Halo guys!
Sesuai janji yaa, double update..
Untuk part ini 1.300 kata
Aku mau tanya dong, kalian pengen cerita ini kaya gimana? Ada yang punya saran gk? Misal, karakter El yang dibikin bucin mampus, atau Alexa yang tiba-tiba jual mahal? Atau gimana? Ada request gak nih?
Jangan lupa!
VOTE!
KOMEN!
FOLLOW!
See you guys... Happy reading
__________
Mobil yang dikendarai El meluncur dengan mulus menuju area parkir sekolah. Alexa duduk di sampingnya, masih dengan ekspresi kesal yang belum sepenuhnya pudar sejak percakapan pagi tadi. Ia menyandarkan dagunya ke jendela, melihat keluar dengan pandangan kosong. Sementara itu, El tetap memandang lurus ke depan, tangannya kokoh memegang kemudi, tak banyak bicara.
"Lo selalu begini, ya. Diam aja," celetuk Alexa tiba-tiba, memecah keheningan. Nada suaranya terdengar seperti protes, tapi tidak sepenuhnya serius.
El melirik sekilas ke arahnya. "Kalau gue jawab, lo bakal puas?"
Alexa mengerutkan dahi, menatap El tajam. "Nggak, sih. Tapi setidaknya gue nggak kayak ngomong sama tembok."
El hanya mengangkat bahu tipis, ekspresinya tetap dingin. "Kadang lebih baik diem daripada ngomong hal yang bikin lo tambah marah."
Alexa mendengus. "Lo tahu nggak, lo itu susah banget diajak ngobrol. Tapi entah kenapa gue nggak pernah bener-bener marah sama lo."
El mengulas senyum kecil yang nyaris tak terlihat. "Bagus kalau gitu."
Begitu mereka sampai di parkiran, Alexa mendapati Alex, Bian, dan Rava sudah berdiri di dekat motor mereka, bersandar santai sambil berbincang. Alex melambai dengan senyum lebarnya yang khas begitu melihat mereka. Rava, yang lebih santai, hanya memberi anggukan kecil, sementara Bian sibuk menyesap minuman dingin dari gelas plastik.
"Finally! Lama banget kalian," seru Alex ketika Alexa dan El turun dari mobil.
Alexa melipat tangan di dada, melirik mereka dengan mata menyipit. "Ngapain kalian di sini? Gue rasa ini parkiran, bukan base camp buat nongkrong."
Bian terkekeh. "Santai, Lex. Pagi-pagi udah nyolot aja, ya."
"Kalau nggak nyolot, bukan Alexa namanya," tambah Rava dengan suara datarnya, membuat Alex tertawa.
Mereka berjalan mendekati El dan Alexa, El hanya memberikan anggukan singkat. Alexa menatap mereka satu per satu, masih dengan ekspresi curiga yang belum juga hilang.
"Ada apa lagi sekarang? Jangan bilang ada misi rahasia lagi," ceplos Alexa sambil menatap mereka satu per satu.
Mendengar kata "misi," El melirik Alexa dengan pandangan tajam yang membuatnya langsung sadar telah salah bicara. Tapi, bukannya mundur, Alexa justru mengangkat alis, menantang. "Apa? Gue salah ngomong, ya?"
Alex terkekeh, mencoba mencairkan suasana. "Dek, lo kebanyakan nonton film action, deh. Kita cuma di sini nungguin El, bukan lagi jadi agen rahasia."
"El yang bilang tadi pagi kan, lo ceroboh, jadi dia harus jagain lo," balas Alexa dengan nada setengah mengejek.
Alex tertawa kecil, menepuk bahu El. "Eh, El, lo protective banget ternyata. Gue harus beruntung punya lo sebagai bodyguard."
YOU ARE READING
I'm Alexa [End-Tahap Revisi]
Teen Fiction⚠️ BIASAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA ⚠️ - - Belum sampai diambang pintu kantin Alexa kembali berhenti, lalu melepaskan pecahan beling yang menancap pada sepatunya tanpa rasa ngilu. Setelah itu ia melepaskan sepatunya, terlihatlah kaos kaki putihnya y...
![I'm Alexa [End-Tahap Revisi]](https://img.wattpad.com/cover/376930039-64-k717476.jpg)