"Jangan banyak nanya, Dek. Fokus. Lo udah sejauh ini—jangan bikin semua jadi sia-sia."
Alexa menggertakkan giginya, menahan luapan emosi yang bercampur aduk antara kesal, takut, dan semangat.
"Kalian kira gue avatar yang bisa menguasai semua elemen, apa gimana sih..." gumamnya kesal.
Namun, ia kembali melangkah. Kepalanya menunduk sebentar, menarik napas dalam-dalam. Kemudian, ia mengambil masker hitam dan memasangnya, mengangkat dagu tinggi-tinggi, memasang tatapan Kirana yang angkuh dan dingin—topeng yang kini harus ia pakai dengan sempurna.
Satu langkah... dua langkah... Suara derap sepatunya bergema di lorong sempit itu.
Waktu terus berdetak.
Dan Bian... entah masih hidup atau tidak, tetap harus ditemukan.
__________
Sementara itu, disisi lain El tengah memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi. Terlihat lebam di pipinya namun itu tidak membuatnya memelankan laju mobilnya sedikitpun. Sialnya ia tadi harus mendatangi markas Black Oscura karena situasi yang sudah begitu kacau.
Namun naasnya saat ia datang, ia langsung dituduh dan dihujami oleh beberapa pertanyaan. Bahkan ia sampai dituduh menjual informasi ke geng lawan dan dituduh menjadi mata-mata lawan karena belakangan ini ia jarang berada di markas.
Bahkan mereka sempat menyalahkan dan menyudutkan El karena ia memiliki banyak uang sehingga ia bebas melakukan apapun.
Namun akhirnya El bisa menenangkan mereka dengan sedikit ancaman. El tidak bisa mengatakan jika selama ini ia menjalankan misi sebagai anggota Oscura Network karena itu artinya ia melanggar kode etik seorang agen.
Kembali lagi menatap jalanan, sesekali ia menatap spion tengah melirik anak-anak Oscura Network yang mengikutinya. Kali ini El dan yang lainnya akan berjaga diluar atau disekitar kawasan markas Tares. Dan disudut-sudut kota yang merupakan diduga sebagai tempat persembunyiannya. Ia tidak akan ikut masuk ke dalam, karena Carel yang melarangnya.
Carel menekankan rencananya dengan nada tegas di radio komunikasi, "Fokus lo sekarang cuma satu, El. Pengejaran dan pelarian. Gue butuh lo tetap mobile kalau skenario terburuk terjadi."
Suara itu terdengar jelas di telinga El lewat earpiece-nya. Ia mengetuk setir dua kali, seakan menguatkan dirinya. "Gue ngerti. Tapi jangan harap gue cuma duduk manis kalau dia kenapa-kenapa."
Carel mengabaikan nada El yang mulai memanas. "Bagian dalam markas gue percayakan ke tim sisanya... dan Alexa."
El mendengus pelan. "Alexa, ya?" Bibirnya mengatup rapat. Dalam kondisi normal, ia pasti sudah membantah—tapi kali ini tidak. Ia tahu seberapa keras kepala Alexa. Sekarang yang bisa ia lakukan hanyalah berjaga dari luar dan memastikan jalur pelarian bersih kalau semuanya gagal.
"Empat puluh menit." Suara Carel kembali terdengar, lebih dingin dan tegas.
"Kalau dalam empat puluh menit Alexa belum keluar, lo masuk. Tapi bukan sebagai penyusup. Lo masuk sebagai tim penyelamat."
Tak ada jawaban dari El kali ini, hanya tarikan napas dalam yang ia embuskan perlahan. Empat puluh menit. Ia harus menahan diri empat puluh menit—dan dalam waktu itu, banyak hal bisa terjadi.
Mobil El berbelok tajam melewati tikungan sempit, lalu perlahan memperlambat laju. Beberapa meter ke depan, lampu rem menyala. El menghentikan mobilnya di balik tumpukan kontainer tua yang terbengkalai. Dari tempatnya berdiri sekarang, ia bisa melihat sebagian atap markas Tares menjulang di balik pagar kawat dan tembok beton tinggi yang dilapisi kamera pengawas.
YOU ARE READING
I'm Alexa [End-Tahap Revisi]
Teen Fiction⚠️ BIASAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA ⚠️ - - Belum sampai diambang pintu kantin Alexa kembali berhenti, lalu melepaskan pecahan beling yang menancap pada sepatunya tanpa rasa ngilu. Setelah itu ia melepaskan sepatunya, terlihatlah kaos kaki putihnya y...
Part 73 - The Mission
Start from the beginning
![I'm Alexa [End-Tahap Revisi]](https://img.wattpad.com/cover/376930039-64-k717476.jpg)