Yuhuuu! Halo guys!
Gimana kabar kalian? Baik kan? Baik dong yaa masa nggak..
Guys mulai sekarang panggil aku Nana aja yaa, sesuai namaku.. jangan author apalagi mimin, okeee
Coba absen siapa aja yang udah follow sosmed nya Nanaaa? Yang belum follow, aku ingetin buat follow yaa, siapa tahu nanti kalian dapet spoiler buat part selanjutnya hehe
Untuk part kali ini 2.900 kata ya sayang-sayang
JANGAN LUPA APA?
VOTE
KOMEN
FOLLOW
Happy reading!
(note kalo ada typo tandain aja yaa)
__________
Setelah keheningan melanda Alexa selama beberapa saat, pintu kamar terbuka pelan. Seorang perawat masuk, mengenakan seragam putih bersih dengan name tag yang tergantung di dada kirinya. Tangannya cekatan mengecek infus dan mesin pemantau, memastikan semuanya dalam kondisi normal. Alexa memperhatikannya dalam diam, matanya mengikuti setiap gerakan perawat itu dengan saksama.
Ruangan kini hanya diisi oleh mereka berdua. Lio sudah pergi entah ke mana sejak beberapa waktu lalu, dan Alexa merasa ini adalah kesempatan baik untuk menggali informasi. Ia tidak tahu kenapa Lio terus menemaninya sedari tadi, atau kenapa keluarganya belum datang juga. Semua ini terasa terlalu aneh, dan perasaan itu semakin kuat seiring dengan kesadarannya yang kian membaik.
"Sus..." panggil Alexa dengan suara pelan. Tenggorokannya masih terasa kering, tapi ia tetap berusaha berbicara dengan jelas.
Perawat itu menoleh, menatapnya dengan ekspresi ramah. "Iya, Kak? Ada yang bisa saya bantu?"
Alexa mengangguk kecil. "Suster tau nggak? Kira-kira saya udah berapa lama di sini?"
Perawat itu tampak ragu sejenak sebelum menjawab, "Baru satu hari, Kak. Tapi untungnya Kakak hanya mengalami luka ringan, besok pasti kondisi Kakak sudah membaik, tapi masih perlu banyak istirahat ya Kak."
Alexa pun mengangguk mengerti, takutnya tiba-tiba ia mengalami koma, lalu terbangun saat dirinya sudah punya anak. Ck apasih yang gue pikirin batin Alexa berdecak. Alexa terdiam, memikirkan sesuatu. Jika benar keluarganya sudah diberi tahu, seharusnya mereka sudah ada di sini sekarang. Tapi kenapa tidak ada satu pun dari mereka yang datang?
"Sus, boleh tanya sesuatu lagi nggak?"
"Tentu, Kak. Apa yang ingin Kakak tanyakan?"
Alexa menelan ludah, mencoba bersikap santai. "Suster tau nggak HP saya ada di mana?"
Perawat itu tampak sedikit kaget dengan pertanyaan itu. Ia melirik meja kecil di samping ranjang, seolah memastikan sesuatu, lalu kembali menatap Alexa. "Maaf, Kak. Saya tidak melihat HP Kakak sejak Kakak dirawat di sini. Mungkin ada di bagian administrasi, atau sudah diambil oleh keluarga Kakak."
Alexa mengerucutkan bibirnya, kecewa dengan jawaban yang ia terima. Namun jantungnya kini berdebar. Tidak mungkin hilang. HP-nya pasti bersamanya saat kecelakaan terjadi. Jika tidak ada di sini, lalu siapa yang mengambilnya?
Ia mencoba tersenyum kecil, meskipun pikirannya mulai dipenuhi berbagai kemungkinan buruk. "Oh, gitu ya... Oke deh. Kalau gitu, Suster tahu nggak siapa aja yang udah datang jenguk saya?"
YOU ARE READING
I'm Alexa [End-Tahap Revisi]
Teen Fiction⚠️ BIASAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA ⚠️ - - Belum sampai diambang pintu kantin Alexa kembali berhenti, lalu melepaskan pecahan beling yang menancap pada sepatunya tanpa rasa ngilu. Setelah itu ia melepaskan sepatunya, terlihatlah kaos kaki putihnya y...
![I'm Alexa [End-Tahap Revisi]](https://img.wattpad.com/cover/376930039-64-k717476.jpg)