⚠️ BIASAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA ⚠️
-
-
Belum sampai diambang pintu kantin Alexa kembali berhenti, lalu melepaskan pecahan beling yang menancap pada sepatunya tanpa rasa ngilu. Setelah itu ia melepaskan sepatunya, terlihatlah kaos kaki putihnya y...
Tentu saja mereka tidak melakukannya seorang diri, mereka memiliki backingan atas semua tindakan yang mereka lakukan. Salah satunya adalah Carel. Carel adalah salah satu orang yang paling penting atas berdirinya ObscuraNetwork, relasi dan pengetahuan nya yang sudah diatas rata-rata bahkan mencapai kancah internasional sudah tidak perlu dipertanyakan lagi.
Alex, Bian, dan Rava memarkirkan motornya tepat di sebelah motor lain yang sudah terparkir rapi, disusul dengan El yang keluar dari mobil.
"Kayanya mereka udah pada dateng," ucap Alex melihat beberapa motor yang sudah berjejer.
El mengangguk lalu berjalan menuju salah satu pintu besi dengan tulisan Obscura Network. Terlihatlah sebuah ruangan modern dengan desain futuristik, yang digunakan sebagai pusat operasi atau ruang pelatihan teknologi. Ruangan ini dilengkapi dengan beberapa meja kerja unik dan ergonomis, masing-masing memiliki komputer dengan monitor layar datar. Penataan meja membentuk formasi yang rapi, memungkinkan setiap workstation digunakan secara individual.
Di bagian depan ruangan, terdapat layar besar yang terdiri dari beberapa panel monitor yang tersusun bersama untuk menampilkan tampilan visual yang lebih luas. Pencahayaan ruangan didominasi oleh lampu LED biru yang dipasang di langit-langit, memberikan kesan modern, berteknologi tinggi, dan estetis.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
(Gambar Ilustrasi, anggap saja tulisannya Obscura Network)
Kedatangan El, Alex, Bian, dan Rava membuat semua orang yang berada di ruangan menatap mereka. Ruangan yang diisi dengan kurang lebih lima belas orang ini tampak begitu tegang dan mencekam.
"Jelasin," ucap El pendek dengan nada datar. Masih dengan posisi berdiri dan melipat tangannya di depan dada.
Seseorang maju dengan wajah babak belur, "Tadi gue habis selesai wawancara beberapa pihak Sekolah Harapan Bumi (SHB). Tapi pas gue mau balik ke markas, gue dihadang sama beberapa murid disana, dan mereka interogasi gue. Mereka nanya-nanya gue, ada kepentingan apa gue kesana? Dan kenapa gue wawancara orang-orang disana. Apalagi gue nanya-nanya tentang kasus narkoba mereka yang udah lama ditutup. Mereka gak terima gue buka lagi topik tentang itu, karena menurut mereka itu merusak citra dan sekolah mereka." Orang itu menatap El untuk melihat reaksinya, namun seperti biasa. Tidak ada reaksi atau emosi apa pun yang ditunjukkan Bos nya itu.
"Mereka tahu lo anggota Black Obscura?" Tanya El.
Orang itu menggeleng cepat, "Gue gak mungkin ungkapin identitas gue."
El mengangguk puas, "Untuk selanjutnya lakuin tugas lo dengan lebih hati-hati, jangan terlalu mencolok."
Orang itu mengangguk. "Ini berlaku untuk semua anggota, bukan hanya Hilles," ucap El menatap Hilles yang babak belur dan semua anggotanya.