
YOU ARE READING
I'm Alexa [End-Tahap Revisi]
Teen Fiction⚠️ BIASAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA ⚠️ - - Belum sampai diambang pintu kantin Alexa kembali berhenti, lalu melepaskan pecahan beling yang menancap pada sepatunya tanpa rasa ngilu. Setelah itu ia melepaskan sepatunya, terlihatlah kaos kaki putihnya y...
![I'm Alexa [End-Tahap Revisi]](https://img.wattpad.com/cover/376930039-64-k717476.jpg)