Anka and a novel entitled Psychopath 11

1.4K 165 3
                                    

Felix membawa Dava kembali kemansion miliknya,dia meletakkan Dava kekasur dengan hati hati takut jika tubuh Dava yang lemah ini akan patah.

Felix mengobati luka pada dada Dava yang darahnya masih belum mengering ,dia tidak mau dokter ataupun orang lain yang menyentuh Dava seincipun karena hal itu membuat hatinya panas ingin membunuh orang yang sudah menyentuh Babynya.

"Sudah baby ."

Felix mengusap pelan surai rambut Dava yang lembut itu ,"Karena kau tidak menuruti daddy , daddy akan memberikan mu hukuman."

Felix mengambil sesuatu pada laci meja yang sudah dia persiapkan terlebih dahulu,sebuah jarum suntik dengan cairan berwarna kuning didalamnya.

"Jika kau tidak nakal mungkin daddy tidak akan menghukum mu ,tapi kau membuat daddy kecewa baby."

Felix menyuntikkan jarum itu pada kaki Dava ,"Dengan ini kau tidak akan bisa berjalan untuk selamanya."Felix terkekeh pelan dan mengecup hidung Dava,senang jika Dava benar benar tidak bisa berjalan.

Anka yang baru saja sadar tidak dapat menahan rasa sakit di kakinya , rasanya seperti tertimpa besi Berton-ton.

"Arggg ! Sakit.."teriak Dava dengan keras ,Ari mata juga mengalir membuat pipinya basah.

Felix tersenyum senang karena melihat reaksi Dava seperti itu,"Mulai bekerja."pikirnya ,dia memegang tangan Dava yang terus menerus memukul dada dan kakinya.

"Sebentar sayang ,dan ini tidak akan sakit ,hanya sebentar ."ucapnya mencoba menenangkan Dava .

"Sa-kit le-pas!"Dava merontaman dirinya agar tidak bisa dipegang oleh Felix.

"Tidak sayang ini tidak sakit sebentar lagi pasti baby akan sembuh."Felix mengusap pelan air mata Dava yang berjatuhan.

"Hukumanmu karena tidak mendegarkan ku."Felix tidak menyesal karena dengan seperti ini maka Dava tidak akan pernah pergi kemana mana kecuali bersama dirinya, karena Dava pasti tidak mungkin bisa berjalan.

"Kaki gua rasanya mau kebelah dua ! Mau putus! Rasanya kayak potong potong!"Anka meringis menahan rasa sakit yang ada pada kakinya , sepertinya cairan itu membuat saraf di kaki Dava tidak akan berfungsi ,mungkin akan lumpuh untuk selamanya.

Lama kelamaan rasa sakitnya berkurang dan Anka merasa jika kaki Dava tidak bisa bergerak seperti mati rasa.

"Kenapa berat! Berat... Nggak bisa gerak.. daddy.."rengek Dava yang membuat Felix bertambah tersenyum senang.

"Kau akan terbiasa , setelah ini kita akan pergi keluar negeri dan kita akan hidup berdua baby."Felix sudah merencanakan dia akan tinggal bersama Dava berdua  ditempat yang tidak akan bisa ditemukan oleh siapapun.

"Nggak mau...!"Dava memukul dada bidang milik Felix ,tapi sepertinya tidak akan berguna karena Felix tidak merasa sakit akibat pukulan Kevin dari Dava.

Felix menangkap tangan Dava ,"Harus mau sayang jika tidak bukan hanya kakimu yang tidak bisa berjalan ,tapi juga seluruh tubuhmu  tidak akan bisa bergerak."tekan Felix pada Dava.

"Sabar tuan , sedikit lagi ."ucap Cio menenangkan Anka.

Anka hanya bisa mendelik ,mau berucap juga malas ,biarlah , sebentar lagi misinya akan selesai.

"Daddy tidak suka jika kau mengabaikan daddy."Felix mencengkeram rahang Dava .

"Nggak mau ... Mau bisa jalan...."

"Tidak bisa sayang ,itu adalah hukumanmu."

"Sialan! "Maki Anka.

* * *

Max menghubungi Felix tapi Felix tidak pernah mengangkat telepon darinya.

"Sialan! Apa dia benar benar menipuku!"marahnya.

"Mas bagaimana ini ,jika Dava tidak mati maka semua harta keluarga Desmont akan diwariskan oleh Dava !"

"Diamlah Diana! Dari tadi kau terus saja berbicara! Aku juga memikirkan caranya !"Bentak Max .

Diana berdecak ,"Jika bukan karena dia mai memberikan setengah harta Desmond maka tidak pernah aku turuti! Dasar kakek tua! Udah mau mati saja masih belagu! "Batin Diana mendumel kesal.

Max sungguh emosi jika Felix masih saja belum membunuh Dava .

Sebenarnya Max ingin membunuh Dava dari lama ,dia tahu mengenai Quiin yang mewarisi seluruh harta keluarga Desmont yang jumlahnya  bahkan tidak bisa dihitung itu pada anak bungsu dari Dirga.

Dia kira keluarga Desmond akan mewarisi kekayaan itu pada Dirga secara Dirga anak tunggal dari dirinya dan Quinn tidak menyangka jika warisan itu harus diturunkan lagi pada cucunya yang paling bungsu.

Max sudah menunggu lama momen ini ,dia menunggu dari cucu yang pertama Damien dan kedua Devano tapi warisan itu tidak pernah diturunkan , hingga Dava lahir barulah Quiin membuat warisan jika seluruh kekayaan keluarga Desmond jatuh pada Dava putra bungsu dari Dirga dan Fiona.

Ingatlah Max menikahi Quiin karena menginginkan harta ,dia bahkan rela Melikan apapun agar bisa dijodohkan dengan Quiin , niatnya berhasil tapi tidak berhasil mendapatkan tujuan utamanya.

Max tidak mau membunuh Dava dengan terang-terangan ,dia tahu jika dia tidak sekuat  Quiin ,dia mencari orang  yang bisa membunuh Dava dan Quiin nantinya ,tak sengaja dia melihat jika Felix sangatlah terobsesi dengan Dava karena dia melihat jika Felix pernah melukai Dava dengan terang-terangan saat tidak menuruti keinginannya .

Dia mencari cara agar Dirga terkecoh ,dan menggunakan Diana sebagai umpan agar rencananya membuat rumah tangga Dirga dan Fiona hancur.

Benar saja , rencananya berhasil ,dia langsung menyuruh Felix untuk membunuh Dava ,dan Felix tentu saja bertindak cepat.

Tak menyangka jika Felix melakukan hal yang sebaliknya ,itu menjadi kesempatan Felix agar mudah mendapatkan Dava tanpa bersusah payah karena kurangnya penjagaan Dirga yang ketat pada Dava akibat permasalahannya dengan Fiona.

Dan anak yang dikandung oleh Diana juga merupakan anaknya  sendiri ,dia hanya menyuruh Diana mengaku bayi itu sebagai hasil dari Dirga dan Diana agar keadaan semakin mendukung karena Diana merupakan teman SMA dari Fiona sendiri.

Prang...

Max membuang handphonenya kelantai hingga handphone itu pecah .

"Kurang ajar! Dia bahkan tidak mengangkat panggilan ku! Apa dia memang tidak mau Dava!"

"Salahmu mu mas! Andai saja kau memilih orang lain maka ini tidak akan terjadi ! Si nenek tua itu juga akan terbunuh !"

"Kenapa kau menyalahkanku! "

"Kebenarannya memang seperti itu! Mau mengelak apa lagi! "

"Kau mau mati!"Max menodongkan pistol ke arah  Diana membuat Diana takut.

"Ma-s bukan maksudku seperti itu,aku hanya khawatir jika rencana kita akan gagal dan kita tidak akan bisa mendapatkan apa yang kita mau. Tenang ok ,kau tidak akan membunuhku kan?"Diana mundur selangkah takut jika Max akan bertindak gegabah dan itu bisa membuat nya mati seketika ,"aku masih belum mau mati , karena aku belum mendapatkan Dirga dan membuat Fiona  bercerai dengan Dirga."pikirnya .

Max menurunkan tangannya ,dia tidak ingin gegabah bisa saja nanti jika dia menembak Diana maka bayi Diana juga tidak selamat.

"Kita harus memikirkan cara agar si nenek tua itu mati!"

"Kau benar ,jika dia mati maka kita akan cepat mendapatkan apa yang kita inginkan."

"Benarkah?"

"Quinn?"

Time Traveler ManWhere stories live. Discover now