Zahira merasa tubuhnya menegang. "Apa yang terjadi?"
Alexa terdiam sejenak. "Gue datang buat ngasih lo pesan. Lo harus memastikan Kirana mendapatkan balasan atas apa yang telah dia lakukan pada Reesha."
Alexa menatap Zahira dengan sorot mata yang dalam. "Dan satu hal lagi, Zahira. Jangan terlalu percaya pada orang lain, sekalipun itu orang terdekat lo," ucapnya dengan nada serius.
Zahira menelan ludah, merasa ada sesuatu yang lebih besar tersembunyi di balik kata-kata Alexa. "Kenapa lo bilang gitu?"
"Karena gue udah ngalamin sendiri," Alexa menjawab singkat. "Dan satu hal yang harus lo tahu, tubuh ini... sepenuhnya bakal jadi milik lo. Tubuh Zahira yang asli udah dimakamkan. Nggak ada jalan buat lo kembali."
Darah Zahira seakan berhenti mengalir. Ia menatap Alexa dengan penuh kebingungan. "Jadi... ini tubuh gue sekarang? Sepenuhnya?"
Alexa mengangguk pelan. "Iya. Gue udah nggak punya tempat lagi."
Zahira terdiam sesaat sebelum akhirnya bertanya, "Kalau gitu, kenapa nggak lo aja yang menyelesaikan semua ini? Kenapa gue?"
Alexa menarik napas dalam, lalu menghembuskannya dengan berat. "Rasa bersalah gue untuk Reesha udah terlalu dalam, Zahira. Gue nggak sanggup lagi. Itu sebabnya gue milih untuk menyerah dan lo yang harus menggantikan gue."
Kata-kata itu menggema di benak Zahira. Ada begitu banyak pertanyaan yang ingin ia ajukan, tapi sebelum ia sempat berbicara, Alexa mulai memudar, meninggalkannya dalam kegelapan yang pekat.
Tiba-tiba, kegelapan yang menyelimuti pikirannya mulai luntur. Perlahan, Zahira membuka mata, menyadari bahwa dirinya masih berada di ruang terapi. Cahaya lampu yang hangat menyinari ruangan, dan suasana tenang seakan menenangkan kegelisahan yang baru saja ia rasakan.
Dengan napas yang masih tersendat, Zahira—atau sekarang, yang dikenal sebagai Alexa—merasa campuran kebingungan dan malu. Ia menggerakkan tubuhnya perlahan, mencoba menyatukan kembali fragmen-fragmen realitas yang sempat terpecah dalam mimpi anehnya. Di depannya, Dokter Melissa masih duduk dengan senyum lembut, matanya penuh pengertian.
"Maafkan saya, Dok," ujar Alexa dengan suara lirih, menundukkan pandangannya. "Saya merasa nggak enak... kayaknya saya terlalu kecapean dan mimpi barusan cukup membuat saya kebingungan sejenak."
Dokter Melissa hanya tersenyum dan mengangguk, menunjukkan bahwa ia memahami kondisi tersebut tanpa perlu sepatah kata pun lagi untuk menghakimi. "Tidak apa-apa, Alexa. Kadang-kadang, pikiran kita membawa kita ke tempat-tempat yang tak terduga," jawabnya dengan nada lembut yang menenangkan.
Perkataan itu perlahan mengikis rasa cemas dalam diri Alexa. Dengan sedikit keberanian yang tersisa, ia mencoba kembali fokus pada sesi terapi. Dokter Melissa pun melanjutkan pertemuan mereka, membawa kembali pembicaraan ke topik-topik yang telah dipersiapkan—teknik pernapasan, identifikasi pikiran negatif, dan cara mengelola emosi yang muncul pasca trauma.
Semakin lama, kehadiran dan dukungan Dokter Melissa membuat Alexa merasa lebih aman dan tenang. Meskipun mimpi barusan yang baru ia alami masih menggantung di benaknya. Saat sesi terapi berlangsung, setiap teknik yang dipraktikkan, setiap kata penguatan yang diberikan, menjadi pijakan kecil menuju pemulihan.
Akhirnya, ketika pertemuan mendekati akhirnya, Dokter Melissa menyimpulkan sesi tersebut dengan memberikan pesan penyemangat, "Ingatlah, setiap langkah kecil menuju pemahaman adalah kemenangan. Jangan terlalu keras pada diri sendiri, dan percayalah bahwa proses ini akan membawa kamu ke tempat yang lebih baik."
Alexa mengangguk pelan, mengucap syukur atas keberadaan sosok yang begitu penuh pengertian itu. Dengan hati yang sedikit lebih ringan, ia meninggalkan ruang terapi hari itu, membawa serta secercah harapan bahwa, meskipun jalan penyembuhan tidak selalu mudah, setiap momen—bahkan yang penuh dengan keanehan—adalah bagian penting dari perjalanan menuju kedamaian batin.
YOU ARE READING
I'm Alexa [End-Tahap Revisi]
Teen Fiction⚠️ BIASAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA ⚠️ - - Belum sampai diambang pintu kantin Alexa kembali berhenti, lalu melepaskan pecahan beling yang menancap pada sepatunya tanpa rasa ngilu. Setelah itu ia melepaskan sepatunya, terlihatlah kaos kaki putihnya y...
Part 47 - Unexpected information
Start from the beginning
![I'm Alexa [End-Tahap Revisi]](https://img.wattpad.com/cover/376930039-64-k717476.jpg)