Part 16 - Mission

Start from the beginning
                                        

"Lo udah bikin laporan wawancaranya?" Tanya El kembali pada Hilles.

"Belum, rencananya gue mau gabungin sama laporan wawancara dari sekolah lain," jawabnya menerangkan.

"Oke, yang lain?" 

"Gue nemu informasi kalo ketua Iron Wings tahu banyak tentang koneksi jaringan narkoba antar sekolah," ucap seseorang dengan rambut berwarna cokelat gelap sedikit berantakan dan kacamata bulat berbingkai hitam yang bertengger manis di hidungnya, dia adalah Riendra.

Alex mengangkat sebelah alisnya, "Lo yakin Ndra?" Tanya Alex yang tengah terduduk di kursi tidak jauh dari El.

"Yakin," ucapnya pasti.

"Itu bisa jadi kesempatan bagus buat kita El," ucap Rava yang bersender di pintu.

El terdiam sebentar, "Lo tahu dia dimana?"

"Gue gak tahu pasti markasnya dimana. Tapi malam ini akan ada midnight run exclusive, dia pasti datang." Riendra menunjukkan screenshot grup chat yang sedang membahas tentang acara tersebut.

Midnight run exclusive adalah balapan liar yang dilakukan tengah malam untuk menghindari polisi atau keramaian lalu lintas. Lintasan yang mereka gunakan biasanya jalan raya sepi atau jalan tol yang kosong. Namun karena kali ini acaranya exclusive, sudah dipastikan lintasannya pasti di sirkuit dan hanya didatangi beberapa orang saja yang terpilih.

"Kita pergi," ucap El lalu meninggalkan ruangan.

Semua orang menghela napas pelan. Riendra menatap punggung El yang menghilang di balik pintu ruangan. Dia tahu, jika El sudah membuat keputusan, tidak ada yang bisa mengubahnya. Sementara itu, Alex, Bian, dan Rava saling bertukar pandang, mencoba membaca strategi yang ada di kepala El.

"Rava, lo siapin kendaraan. Kita harus sampe sebelum acara mulai," ucap Alex, sembari bangkit dari kursinya. Nada suaranya tegas, menunjukkan bahwa dia sudah terbiasa menjalankan misi seperti ini.

Rava mengangguk singkat, lalu berjalan keluar untuk mengurus logistik yang diperlukan. Di sisi lain, Bian menyusul El dengan langkah cepat, sementara Riendra tetap duduk sambil menatap layar komputernya. Dia mengetik sesuatu dengan cepat, mungkin mengakses informasi tambahan tentang acara tersebut.

"Lo yakin kita nggak bakal ketahuan?" tanya Alex sambil melirik Riendra yang masih sibuk di depan komputer.

Riendra mengangkat bahu santai. "Midnight run ini semi-underground. Keamanan mereka pasti longgar karena acara ini lebih fokus buat pamer kekuatan dan koneksi. Lagian, kalau ketahuan sekalipun, kita kan cuma ikut nonton."

Alex mendengus pelan. "Lo bilang gampang banget, padahal mereka punya koneksi kuat. Kalau sampe tahu kita dari Black Obscura, kita bakal jadi target utama."

Riendra hanya tersenyum simpul. "Makanya kita nggak boleh ketahuan, kan?"

Sementara itu, El berjalan menuju ruangan lain yaitu lounge room. Lounge room itu tampak seperti keluar dari masa depan—gelap, elegan, dan sunyi. Dinding hitamnya dihiasi garis-garis abstrak samar yang menyerupai retakan halus, sementara cahaya LED di langit-langit membentuk persegi panjang sempurna, memancarkan aura dingin.

Sebuah sofa besar berwarna senada membentang di tengah ruangan, menghadap TV layar datar yang seolah membeku dalam kesenyapan. Di sudut, lampu gantung menjatuhkan cahaya temaram, seperti pengawas diam yang tahu lebih banyak daripada siapapun di ruangan itu. Ini bukan sekadar ruang tamu; ini adalah tempat rahasia, di mana cerita terpendam dan pertemuan rahasia terjadi dalam keheningan.

 Ini bukan sekadar ruang tamu; ini adalah tempat rahasia, di mana cerita terpendam dan pertemuan rahasia terjadi dalam keheningan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bian menghampirinya dengan langkah pelan, membawa sebuah amplop cokelat. "Gue nemu sesuatu yang mungkin bisa berguna buat malam ini."

El menerima amplop itu tanpa banyak bicara. Dia membuka isinya dan menemukan beberapa foto serta dokumen yang mencurigakan. Salah satunya adalah foto ketua Iron Wings, pria bertubuh tinggi dengan rambut pirang yang dicat sebagian, sedang berbicara dengan seseorang di sebuah klub malam.

"Ini baru aja gue dapet dari orang dalam kita di Iron Wings. Katanya, dia lagi negosiasi sama pihak luar soal distribusi baru," jelas Bian sambil menunjuk salah satu foto.

"Kapan dia masuk?" Tanya El penasaran dengan informasi yang baru saja Bian berikan.

"Kemarin, Satya berhasil masuk komunitas mereka karena skill hacking-nya. Dia jadi operator cadangan di sistem komunikasi mereka," jawab Bian. "Makanya kita dapet info secepat ini."

El mengangguk kecil, ekspresinya tetap datar. "Suruh Satya terus pantau. Kalau dia dapat akses lebih dalam, kabarin gue langsung."

"Akan gue pastikan," ucap Bian.

El mengamati foto itu dengan seksama, lalu memasukkan kembali ke dalam amplop. "Kalau dia muncul di acara malam ini, kita harus pastikan nggak cuma dapet informasi. Gue mau bukti nyata."

"Ngerti," jawab Bian singkat.

Tak lama kemudian, Rava kembali dengan laporan singkat. "Mobil udah siap. Kita bisa jalan kapan aja."

El mengangguk pelan, lalu berkata dengan suara tenang namun tegas, "Kita tunggu sampai nanti malam. Gue nggak mau kita gerak tanpa rencana matang. Pastikan semua orang siap di posisi masing-masing."

TBC

Aku mau kasih target vote yaa, kalo vote nya bisa sampai 100 sebelum hari Minggu, aku update lebih cepet!

Aku kasih spoiler buat chapter selanjutnya deh, akan ada adegan kejar-kejaran antara Alexa dan El. Hayo bisa tebak?

Salah satunya nunjukkin skill Alexa...
Apa ya? Ada yg tahu?

See you

I'm Alexa [End-Tahap Revisi]Where stories live. Discover now