Selama di perjalanan Alexa tidak berhenti mengoceh, berteriak, bahkan mengumpat saat El nyaris menyerempet pengendara lain.
"Anjir El pelan-pelan wooy! Gue belum nikah!" Teriak Alexa mengeratkan pelukannya.
"BANGSAT! Awas di depan! Lo mau mati huh?!" Teriak Alexa panik saat melihat lampu merah namun tidak ada tanda-tanda El akan memelankan laju motornya. El malah semakin menarik gas nya melewati lampu merah. Banyak pengendara yang membunyikan klakson dan mengumpat karena kelakuan El.
Tepat sebelum gerbang ditutup, motor El melesat membuat orang-orang terkejut. Siswa yang melihat kedatangan El bersama seorang perempuan langsung bergunjing membahasnya, bertanya siapakah perempuan beruntung yang dibonceng oleh El.
Karena pasalnya selama ia bersekolah, mereka belum pernah melihat El membonceng atau bahkan dekat dengan perempuan mana pun.
El melepas helm nya lalu turun dari motornya, matanya menatap bingung pada Alexa yang masih tidak bergeming.
Tentu saja Alexa masih shock dengan bagaimana cara El mengendarai motornya. Walaupun Alexa sering balapan liar, tapi jika dirinya lah yang dibonceng, jelas beda rasa nya.
El melepas helm Alexa, senyum samar terbit di bibirnya. Ia mengungkung Alexa dengan tangan yang bertumpu pada jok motornya. "Kenapa? Kaget?"
Alexa mendengus sebal lalu memutar bola matanya, "Lo kalo mau mati jangan ajak ajak gue!"
El menaikkan sebelah alisnya mukanya mendekat pada Alexa, membuat Alexa menahan dada El, "Lo sendiri kan yang nyuruh gue ngebut," ucapnya tersenyum miring.
Alexa benar-benar dibuat panas dingin dengan kelakuan El, jantungnya berdetak lebih cepat, ia yakin sekarang mukanya sudah memerah.
El yang melihat reaksi Alexa mengulum senyumnya, "Napas Alexa," ucap El lalu meniup muka Alexa lantas pergi meninggalkannya.
Alexa mengerjapkan matanya, menghembuskan nafasnya perlahan. "Sial!" Gumamnya.
"ELARD BANGSAT! AWAS LO YA!" Teriak Alexa kesal dengan dada kembang kempis lalu turun dari motor El.
Semua kejadian itu tak lepas dari penghuni sekolah, bahkan sudah banyak siswi yang berteriak histeris karena perlakuan El pada Alexa. Bahkan Brandon yang daritadi berada di parkiran pun mengepalkan tangannya kuat.
Tak tahan dengan emosinya, Brandon melangkah lebar menyusul Alexa. "Alexa!"
Alexa yang merasa dipanggil, ia menghentikan langkahnya. Alisnya terangkat melihat sosok yang memanggilnya. "Apa?"
"Ada hubungan apa lo sama Elard?"
Alexa tersenyum miring mendengar pertanyaan lucu dari mantan tunangannya itu, "Bukan urusan lo."
Alexa kembali berbalik, namun saat ingin melangkah tangannya di cekal. "Oh jadi ini alesan lo putusin pertunangan kita? Karena cowok itu?" ucap Brandon datar.
Alexa memiringkan kepalanya, menatap Brandon dengan tatapan rendah. "Lo jadi cowok emang gak tahu malu banget ya? Yang pertama punya cewek lain siapa? YA LO BANGSAT!"
"Bisa-bisanya udah tunangan terus pacaran sama cewek lain, dimana otak lo? Giliran udah gue putusin malah playing victim! BANCI!" ucap Alexa jijik.
Brandon semakin emosi mendengar jawaban Alexa, ia mencengkram cekalannya kuat membuat Alexa meringis. "Harusnya lo mikir dan berkaca kenapa gue bisa pacaran sama Kirana. Itu karena gue gak nyaman sama lo, gue gak nyaman sama semua kelakuan lo yang kaya jalang-"
BUGH
Belum sempat Brandon menyelesaikan ucapannya, sebuah pukulan keras melayang tepat di wajahnya membuat ia tersungkur.
"Kak Brandon!" teriak Kirana terkejut apalagi saat melihat darah keluar dari hidung nya.
"El," gumam Alexa melihat El yang sudah ada di hadapannya.
Brandon yang tersadar akan siapa yang memukulnya ia pun menatap tajam ke arah El, " Berani - beraninya lo mukul gue anjing!"
Emosi Brandon semakin tersulut. Ia bangkit untuk balas memukul El, namun gerakannya kalah cepat. El sudah lebih dulu memelintir tangannya lalu menendang kedua lututnya bergantian, sehingga kali ini posisi Brandon seperti tengah bertekuk lutut membelakanginya. Tidak ada sedikitpun emosi yang ditunjukkan El, hanya tatapan tajam dan muka dinginnya yang terpampang.
"El udah cukup!" teriak Alexa panik.
Orang-orang semakin ramai berdatangan mengerumuni mereka, namun tidak ada tanda-tanda perkelahiannya akan segera usai. El kembali meninju wajah Brandon dengan keras, gue udah tahan dari lama buat gak ngabisin lo batinnya. Bahkan teman - teman Brandon juga sedang mencoba untuk mengehentikan perkelahian mereka.
Alexa memeluk tubuh El dari belakang, "Udah El udah, cukup."
Anehnya pelukan Alexa benar-benar mampu menghentikan gerakan El. Matanya masih menatap tajam ke arah Brandon, "Ingat baik-baik. Mulai sekarang, Alexa adalah tunangan gue. Siapapun yang berani nyentuh dia, habis ditangan gue. Termasuk lo," ucapnya tajam membuat siapapun yang mendengarnya bergidik ngeri.
El melepaskan pelukan Alexa lalu membalikkan tubuhnya hingga ia bisa menatap mata Alexa. Ia membuka jaketnya lalu mengikatnya di pinggang Alexa. Tangannya dengan cekatan meraih tas Alexa setelah itu ia mengangkat tubuh Alexa seperti karung beras.
"El lepasin! Lo kira gue barang apa?" Teriak Alexa memberontak.
Sedangkan orang-orang menatap shock dengan semua kejadian yang baru saja terjadi.
__________🌸🌸🌸🌸🌸__________
YOU ARE READING
I'm Alexa [End-Tahap Revisi]
Teen Fiction⚠️ BIASAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA ⚠️ - - Belum sampai diambang pintu kantin Alexa kembali berhenti, lalu melepaskan pecahan beling yang menancap pada sepatunya tanpa rasa ngilu. Setelah itu ia melepaskan sepatunya, terlihatlah kaos kaki putihnya y...
PART 7 - Playing Victim
Start from the beginning
![I'm Alexa [End-Tahap Revisi]](https://img.wattpad.com/cover/376930039-64-k717476.jpg)