Part 70 - Join The Mission?

Comenzar desde el principio
                                        

"El?" serunya kaget, tubuhnya langsung terdongak untuk melihat ke arah kolam. Dan benar saja, El kini sudah berada di dalam air, menyembul dengan senyum tipis dan rambut yang basah menempel di dahinya.

"El! Kamu ngapain?!"

El mengibas sedikit rambutnya, lalu mengulurkan tangannya, seolah sedang mengundangnya, "Turun sini. Airnya nggak dingin."

Alexa mematung. Senyumannya langsung sirna, tergantikan dengan ketegangan yang merambat pelan ke tubuhnya. Ia menggeleng kuat, bahkan mundur sedikit dari tepi kursi santai tempat ia duduk.

"Enggak, El. Aku... aku enggak bisa."

El memiringkan kepalanya, ekspresinya tidak berubah. Tetap tenang, tetap teduh, seakan ia bisa membaca isi kepala Alexa dengan jelas.

"Aku tahu," ucapnya akhirnya, suaranya melembut, "Kamu belum benar-benar pulih dari rasa takut itu. Tapi kamu juga udah jauh lebih baik dari sebelumnya, 'kan?"

Alexa menggigit bibirnya. Air kolam biru jernih itu mungkin terlihat tenang dan mengundang dari kejauhan, tapi bagi Alexa, selalu ada bayangan mengerikan yang menyergap, bayangan tentang tubuhnya yang tenggelam, paru-parunya yang kehabisan napas, dan rasa panik yang membuatnya lumpuh dalam air.

"El, aku—"

"Kamu nggak sendirian, Alexa..." El memotongnya lembut, lalu mengulurkan tangannya dari dalam kolam, "Kalau kamu turun ke sini, aku janji kamu bakal baik-baik aja. Aku bakal jaga kamu."

Alexa tetap diam. Jemarinya mengepal di atas paha, berkutat dengan rasa takut dan keraguan.

El menghela napas singkat, lalu menambahkan, "Dan satu lagi..."

Alexa mengangkat kepalanya, menatap El yang kini terlihat jauh lebih serius.

"Aku akan jawab semua pertanyaan kamu. Tentang apapun yang kamu pikirin sejak tadi. Tapi cuma kalau kamu mau turun dan gabung di sini."

Seketika, suasana jadi hening. Hanya suara gemericik air kolam dan desir angin pagi yang terdengar samar. Alexa memandangi tangan El yang terulur ke arahnya, lalu memejamkan mata sejenak. Bukan hanya soal keberanian untuk turun ke kolam. Tapi juga soal kepercayaan.

Pada akhirnya... apakah ia cukup percaya pada El untuk mengalahkan rasa takutnya?

Dan perlahan, Alexa membuka mata, memandang tangan itu sekali lagi.

Hening masih melingkupi sekeliling mereka, namun suara hatinya mulai bergemuruh. Napas Alexa sedikit tersengal saat ia mulai menggerakkan tubuhnya. Langkah pertamanya pelan, ragu, tapi pasti. Ia berdiri, meski lututnya sempat terasa lemas, dan berjalan perlahan mendekati tepi kolam, tempat El masih menatapnya dengan sabar.

Air kolam tampak berkilau diterpa cahaya matahari pagi, menyilaukan namun sekaligus menakutkan. Sesampainya di tepi, Alexa meneguk ludah pahit. Ia menarik napas dalam-dalam, lalu dengan hati-hati, ia terduduk di tepi kolam. Jemari tangannya mencengkeram sisi beton, seolah butuh sesuatu untuk menguatkannya.

Perlahan, ia menurunkan kakinya ke dalam air. Sentuhan dingin air kolam menyentak syarafnya, tapi ia menahannya. Tak boleh mundur. Tidak sekarang.

El mengangguk lembut dari dalam kolam, sorot matanya penuh keyakinan dan dorongan. "Kamu bisa, Alexa," ucapnya pendek, penuh makna.

Alexa mengatupkan matanya sejenak. Satu tarikan napas panjang pun ia ambil, mencoba menenggelamkan semua kecemasan yang masih menyisa dalam dadanya. Saat ia membuka matanya kembali, pandangannya tertuju pada El yang kini telah lebih dekat. Dalam diam, Alexa mengulurkan tangannya, ragu-ragu, lalu akhirnya menggenggam bahu El—bahu kokoh yang selama ini selalu ia andalkan.

I'm Alexa [End-Tahap Revisi]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora